KABARBURSA.COM - Pergerakan sejumlah saham blue chip di IDX Value30 di Bursa Efek Indonesia sedang mengalami penurunan. Namun, analis melihat saham-saham tersebut memiliki karakteristik blue chip dan valuasi harga murah yang masih menarik untuk dijadikan investasi.
Saham blue chip umumnya merupakan saham dari emiten yang berkinerja bagus dan sudah teruji waktu atau telah beroperasi selama bertahun-tahun. Selain itu, sahamnya juga telah cukup lama tercatat di bursa efek, minimal lima tahun.
Sedangkan IDX Value30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Dan pada perdagangan Selasa, 9 Juli 2024, IDX Value30 mengalami penurunan paling dalam, sebesar 1,15 persen usai menanjak 3,5 persen pada pekan lalu.
Secara year to date (ytd), indeks yang identik dengan saham bervaluasi murah ini masih menjadi salah satu yang paling unggul, degan kenaikan sebesar 2,25 persen.
Pendapat Sejumlah Analis
Terkait hal ini, sejumlah analis memberikan pandangannya masing-masing. Sinta Dwi Untari dari Stocknow.id, mengamati volatilitas yang sempat menerpa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang membuat sejumlah investor lebih selektif memilih aset investasi. Di sini, para investor menaruh minat besar pada kondisi pasar yang berfluktuasi kencang plus pada sahan-saham dengan valuasi yang relatif murah.
Mengapa demikian? ada suatu potensi upside yang lebih besar ketika kondisi pasar kembali stabil. Sentimen ini kemudian mendorong peningkatan saham-saham undervalued yang tergabung dalam IDX Value 30, sehingga memperkuat kinerja indeks.
"Investor perlu waspada terhadap potensi koreksi pasar dan mempertimbangkan strategi diversifikasi untuk mengelola risiko yang mungkin timbul akibat aksi taking profit," kata Sinta.
Lanjutnya, melihat komposisi konstituen IDX Value30, pergerakan harga komoditas global, baik energi maupun barang baku, akan menjadi katalis penting bagi pergerakan indeks. Jadi dapat disimpulkan, prospek di semester II 2024 masih akan positif.
Analis lainnya, Guntur Putra dari Pinnacle Persada Investama, berpandangan bahwa IDX Value30 masih mampu mencetak performa stabil saat menghadapi fluktuasi pasar saat ini. Dia menyebut, preferensi investor terhadap saham-saham dengan valuasi asih relatif murah di tengan volatilitas pasar yang tinggi.
"Namun saran saya, tetap lakukan evaluasi. Yang jadi pertimbangannya adalah siklus pasar yang dapat berubah serta seringkali faktor valuasi tidak selalu bekerja di setiap periode pasar," ucap Guntur.
William Hartanto dari WH-Project juga sepakat, bahwa investor perlu cermat dalam memilah saham-saham yang dinilai memiliki valuasi murah. Alasannya, daya tarik tren dan harga saham tidak hanya ditentukan oleh faktor valuasi semata.
Faktor-faktor tersebut seperti momentum teknikal, sentimen sektoral, serta rilis kinerja keuangan emiten. Karenanya, tidak sedikit saham-saham yang kemudian dinilai undervalued namun harga sahamnya cenderung stagnan atau hanya menanjak terbatas.
"Valuasi itu sendiri sifatnya preferensi masing-masing orang. Saham-saham tersebut jadi pilihan pelaku pasar lebih karena momentumnya yang sedang rebound. Makanya, peminatnya jadi banyak dan momentum itu banyak sekali bentuknya," jelas William.
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni, menyarankan agar investor tetap selektif memilih saham-saham bervaluasi murah, termasuk yang menjadi konstituen IDX Value30. Meski secara indeks potensi IDX Value30 ini masih memimpin dibandingkan performa indeks saham lainnya.
Tidak hanya sentimen internal, sentimen eksternal juga memegang peran penting. Contohnya saja data-data ekonomi, ekspektasi terhadap sikap less hawkish bank sentral, serta kembalinya capital flow. Dengan begitu, risk-apettite investor membaik dan risk tolerance meningkat, sehingga begitu saham-saham large caps tau yang memiliki valuasi murah, cenderung langsung diborong.
Rekomendasi Saham Blue Chip
Para pengamat di atas kemudian menyodorkan beberapa saham blue chip yang menjadi konstituen IDX Value30, yaitu:
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
- PT Elnusa Tbk (ELSA)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- JSMR
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
- PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
- PT Panin Financial Tbk (PNLF)
- PGAS (support Rp 1.515 dan resistance Rp 1.700)
- ADRO (support Rp 2.890 dan resistance di Rp 3.100)
- ASII
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Diketahui, saham BBTN dan PGAS adalah saham-saham yang menjadi penghuni Indeks LQ45. Biasanya, saham di indeks LQ45 adalah saham blue chip. Kemudian, pertimbangkan taking profit pada PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.