KABARBURSA.COM - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru saja merilis laporan mengenai realisasi investasi untuk kuartal II dan semester I tahun 2024. Dari April hingga Juni, serta sepanjang enam bulan pertama tahun ini, angka investasi menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.
Pada hari Senin, 29 Juli 2024, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa nilai investasi pada kuartal II-2024 mencapai Rp 428,4 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 6,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) dan melonjak 22,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dari total tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp 217,3 triliun atau sekitar 50,7 persen. PMA menunjukkan kenaikan sebesar 6,3 persen qtq dan 16,6 persen yoy.
Bahlil Lahadalia menyatakan, “Di tengah kondisi ekonomi global yang masih rapuh, dengan 95 negara mengalami kesulitan finansial dan menjadi pasien IMF, kami bersyukur bahwa kepercayaan internasional terhadap negara kita tetap solid sebagai salah satu tujuan investasi utama.”
Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi sebesar Rp 211,1 triliun atau 49,3 persen dari total investasi, dengan pertumbuhan 7,1 persen qtq dan 29,1 persen yoy.
Kinerja Semester I
Sepanjang paruh pertama tahun 2024, total realisasi investasi tercatat mencapai Rp 829,9 triliun, meningkat 22,3 persen dibandingkan tahun lalu. Angka ini mencakup 67 persen dari target Rencana Strategis (Renstra) 2024 yang sebesar Rp 1.239,3 triliun. Selain itu, angka ini juga mencapai 50,3 persen dari target yang ditetapkan oleh Presiden, yaitu Rp 1.650 triliun, sebagai bagian dari upaya mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, jelas Bahlil.
Selama semester I-2024, nilai PMA mencapai Rp 421,7 triliun atau 50,8 persen dari total investasi, dengan pertumbuhan 16,1 persen yoy. Sementara itu, PMDN mencapai Rp 408,2 triliun atau 49,2 persen dari total investasi, dengan lonjakan 29,4 persen yoy.
Bahlil mengingatkan bahwa perjalanan panjang dalam mengurus investasi ini telah memasuki tahun terakhir masa jabatan presiden saat ini. “Ini adalah pengumuman kuartal II terakhir kami. Selanjutnya, pemimpin baru di Kementerian Investasi akan melanjutkan tugas ini,” ungkapnya.
Survei Bank Indonesia
Bank Indonesia mengamati bahwa perkembangan Penanaman Modal Asing (PII) Indonesia pada triwulan I tahun 2024 tetap solid, mendukung ketahanan eksternal negara. Rasio PII terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan tersebut tercatat sebesar 18,4 persen, sedikit menurun dari 19,0 persen pada triwulan IV tahun 2023.
Lebih jauh, struktur kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen berjangka panjang, dengan proporsi mencapai 93,6 persen, terutama dalam bentuk investasi langsung.
Memasuki masa mendatang, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia. Institusi ini berkomitmen untuk memperkuat respons melalui bauran kebijakan yang sinergis dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkokoh ketahanan sektor eksternal.
Selain itu, Bank Indonesia juga akan secara cermat memantau potensi risiko yang terkait dengan kewajiban neto PII terhadap perekonomian. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.