KABARBURSA.COM - Pada awal Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan catatan positif. Selama perdagangan, IHSG terus bergerak di zona hijau.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 0,97 persen ke level 7.325,98 pada penutupan perdagangan Kamis 1 Agustus 2024 kemarin.
Volume perdagangan saham di BEI pada Kamis tercatat mencapai 12,89 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,42 triliun.
Dari 787 saham yang diperdagangkan, 296 saham mengalami kenaikan, 262 saham turun, sementara 229 saham stagnan.
Investor asing kembali aktif dengan net buy sebesar Rp 879,17 miliar di seluruh pasar. Akumulasi net buy asing selama sepekan mencapai Rp 1,217 triliun.
Saham-saham big cap menjadi fokus utama, dengan sejumlah emiten besar banyak diborong oleh investor asing pada perdagangan awal Agustus 2024.
Pada paruh pertama tahun 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan dinamika yang menarik dengan peningkatan signifikan dalam minat beli dari investor asing. Data terbaru mengungkapkan bahwa investor asing memainkan peran penting dalam mendorong kenaikan IHSG, dengan volume net buy yang mengesankan.
Selama periode Januari hingga Juli 2024, investor asing mencatatkan net buy total mencapai Rp 12,8 triliun di pasar saham Indonesia. Pembelian ini berkontribusi besar pada pertumbuhan IHSG, yang berhasil melampaui level psikologis 7.000 pada beberapa kesempatan.
Beberapa saham big cap menjadi fokus utama investor asing. Di antaranya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) adalah yang paling banyak diborong. Investor asing menunjukkan minat yang tinggi terhadap sektor perbankan dan farmasi, dengan BMRI dan BBCA masing-masing mencatat net buy lebih dari Rp 6 triliun sepanjang tahun ini.
Selain itu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga menarik perhatian, terutama karena kinerja positif di sektor industri dan konsumsi. Kedua saham ini tercatat sebagai salah satu yang paling banyak dibeli investor asing.
Tren pembelian asing yang kuat dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, stabilitas politik dan ekonomi Indonesia memberikan keyakinan kepada investor asing. Kedua, kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang mendukung iklim investasi juga berperan penting. Sementara itu, penurunan suku bunga global dan ketidakpastian di pasar internasional mendorong aliran modal masuk ke pasar saham Indonesia.
Melihat data dan tren yang ada, prospek IHSG untuk sisa tahun 2024 terlihat optimis. Namun, tantangan tetap ada. Fluktuasi nilai tukar rupiah dan potensi ketegangan geopolitik global dapat mempengaruhi aliran investasi. Investor asing akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik serta kebijakan moneter dan fiskal untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana.
Kinerja pembelian asing di IHSG selama 2024 menunjukkan minat yang besar terhadap pasar saham Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai faktor positif, diharapkan tren ini akan berlanjut dan memberikan dorongan tambahan bagi pertumbuhan IHSG di sisa tahun ini.
Awal Agustus 2024 menunjukkan momentum positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan kinerja yang mengesankan di pasar saham Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa IHSG berhasil mempertahankan tren penguatan, didorong oleh minat beli yang kuat dari investor domestik dan asing.
Pergerakan IHSG di Awal Bulan
Pada perdagangan awal bulan Agustus, IHSG mencatatkan kenaikan yang signifikan. Pada tanggal 1 Agustus 2024, IHSG ditutup pada level 7.325,98, mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen dari penutupan sebelumnya. Peningkatan ini menggarisbawahi optimisme pasar yang terus berlanjut dari bulan-bulan sebelumnya.
Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Agustus 2024 kemarin mencapai 12,89 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,42 triliun. Aktivitas ini mencerminkan tingginya minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sentimen positif di pasar saham didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, laporan keuangan perusahaan yang solid dan kebijakan pemerintah yang mendukung investasi telah memberikan dorongan tambahan. Kedua, stabilitas ekonomi domestik dan penurunan suku bunga global berperan penting dalam menarik minat investor.
Meskipun IHSG menunjukkan performa yang kuat, beberapa tantangan tetap ada. Ketidakpastian global, fluktuasi nilai tukar rupiah, serta potensi ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi kinerja pasar. Investor harus tetap waspada terhadap perkembangan tersebut sambil memantau kebijakan ekonomi dan fiskal domestik.
Berikut adalah 10 saham dengan net buy terbesar dari investor asing pada Kamis:
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 738,35 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 105,76 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 48,6 miliar
- PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Rp 44,01 miliar
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 39,18 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 36,66 miliar
- PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Rp 35,77 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 30,27 miliar
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp 25,08 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 24,68 miliar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.