Logo
>

Investor Diminta Wait and See, Kenapa?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Investor Diminta Wait and See, Kenapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research memberi perhatian kepada para investor terkait posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). NHKSI Research menyampaikan posisi IHSG saat ini masih terjepit di antara Resistance MA10 / 7800 dan Support MA20 / 7730.

    Karenanya, NHKSI Research meminta para investor untuk bersikap wait and see untuk mengantisipasi gerakan volatile market yang berpotensi terjadi.

    "NHKSI Research harus memberi advise untuk kembali perbanyak sikap wait and see dan menjaga level trailing stop ketat pada portofolio saham Anda demi mengantisipasi gerakan volatile market yang mungkin terjadi," tulis NHKSI Research dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com, Rabu, 25 September 2024.

    NHKSI juga menyoroti sejumlah sektor yang bisa membuka kesempatan trading, terutama sektor pertambangan dan energi bisa terkena sentimen positif terkait stimulus China.

    "Yang mana sesuai dengan karakteristik bursa dalam negeri sendiri (commodity-driven)," tulis NHKSI Research.

    Di sisi lain, NHKSI Research juga mencatat indeks saham global naik ke level tertinggi sepanjang masa dan harga tembaga mencapai level terkuat dalam 10 minggu pada perdagangan hari Selasa, 24 September 2024.

    Hal tersebut terjadi setelah China mengumumkan langkah-langkah stimulus untuk mendukung ekonominya.

    Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatatkan rekor penutupan tertinggi didukung saham-saham pertambangan yang melonjak.

    IHSG Dibuka Melemah

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada di level 7753.810 atau turun 0,32 persen pada perdagangan Rabu, 25 September 2024.

    Dikutip dari RTI Business pukul 09:00 WIB, terdapat 155 saham naik, 46 saham turun, dan sebanyak 189 saham mengalami stagnan.

    Adapun saham-saham yang menguat pada pembukaan perdagangan sesi satu pagi ini. Di antaranya ialah INDX, MPOW, DAYA, KLAS, dan MDKA.

    Berpotensi Menguat, Pasar Bisa Ambil Untung

    Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mengalami penguatan pada pekan ini. Nico sebenarnya cukup menyayangkan merosotnya IHSG pada penutupan pekan kemarin, karena sebetulnya sentimen positif tengah menyelimuti pasar setelah The Fed dan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan.

    “Sangat disayangkan, karena kalau kita perhatikan momennya sebenernya sudah dapat. Apalagi sudah hampir kurun waktu lima minggu terakhir indeks kita itu menguat,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Senin, 23 September 2024.

    Kendati mengalami koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu, Nico masih optimistis jika IHSG bisa kembali menguat pada pekan ini.

    “Kalau kita perhatikan, ini hanya sentimen jangka pendek. Masih ada potensi cukup besar bagi indeks kita untuk bisa mengalami penguatan, khususnya pekan ini,” ujar dia.

    Di sisi lain, Nico melihat penurunan IHSG pada penutupan 20 September 2024 lalu bisa menjadi alasan bagi pasar untuk melakukan aksi ambil untung.

    Dalam hal ini dia memandang saham-saham telah mengalami kenaikan cukup tinggi dan pasar membutuhkan alasan untuk mengalami koreksi.

    “Alasan itu muncul di hari Jumat, 20 September 2024, secara makro ekonomi, baik ekonomi luar maupun ekonomi dalam negeri, masih dalam keadaan baik,” ungkap dia.

    Dia melanjutkan setelah mengalami penguatan dalam lima minggu terakhir, IHSG juga membutuhkan koreksi sehat sebelum melanjutkan ke penguatan.

    Proyeksi Berada di Level 7.915

    Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas melihat penurunan suku bunga baik dari The Fed maupun Bank Indonesia akan berdampak pada IHSG yang berada di level 7.915 hingga akhir 2024.

    Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, mengatakan target IHSG yang diusung pada September 2024 itu mengalami kenaikan jika dibandingkan target sebelumnya, yakni 7.585.

    “Faktor yang bisa membuat IHSG ke level 7915 terakait dengan pemangkasan suku bunga, baik dari The Fed maupun BI,” ujar dia kepada media beberapa waktu lalu.

    Selain pemangkasan suku bunga, Martha melihat kenaikan IHSG tersebut juga ditopang dengan adanya event besar di akhir tahun ini yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

    “Kemudian optimisme kepada pemerintahan baru, lalu di semester II pertumbuhan ekonomi lebih bagus karena ada event besar, Pilkada, dan didukung oleh nilai tukar yang stabil,” tuturnya.

    BI Rate Dipangkas, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan keputusan penurunan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 dalam sasaran 2,5±1 persen.

    “Penurunan BI Rate telah sesuai dengan stabilitas nilai tukar rupiah, perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 18 September 2024.

    BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

    Selain itu, Perry menyebutkan, bahwa BI juga terus memantau peluang untuk menurunkan suku bunga kebijakan dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

    Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga difokuskan pada dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Pelonggaran kebijakan makroprudensial tetap dijalankan guna mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sektor UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

    Kebijakan sistem pembayaran pun diarahkan untuk berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan, khususnya di sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat infrastruktur, struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas penerimaan digitalisasi sistem pembayaran.

    Sementara itu Bank Indonesia juga telah menyusun sejumlah langkah menentukan arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Salah satu strategi yang akan ditempuh adalah penguatan operasi moneter pro-market untuk menjaga aliran masuk modal asing untuk stabilitas nilai tukar rupiah dan efektivitas transmisi kebijakan moneter dengan menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk daya tarik imbal hasil bagi aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik.

    “BI juga akan mengoptimalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI),” kata Perry.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.