KABARBURSA.COM - Investor kripto menjadi panik karena adanya penjualan besar-besaran bitcoin, yang dilakukan oleh pemerintah Jerman melalui Kantor Polisi Kriminal Federal (BKA). Pada Juni 2024, BKA menjual 900 bitcoin senilai USD52 juta atau sekitar Rp845 miliar (dengan kurs Rp16.250). Pekan lalu, tambahan 3.000 bitcoin dijual dengan nilai sekitar USD172 juta atau Rp2,79 triliun.
Pada Senin, 8 Juli 2024, sebanyak 2.739 bitcoin dijual dengan nilai USD155 juta atau Rp2,52 triliun. Total penjualan bitcoin oleh pemerintah Jerman mencapai Rp3,365 triliun. Aksi ini telah mendorong harga bitcoin turun drastis di bawah USD55.000 pada Jumat, 5 Juli 2024, mencatatkan level terendah sejak Februari 2024.
Namun, pasar kripto mulai mengalami rebound. Pada Selasa, 9 Juli 2024 pukul 05:44 WIB, harga bitcoin naik 0,31 persen ke USD56.720,63. Meskipun demikian, dalam sepekan, bitcoin masih mengalami penurunan sebesar 9,78 persen.
Ethereum mengalami kenaikan 2,56 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi turun 11,83 persen dalam sepekan. XRP menguat 2,02 persen harian tetapi melemah 9,41 persen mingguan. Sedangkan Dogecoin mengalami apresiasi 2,31 persen dalam 24 jam terakhir, namun anjlok 12,7 persen dalam tujuh hari terakhir.
CoinDesk Market Index (CMI) yang mengukur kinerja pasar aset digital naik 1,14 persen menjadi 2.227,26, sementara open interest terapresiasi 0,04 persen mencapai USD51,66 miliar.
Selain penjualan bitcoin oleh Jerman, investor kripto juga prihatin dengan pembayaran miliaran dolar dalam mata uang digital dari bursa bitcoin Mt. Gox yang bangkrut pada 2014. Penjualan besar-besaran ini terjadi ketika dompet yang terkait dengan Mt. Gox menunjukkan aktivitas untuk pertama kalinya dalam sebulan, sementara BKA Jerman memindahkan lebih dari USD75 juta ke bursa kripto.
Menurut analis senior di Metalpha, Lucy Hu, penurunan harga bitcoin disebabkan oleh spekulasi pasar atas penjualan besar-besaran oleh pemerintah Jerman. Mt. Gox dijadwalkan untuk memulai distribusi aset yang dicuri dari klien dalam peretasan 2014, yang dapat menambah tekanan penjualan di pasar bitcoin dan bitcoin cash (BCH).
Dompet Mt. Gox melakukan transaksi uji coba dengan memindahkan bitcoin senilai USD25 ke dompet lainnya, yang mungkin menunjukkan niat untuk menjual dalam skala lebih besar di masa depan. Data dari Arkham juga menunjukkan transfer USD175 juta dalam BTC dari Jerman ke berbagai dompet, termasuk USD75 juta yang dikirim ke pertukaran Kraken dan Coinbase.
CEO Arkham Miguel More, mencatat bahwa transfer ke pertukaran dapat mengindikasikan niat untuk menjual token tersebut. Saat ini, harga bitcoin telah turun di bawah indikator teknis yang signifikan untuk pertama kalinya sejak Oktober, menandakan potensi tren penurunan dalam beberapa bulan ke depan.
Pasar Kripto Memerah
Pasar kripto masih menunjukkan tren penurunan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin kembali jatuh ke level USD56 ribu, membuat Fear & Greed Index, yang mengukur sentimen investor kripto, merosot ke titik terendah sejak Bitcoin diperdagangkan di level USD17 ribu pada awal 2023.
Menurut data dari Coinmarketcap, kapitalisasi pasar kripto global turun 1,17 persen menjadi USD2,07 triliun dalam 24 jam terakhir. Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, mengalami penurunan 1,16 persen dalam periode yang sama. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD56.550 per koin atau setara dengan Rp919 juta (kurs Rp 16.251).
Penurunan serupa dialami oleh Ethereum (ETH) yang terkoreksi tiga persen menjadi USD2.988 per koin. Binance (BNB) juga jatuh 2,4 persen dalam 24 jam terakhir dengan harga saat ini berada di USD501 per koin.
Dikutip dari CoinDesk, keruntuhan pasar kripto ini mendorong Fear & Greed Index turun ke level terendah sejak akhir crypto winter 2022. Penurunan harga Bitcoin yang sempat berada di bawah USD54 ribu menyeret pasar aset digital yang akhirnya membuat Fear & Greed Index merosot ke 29 pada Jumat, 5 Juli 2024. Level ini menunjukkan ketakutan terdalam sejak awal Januari 2023 ketika Bitcoin diperdagangkan sekitar USD17 ribu setelah pasar bearish pada 2022.
Indeks ini memberikan sinyal jual yang bertentangan dengan tren pada Maret lalu ketika indeks mencapai level 90, dekat dengan puncak pasar kripto pada 2024 saat Bitcoin menyentuh level tertinggi sepanjang masa di sekitar USD73.500. Sejak saat itu, BTC dan ETH telah turun 25 persen -30 persen, sementara altcoin utama anjlok sekitar 50 persen dan token yang lebih kecil mengalami kerugian yang lebih besar.
CEO dan salah satu pendiri platform perdagangan derivatif SynFutures, Rachel Lin, mengatakan penurunan harga Bitcoin baru-baru ini disebabkan oleh penjualan Bitcoin yang disita oleh pemerintah Jerman dan AS serta ‘penjualan preemptif’ soal pengembalian dana investor oleh Mt. Gox yang telah ditutup.
Lin mengungkapkan tekanan jual ini tidak akan segera mereda. Menurut data dari platform pelacakan blockchain Arkham Intelligence, pemerintah Jerman masih memegang BTC dari sitaan senilai sekitar USD2,2 miliar, sementara pemerintah AS memiliki lebih dari USD12 miliar, dan aset Mt. Gox mencapai lebih dari USD8 miliar.
“Arah Bitcoin dalam beberapa hari mendatang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan jual dari pengguna Mt. Gox. Pasar memperkirakan mayoritas pengguna Mt. Gox akan menjual token mereka. Namun, kita mungkin melihat peningkatan harga jika penjualan lebih rendah dari yang diantisipasi. Sebaliknya, jika penjualan cukup besar untuk menekan harga lebih rendah, kita mungkin segera melihat level USD50 ribu,” jelas Lin.(*)