Logo
>

IPO Siliwangi Djajakusumah: Saham & Waran Siap Melantai

Melalui IPO ini, perseroan menargetkan total dana maksimal sebesar Rp69,96 miliar. Untuk apa saja dana tersebut?

Ditulis oleh Yunila Wati
IPO Siliwangi Djajakusumah: Saham & Waran Siap Melantai
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia kembali diramaikan dengan rencana penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dari sebuah entitas yang bergerak di sektor kesehatan, yakni PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals. 

Perseroan ini siap melantai di bursa dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 530 juta saham baru, yang mewakili sekitar 20,78 persen dari total modal disetor penuh setelah IPO. 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi ekspansi jangka panjang sekaligus membuka peluang bagi publik untuk ikut memiliki sebagian saham perusahaan rumah sakit yang tengah berkembang pesat ini.

Mengutip dari prospektus, Minggu, 4 Mei 2025, masa penawaran awal atau bookbuilding berlangsung pada 24 hingga 28 April 2025, dengan rentang harga penawaran awal di kisaran Rp100 hingga Rp132 per saham. 

Setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 30 April 2025, penawaran umum akan dibuka pada 5 sampai 8 Mei 2025, diikuti dengan penjatahan saham pada tanggal 8 Mei. 

Distribusi saham dan Waran Seri I dijadwalkan pada 9 Mei 2025, sedangkan pencatatan resmi saham dan waran di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 14 Mei 2025.

Berapa Target IPO dan Untuk Apa?

Melalui IPO ini, perseroan menargetkan total dana maksimal sebesar Rp69,96 miliar, yang diharapkan dapat menunjang berbagai rencana pengembangan usaha dan peningkatan kapasitas layanan rumah sakit. 

Setelah IPO, struktur kepemilikan saham akan mengalami perubahan signifikan. PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals yang sebelumnya menggenggam 100 persen saham, akan terdilusi menjadi sekitar 79,22 persen, sementara masyarakat akan memiliki porsi sebesar 20,78 persen.

Tak hanya itu, perusahaan juga menerbitkan Waran Seri I secara cuma-cuma sebagai insentif menarik bagi investor. Sebanyak 265 juta Waran Seri I, atau sekitar 13,12 persen dari modal disetor penuh saat pernyataan pendaftaran, akan dibagikan kepada para pemegang saham baru. 

Setiap pemegang 2 saham baru akan mendapatkan 1 waran. Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham baru pada harga pelaksanaan antara Rp150 hingga Rp175 per saham, dengan periode pelaksanaan mulai 15 November 2025 hingga 13 Mei 2026.

Waran Seri I ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri karena memungkinkan investor mendapatkan tambahan saham di masa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Jika seluruh waran dilaksanakan, maka dana tambahan yang bisa dikantongi perusahaan bisa mencapai Rp46,375 miliar. 

Setelah pelaksanaan seluruh Waran Seri I, struktur modal perusahaan akan semakin solid, dengan jumlah saham beredar naik menjadi 2,815 miliar lembar saham dan total modal disetor sebesar Rp140,75 miliar. 

Porsi kepemilikan masyarakat pun akan sedikit terdilusi menjadi 18,83 persen, sementara pemegang waran akan memegang sekitar 9,41 persen dari total saham.

Strategi Penggunaan Dana IPO RS Siliwangi Djajakusumah 

PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals tidak sekadar mengincar dana dari pasar modal lewat IPO, tetapi juga telah menyiapkan rencana matang untuk memaksimalkan dana yang diperoleh. 

Total dana hasil dari penawaran umum perdana saham (IPO) ini, setelah dikurangi biaya emisi efek, akan difokuskan pada pengembangan besar-besaran fasilitas dan layanan kesehatan di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. 

Ini menjadi bukti keseriusan Perseroan dalam memperkuat eksistensinya di industri kesehatan nasional, khususnya melalui peningkatan kualitas Rumah Sakit DKH Cibadak.

Sumber: Prospektus
Salah satu langkah utama yang akan dilakukan adalah merenovasi bangunan rumah sakit yang saat ini sudah beroperasi di Jl. Siliwangi No. 139, Cibadak, Sukabumi. Dana sekitar Rp612 juta telah dialokasikan khusus untuk keperluan renovasi ini. 

Proses pelaksanaannya pun akan dilakukan oleh kontraktor independen, yakni PT Wyn Karya Perkasa, yang tidak memiliki afiliasi langsung dengan Perseroan, untuk menjamin transparansi dan kualitas pengerjaan proyek.

Tak berhenti di situ, perusahaan juga berencana membangun gedung baru di area yang sama dengan nilai investasi sekitar Rp40,76 miliar. Gedung ini dirancang untuk menambah kapasitas pelayanan rumah sakit serta mendukung perkembangan fasilitas medis yang lebih modern dan representatif. 

Pembangunan gedung ini juga akan digarap oleh kontraktor yang sama, yaitu PT Wyn Karya Perkasa, dengan target penyelesaian yang selaras dengan jadwal ekspansi rumah sakit secara keseluruhan.

Tak kalah penting, sekitar Rp3,6 miliar dari hasil IPO juga akan digunakan untuk pengadaan peralatan medis, termasuk CT-Scan serta alat medis dan non-medis lainnya yang akan ditempatkan di gedung baru tersebut. 

Pemesanan alat kesehatan ini akan dilakukan melalui Purchase Order (PO) kepada PT D&V International Makmur Gemilang, perusahaan pemasok alat kesehatan yang juga tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan. 

Proses pelunasan akan dilakukan setelah seluruh barang diterima, dengan estimasi pengiriman dan pemasangan selesai pada kuartal IV tahun 2025, bersamaan dengan selesainya pembangunan gedung lima lantai yang direncanakan.

Sisa dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk biaya pemasaran untuk memperkuat branding RS Siliwangi Djajakusumah dan pembayaran ke vendor farmasi dengan mekanisme PO. 

Bagaimana Kinerja Keuangan RS Siliwangi Djajakusumah?

Kinerja keuangan PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals menunjukkan dinamika menarik dalam beberapa tahun terakhir. Meski sempat mengalami tekanan, rumah sakit ini tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, khususnya menjelang penawaran umum perdana saham (IPO). 

Rasio-rasio penting yang dirilis menunjukkan adanya perbaikan dalam struktur keuangan, efisiensi operasional, dan potensi profitabilitas yang terus dibenahi.

Dari sisi pertumbuhan pendapatan, sepanjang tahun 2023 perseroan berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 34,76 persen, membalikkan tren negatif di tahun sebelumnya yang mengalami penurunan 5,75 persen. 

Meskipun hingga Oktober 2024 pertumbuhannya melambat menjadi 15,68 persen, capaian ini tetap dianggap solid mengingat tekanan eksternal di sektor kesehatan serta upaya perusahaan dalam memperkuat pondasi operasional. 

Pertumbuhan laba bruto juga mengikuti tren serupa, tumbuh 39,48 persen di tahun 2023 dan tetap positif di 2024 sebesar 7,75 persen.

Sumber: Prospektus
Namun, tantangan masih terlihat dari sisi laba sebelum pajak dan laba neto. Di tahun 2023, perusahaan masih membukukan penurunan laba sebelum pajak sebesar 53,82 persen, dan kondisi ini memburuk pada 2024 dengan kontraksi hingga 109,83 persen. 

Laba neto pun menyusut 27,59 persen pada 2023 dan kembali turun 59,25 persen pada Oktober 2024. Meski demikian, ini bukan semata pertanda negatif, tetapi lebih menunjukkan adanya investasi operasional yang tinggi dan beban ekspansi awal yang besar, yang lazim terjadi pada fase pertumbuhan sebuah institusi layanan kesehatan.

Di sisi neraca, total aset perusahaan sempat melonjak 87,93 persen pada 2023 dan masih tumbuh meski terkoreksi sebesar 10,50 persen pada 2024. Liabilitas pun sempat melonjak 57,46 persen di 2023 namun kemudian mengalami penurunan 18,21 persen pada tahun berikutnya, yang mengindikasikan adanya pelunasan kewajiban atau restrukturisasi utang. 

Ekuitas mencatat pertumbuhan impresif 152,91 persen di 2023 dan tetap stabil di tahun berikutnya, yang menandakan adanya penguatan struktur modal yang signifikan menjelang IPO.

Rasio usaha pun memberikan gambaran yang cukup sehat. Margin laba bruto terhadap penjualan berada di kisaran 31–33 persen selama tiga tahun terakhir, menunjukkan stabilitas dalam kontrol biaya produksi. 

Rasio laba bersih terhadap penjualan atau net profit margin sempat mencapai 4,91 persen di 2022, turun ke 2,64 persen di 2023, dan kembali ke 1,72 persen per Oktober 2024. Penurunan ini selaras dengan strategi reinvestasi dan peningkatan kapasitas, yang lazim menyebabkan tekanan jangka pendek pada laba bersih.

Dari sisi profitabilitas terhadap aset dan ekuitas, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) mencatat penurunan sejak 2021. ROE misalnya turun dari 19 persen di 2021 ke 8,57 persen di akhir 2023, dan menjadi 1,69 persen pada 2024. 

Namun, ini masih mencerminkan perusahaan yang tetap menghasilkan keuntungan, meskipun sedang dalam fase ekspansi modal yang intensif.

Rasio keuangan menunjukkan arah yang lebih positif. Total liabilitas terhadap total aset sempat tinggi di 2023 pada angka 0,72, namun membaik ke 0,52 di 2024. Ini menandakan perusahaan telah berhasil mengurangi ketergantungan pada utang. 

Rasio lancar (current ratio) juga meningkat dari 0,67 menjadi 0,98, mendekati level ideal yang menandakan likuiditas jangka pendek perusahaan mulai pulih. Posisi kas terhadap liabilitas jangka pendek juga naik menjadi 0,13 dari sebelumnya hanya 0,06, memperkuat posisi kas dalam menghadapi kewajiban jangka pendek.

Interest Coverage Ratio (ICR) dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) juga menunjukkan perbaikan. ICR naik menjadi 3,21 di akhir 2023, lalu berada di level 1,71 per Oktober 2024, sementara DSCR membaik dari 0,37 menjadi 1,05, mengindikasikan kemampuan membayar utang perusahaan semakin baik.

Satu indikator menarik adalah rasio EBITDA terhadap pendapatan yang tetap berada di atas 13 persen dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan efisiensi operasional dan ketahanan arus kas dari kegiatan inti. Ini adalah sinyal kuat bahwa secara operasional, RS Siliwangi Djajakusumah masih berjalan efisien meski margin laba bersih sempat tergerus.

Secara keseluruhan, meskipun beberapa rasio profitabilitas masih dalam tahap pemulihan, struktur keuangan dan operasional RS Siliwangi Djajakusumah menunjukkan arah yang positif. 

Dengan strategi ekspansi yang sedang berlangsung, dukungan dari hasil IPO, dan pembenahan efisiensi internal, perusahaan ini berpotensi tumbuh menjadi pemain kesehatan regional yang solid dalam beberapa tahun ke depan.

Menarik untuk Investor? 

Bagi investor yang mencari prospek jangka menengah hingga panjang, laporan keuangan ini mencerminkan kesiapan manajemen dalam mengelola fase transisi menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.

Langkah strategis IPO ini juga menandakan optimisme PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals terhadap prospek industri kesehatan nasional. 

Dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia, serta meningkatnya minat investor terhadap sektor ini, perusahaan berharap bisa mempercepat ekspansi jaringan rumah sakit dan layanan medis berbasis teknologi modern.

Bagi calon investor, penawaran saham dan waran ini memberikan dua peluang sekaligus: potensi keuntungan dari apresiasi harga saham dan opsi tambahan dari Waran Seri I yang dapat dimanfaatkan untuk mengakumulasi kepemilikan saham di masa depan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79