KABARBURSA.COM – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan komitmennya untuk mengembangkan potensi eklsplorasi geologic hydrogen untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, ketahanan energi adalah sesuatu yang penting bagi ketahanan bangsa. Menurutnya, pencapaian ketahanan energi adalah dengan menjadi produsen energi dan mencari cadangan energi agar terjadi keberlanjutan bisnis.
Hal itu disampaikan Muharram dalam kegiatan Indonesia Internasional Hydrogen Summit 2024. Dalam event bertajuk
“Harnessing Hydrogen & Ammonia: Powering Sustainable Investment Pathway in Indonesia” Muharram menyebut net zero emission adalah sesuatu yang wajib sehingga perlu dilakukan ekslporasi hidrogen.
“Oleh sebab itu, diharapkan kita melakukan langkah-langkah pasti untuk bisa memulai eksplorasi geologic hydrogen atau hidrogen alam di Indonesia,” kata Muharram dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 26 Juni 2024.
Ia menyebut event Indonesia International Hydrogren Summit 2024 sejalan dengan visi dan misi PHE, terutama terkait dengan emission reduction pada 2025-2034. Menurutnya, eksplorasi hidrogen dapat mendukung PHE menjadi perusahaan yang ramah lingkungan karena mendukung energi hijau untuk mendukung transisi iklim nasional.
Pada kesempatan yang sama Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa pihaknya mendorong upaya PHE menjajaki potensi bisnis baru eksplorasi geologic hydrogen untuk mewujudkan energi hijau dan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan.
“Pertamina terus mendorong inovasi pengembangan bisnis energi untuk mendukung transisi energi dan pencapaian target NZE 2060,” kata Fadjar.
Studi Potensi Geologic Hydrogen
Geologic hydrogen adalah istilah lain terkait sumber hidrogen alami yang terkandung di dalam batuan permukaan bumi. Sebelum melakukan eksplorasi hidrogen, dibutuhkan pemahaman terkait dengan geologi batuan dan pengetahuan geologi bawah tanah.
Agar kegiatan eksplorasi dapat terlaksana, PHE menggandeng Universitas Pertamina untuk studi geologi dan geofisika potensi geologic hydrogen di east Sulawesi Ophiolite. Studi ini juga didukung oleh hasil penelitian Pusat Survei Geologi, Badan Geologi.
Eksplorasi hidrogen alam adalah hal baru dalam dunia energi dan memiliki kaitan erat dengan kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas). Beberapa negara yang telah memulai eksplorasi ini antara lain Mali, Amerika Serikat, Australia, Spanyol, Prancis, dan Brazil.
Pertamina Hulu Energi (PHE) mengklaim, memiliki potensi untuk melakukan eksplorasi hidrogren geologis berbekal pengalaman dalam eksplorasi migas. Saat ini PHE telah terdaftar sebagai anggota United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022 dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam strategi dan operasionalnya sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
Dalam mendukung aspek tata kelola (Governance), PHE berkomitmen pada kebijakan Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan penipuan (fraud) dan menjaga perusahaan bebas dari penyuapan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah bersertifikat ISO 37001:2016.
PHE mengembangkan pengelolaan operasi yang bijaksana dan unggul baik di dalam maupun luar negeri secara profesional, dengan tujuan menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan (Environmental Friendly), bertanggung jawab sosial (Socially Responsible), dan memiliki tata kelola yang baik (Good Governance).
Sebagai pemimpin dalam bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya ini diklaim telah sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Tantangan Eksplorasi Hidrogen
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Musri Mawaleda mengungkapkan, pemanfaatan hidrogen akan dimulai pada tahun 2035 dan secara bertahap akan dikembangkan green hydrogen. Pemanfaatan hidrogen akan diaplikasikan di sektor transportasi 54 persen dan industri 46 persen.
“Selain itu potensi hidrogen alami dapat meningkatkan peran (energi bersih terbarukan) EBT dalam (rancangan peraturan pemerintah kebijakan energi nasional) RPP KEN, sehingga diperlukan data potensi yang terukur, apabila hidrogen alami akan diperhitungkan dalam perencanaan energi kedepan termasuk perhitungan dalam RPP KEN,” kata Musri dalam keterangannya.
Menurutnya, pembaruan PP No 79 Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional (KEN) masih dalam proses revisi dan menunggu DPR menyetujui. Selain itu, kebijakan untuk EBT dalam RPP KEN dijelaskan bahwa yang menggantikan penggunaan energi final non listrik harus dihasilkan dari sumber energi terbarukan.
“Jadi dalam RPP KEN, pemanfaatan hidrogen hanya berasal dari natural gas dan energi terbarukan sementara hidrogen alami belum dimasukkan dalam perhitungan,” ujar Musri. (cit/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.