Logo
>

Jalankan Komitmen Berkelanjutan, KLBF Susun Langkah Net Zero Emission

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Jalankan Komitmen Berkelanjutan, KLBF Susun Langkah Net Zero Emission

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tengah menyusun peta jalan menuju net zero emission (NZE) yang merupakan langkah pengurangan emisi karbon. Hal ini juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia mencapai nol emisi karbon pada 2060.

    Jika mengacu pada data Copernicus Climate Change Service (C3S), bumi mencatatkan suhu tertinggi dalam sejarah pada 2024, tepatnya bulan Juli dengan rata-rata suhu global mencapai 17,6 derajat Celcius. Angka ini mencerminkan dampak nyata dari peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK), terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil dalam berbagai sektor industri dan transportasi. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya tren peningkatan emisi yang berakibat pada kerusakan lingkungan.

    Head of Corporate Sustainability Kalbe Farma, Abi Nisaka, mengatakan salah satu risiko yang paling di depan mata akibat dari climate change bagi tingkat perusahaan adalah business interruption. Misalnya lebih sering turun curah hujan dengan intensitas yang tinggi, mengakibatkan lebih banyak bencana banjir.

    "Tentu bagi perusahaan yang memiliki jaringan distribusi, warehousing, pergudangan, kantor cabang, pabrik, manufaktur, itu mesti memikirkan apakah akan aman dari salah satu potensi bencana tersebut,” ujar dia dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 21 November 2024.

    Oleh karena itu, kata Abi, KLBF sedang menyusun kembali, mempertajam risiko sustainability atau risiko keberlanjutan terkait perubahan iklim yang dikembangkan dari risiko perusahaan. "Kalbe juga sedang menyusun environmental roadmap atau peta jalan lingkungan hingga lima tahun ke depan, yang berdiri dari lima inisiatif utama untuk penjagaan lingkungan dan ekosistem,” jelas Abi.

    Salah satu upaya Kalbe Farma dalam mendukung NZE adalah dengan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di PT Kalbe Morinaga Indonesia, Cikampek.

    Proyek ini juga merupakan langkah Kalbe yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang. PLTS Atap di Kalbe Nutritionals Site, Pabrik Cikampek, diawali dengan percobaan pemasangan sekitar 40 KW, lalu di sekitar 1,6 MW. Kemudian terus ditambahkan lagi sekitar 1,2 MW yang diresmikan pada 2 Oktober 2024 lalu.

    Director of PT Kalbe Morinaga Indonesia, Yudha Agus TB, menyebut hal yang perusahaan lakukan itu adalah bagian dari rangkaian langkah nyata berkontribusi untuk net zero emisi nol bersih menuju energi hijau dan bersih.

    "Karena sebenarnya pemborosan atau emisi itu berkaitan erat dengan energi yang kita gunakan, dalam hal ini faktanya energi listrik yang kita gunakan sebenarnya banyak menggunakan sumber dari fosil dengan emisi yang buruk buat lingkungan. Listrik yang kita gunakan itu faktanya 70 persen menggunakan bahan dari fosil, contohnya PLTU, PLTG, atau PLTD," ungkap Yudha.

    IPO Energi Terbarukan Makin Dilirik

    Sebelumnya diberitakan, Partner di Ernst & Young Global Limited (EY) Indonesia, Reuben Tirtawidjaja, mengungkapkan penjualan saham perusahaan perdana kepada publik atau Initial Public Offering (IPO) sektor energi terbarukan menjadi perhatian penting seiring dengan langkah Indonesia menuju NZE pada 2060.

    Beberapa perusahaan EBT yang telah melantai di bursa dalam lima tahun terakhir antara lain PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

    Meskipun jumlah IPO di sektor ini masih terbatas, Reuben menekankan harga saham perusahaan EBT telah meningkat setidaknya 30 persen pada 30 September 2024 dibandingkan harga penawaran perdana mereka. Hal ini, kata Reuben, menunjukkan tingginya minat investor.

    “Mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan antisipasi kebijakan yang menguntungkan dari pemerintahan baru terhadap industri energi terbarukan, diharapkan lebih banyak perusahaan energi terbarukan akan melakukan IPO di tahun-tahun mendatang,” kata Reuben dalam keterangan tertulis, Senin, 14 Oktober 2024.

    EY Asean IPO Leader, Chan Yew Kiang, memprediksi aktivitas IPO akan meningkat pada kuartal mendatang, terutama didorong oleh pelonggaran suku bunga dan kesiapan perusahaan-perusahaan untuk ekspansi di kawasan Asia. Menurutnya, kekuatan fundamental pasar dan dukungan regulator untuk memanfaatkan pasar modal turut menjadi faktor pendorong.

    “Kami juga memprediksi bahwa akan ada peningkatan minat terhadap pencatatan lintas negara, seiring perusahaan mengejar ekuitas merek di pasar-pasar baru yang mereka eksplorasi,” jelas Chan.

    Chan memperkirakan sisa tahun 2024 akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, dinamika geopolitik, serta hasil Pemilu AS. “Penurunan suku bunga dan inflasi menjadi optimisme tersendiri yang dapat memicu kebangkitan IPO, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pinjaman,” katanya.

    Pasar utama seperti AS, Eropa, dan India diperkirakan akan mendukung pertumbuhan IPO, dengan banyak debut publik yang signifikan, terutama dari perusahaan private equity (PE) serta spin-off dan pemisahan bisnis yang mencari waktu tepat untuk melantai di bursa.

    Sementara itu, EY Global IPO Leader, George Chan, menegaskan investor bersiap menghadapi paruh kedua 2024 yang penuh tantangan. “Saat inflasi dan suku bunga menurun, faktor-faktor lain mulai muncul sebagai prioritas dalam keputusan IPO,” ujar George.

    Dalam situasi yang tidak pasti ini, menurutnya, waktu yang tepat dan narasi yang menarik menjadi kunci sukses bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang IPO.

    Di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian, pasar IPO global pada kuartal III-2024 tetap menunjukkan optimisme. Meskipun volume IPO turun 14 persen secara tahunan menjadi 310 IPO dan pendapatan menurun 35 persen menjadi 24,9 miliar dolar AS, kuartal ini sedikit lebih baik dibanding dua kuartal pertama tahun 2024.

    Di kawasan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan India, hasil IPO justru meningkat 45 persen dibanding tahun lalu. Namun, Indonesia mengalami penurunan dalam tiga kuartal pertama 2024 dengan hanya mencatat 34 IPO dan total pengumpulan dana sebesar USD300 juta, jauh lebih rendah dibandingkan 66 IPO pada periode yang sama tahun sebelumnya yang meraih USD3,3 miliar.

    Selain itu, kinerja IPO Indonesia pada kuartal III2024 juga kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mengumpulkan USD1,4 miliar dan Thailand dengan USD600 juta. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.