KABARBURSA.COM - PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) menetapkan anggaran belanja modal atau capex sebesar Rp60 miliar untuk tahun 2025.
Dana tersebut bakal difokuskan sepenuhnya untuk menambah kapasitas produksi melalui pembelian mesin baru dan modernisasi peralatan yang ada.
“Rencana capex untuk tahun 2025 kita alokasikan sebesar Rp60 miliar, dan semua itu benar-benar untuk menambah kapasitas lewat penambahan mesin-mesin dan juga untuk memodernisasi mesin-mesin kami supaya lebih produktif,” ujar Direktur Akuntansi dan Keuangan Jasuindo, Michael Christian dalam paparan publik perseroan yang digelar secara daring hari ini Kamis, 12 Juni 2025.
Michael mengungkapkan bahwa perusahaan menghadapi sejumlah tantangan pada tahun depan. Secara global, ketidakpastian ekonomi masih menjadi perhatian utama, sementara secara domestik, perlambatan ekonomi menjadi risiko tambahan.
“Satu, karena kondisi ekonomi global yang masih belum tetap. Kemudian yang kedua, tantangannya tentang domestik adalah pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melambat pada tahun 2025 dari sekitar 5 persen menjadi di bawah 5 persen, itu juga menjadi tantangan kami,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jasuindo juga memaparkan rencana ekspansi bisnis ke segmen RFID dan tanda tangan elektronik yang saat ini sedang dalam tahap penjajakan kerja sama dengan perusahaan asal Hongkong. Proyek ini diarahkan untuk memperluas jangkauan ke pasar ekspor.
RFID sendiri adalah singkatan dari Radio Frequency Identification, yaitu teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi dan melacak objek secara otomatis melalui tag (penanda) yang dipasang pada objek tersebut. Sementara dalam konteks usaha JTPE, perusahaan fokus pada Internet of Things atau IoT otomarisasi industri. Ekspansi tersebyt berarti memperluas portofolio produk teknologi tinggi baik pasar domestik atau internasional.
“Untuk ekspansi rencana RFID, itu termasuk dalam plan joint venture kami di mana possibly kami akan melakukan joint venture, marketnya sudah ada, dan produksinya sudah ada, dan itu bisa langsung jalan,” tutur Michael.
Sementara untuk lini tanda tangan digital, Jasuindo menargetkan kontribusi pendapatan sebesar 2 persen hingga 3 persen terhadap total pendapatan perseroan pada tahun ini. “Dengan tanda tangan digital sendiri, kita expect tahun ini untuk menambahkan revenue kisaran 2–3 persen dari revenue, dari dua lini bisnis ini,” katanya.
Lebih lanjut, Michael menegaskan bahwa rencana joint venture di sektor RFID telah berada dalam tahap lanjutan dengan mitra dari Hongkong. “Kami sudah dalam penjajakan ataupun boleh dikatakan sudah ada kepastian untuk melakukan joint venture dengan salah satu perusahaan di Hongkong ya, untuk mengharap sektor ekspor di bidang, di sektor RFID,” katanya.
Adapun terkait pasar domestik, Jasuindo masih melihat potensi pertumbuhan dari segmen layanan pencetakan E-KTP dan paspor. Meskipun belum tersedia angka pasti, perseroan memperkirakan permintaan akan terus tumbuh secara tahunan.
“Melihat dari potensi pertumbuhan setiap tahun, kita bisa memperkirakan perkiraan untuk E-KTP itu bisa tumbuh sekitar 10 persen, sedangkan paspor itu mungkin bisa naik kurang lebih sekitar ya antara 20 sampai 30 persen lah dari total tahun 2024,” ujar dia.
Jasuindo merupakan emiten yang bergerak di bidang pencetakan dokumen sekuriti, termasuk dokumen negara dan komersial. Selain melayani pasar domestik, perusahaan juga aktif mengembangkan pasar ekspor, terutama di Asia dan Eropa.(*)