Logo
>

Juli Diprediksi Puncak DBD, Warga Diimbau segera Vaksinasi

Ditulis oleh Yunila Wati
Juli Diprediksi Puncak DBD, Warga Diimbau segera Vaksinasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, mengingatkan bahwa Juli diperkirakan sebagai puncak kasus DBD. Suhu udara yang tinggi selama kemarau dapat meningkatkan aktivitas gigitan nyamuk.

    Penelitian menunjukkan bahwa ketika suhu mencapai 25 derajat Celsius, nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia setiap lima hari sekali. Namun, saat suhu turun menjadi 20 derajat Celsius, nyamuk tersebut meningkatkan frekuensi menggigit menjadi setiap dua hari sekali. Hal ini meningkatkan potensi kasus DBD, terutama pada Juli dan Agustus.

    Saat ini, kasus DBD di Indonesia mengalami pemendekan siklus, yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Siklus pemunculan DBD yang sebelumnya dalam rentang 10 tahun, kini memendek menjadi tiga tahun atau bahkan lebih singkat. Meskipun demikian, Kemenkes mencatat bahwa pada tahun 2023 dan awal 2024, terjadi penurunan kasus DBD sebesar 35 persen.

    Namun, Imran juga mencatat bahwa kasus kumulatif DBD hingga pekan ke-22 tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 119.709 kasus, melebihi total kasus pada tahun 2023 yang mencapai 114.720 kasus. Meskipun kasus meningkat, jumlah kematian akibat DBD menunjukkan penurunan, dengan 777 kasus kematian pada tahun berjalan dibandingkan dengan 894 kasus pada tahun 2023.

    Imran menekankan pentingnya penanganan segera ketika terdeteksi gejala DBD, dengan segera masuk rumah sakit untuk penanganan intensif. Hal ini dianggap kunci untuk menurunkan tingkat kematian akibat DBD seefisien mungkin.

    Dia juga menyampaikan bahwa kelompok umur 15 hingga 44 tahun merupakan yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir, sementara kelompok umur lima hingga 14 tahun paling rentan terhadap kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir.

    Pada tahun ini, lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi meliputi Bandung, Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sementara lima kabupaten/kota dengan insidensi rate (IR) tertinggi adalah Kendari, Gianyar, Kutai Barat, Klongkong, dan Tomohon.

    Kasus kematian DBD terbanyak tercatat di Bandung, Klaten, Subang, Kendal, dan Jepara, dengan case fatality rate (CFR) tertinggi terdapat di Tidore Kepulauan, Purworejo, Mandailing, Barru, dan Surakarta.

    Vaksinasi Demam Berdarah

    Salah satu cara yang dianjurkan Kementerian Kesehatan untuk meminimalisir kasus DBD adalah dengan vaksinasi. Dikutip dari prodiadigital.com, Vaksinasi DBD dilakukan melalui penyuntikan di lengan atas.

    Terdapat dua pilihan jenis vaksin DBD yang tersedia:

    • Vaksin Dengue QDenga Takeda untuk satu dosis dengan harga Rp950.000,-
    • Vaksin Dengue QDenga Takeda untuk dosis lengkap dengan harga Rp1.750.000,-

    Ada dua jenis vaksin DBD yang telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI di Indonesia: Dengvaxia dan Qdenga. Berikut adalah manfaat dari masing-masing vaksin ini:

    Dengvaxia

    1. Jenis Vaksin: Dengvaxia adalah vaksin tetravalent yang dirancang untuk melawan virus DENV 1-4 yang menyebabkan demam berdarah.

    2. Tingkat Kemanjuran: Secara umum, tingkat kemanjuran vaksin Dengvaxia mencapai sekitar 80 persen.

    3. Manfaat Utama:

    • Efektif dalam melindungi dari infeksi virus dengue, yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti DBD.
    • Membantu mengurangi risiko pasien yang perlu dirawat inap akibat DBD.

    Qdenga

    1. Jenis Vaksin: Qdenga juga merupakan vaksin tetravalent yang melawan virus DENV 1-4.

    2. Tingkat Kemanjuran: Secara umum, tingkat kemanjuran vaksin Qdenga mencapai sekitar 80,2 persen.

    3. Manfaat Utama:

    • Sangat efektif dalam mencegah pasien DBD dirawat inap, dengan tingkat kemanjuran mencapai 95,4 persen.
    • Mampu mengurangi perkembangan penyakit menjadi lebih parah dan kebutuhan perawatan medis yang intens.

    Jika Anda tinggal di daerah yang rawan DBD atau pernah terinfeksi virus dengue, berikut adalah rekomendasi pemberian vaksin DBD berdasarkan jenis vaksin:

    Dengvaxia:

    • Usia yang Direkomendasikan: Anak-anak usia 9-16 tahun.
    • Kriteria: Tinggal di daerah yang rawan DBD dan telah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
    • Total Dosis: 3 dosis vaksin Dengvaxia.
    • Jarak Antara Dosis: 6 bulan antara setiap vaksinasi.

    Qdenga:

    • Usia yang Direkomendasikan: Anak dan dewasa dengan rentang usia 6-45 tahun.
    • Kriteria: Tidak ada spesifikasi mengenai infeksi virus dengue sebelumnya, namun cocok untuk individu yang tinggal di daerah dengan risiko DBD.
    • Total Dosis: 2 dosis vaksin Qdenga.
    • Jarak Antara Dosis: 3 bulan antara setiap vaksinasi.

    Memilih vaksin DBD yang tepat sebaiknya didiskusikan dengan dokter atau petugas kesehatan yang kompeten, terutama berdasarkan kondisi kesehatan dan situasi individu. Keduanya memiliki manfaat yang signifikan dalam melindungi dari penyakit demam berdarah dengue, namun Qdenga menonjol dalam mencegah keparahan penyakit dan kebutuhan perawatan inap.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79