Logo
>

Jurus Hyundai Hadapi Mobil Listrik Murah China

Ditulis oleh Syahrianto
Jurus Hyundai Hadapi Mobil Listrik Murah China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Hyundai Motor Co mengambil langkah cepat untuk menghadapi gempuran mobil listrik (electric vehicle/EV) dari China berharga murah dengan merilis kendaraan dengan model bertenaga baterai ini.

    Model SUV Inster, yang dibanderol dengan harga USD26.775 atau sekitar Rp439,61 juta, dipamerkan di Pameran Mobil Busan Internasional pada Kamis, 27 Juni 2024. Nantinya, kata Hyundai, mobil ini akan mulai dijual di Korea Selatan pertengahan tahun sebelum diekspor ke Eropa, Timur Tengah, dan kemudian wilayah Asia Pasifik.

    Kendaraan kota (city car) berukuran sepanjang 3,8 meter ini dilengkapi dengan peranti lunak bantuan pengendara dan baterai berbasis nikel berkekuatan 42 kwh yang memiliki jarak tempuh 300 km. Sementara harga model dengan jarak tempuh 355 km akan dirilis tahun ini juga.

    "Perusahaan-perusahaan otomotif terkenal mulai merilis kendaraan listrik yang lebih kecil dalam upaya mendorong EV (Electric Vehicle) ke pasar yang lebih luas karena mereka memperkirakan permintaan di segmen itu akan tumbuh," kata Kim Sung-rae, analis dari Hanwha Investment & Securities di Seoul.

    "Pembeli Korea Selatan dan Asia Tenggara ragu dengan EV karena harga yang mahal dan ukuran besarnya," tambah Kim.

    Perusahaan otomotif global, mulai dari Hyundai, Tesla hingga Ford Motor Co sedang mengembangkan EV yang lebih terjangkau karena suku bunga tinggi memberatkan konsumen dan ekspor EV berharga murah tapi berteknologi tinggi oleh China meningkat.

    BYD Co berencana membawa model Seagull yang dijual di China kurang dari USD10 ribu ke Eropa tahun depan. Bahkan setelah tarif dan modifikasi model untuk memenuhi standar Eropa, BYD memperkirakan Seagull bisa dijual kurang dari EUR20 ribu di wilayah itu.

    "Target kami sejak awal adalah membuat kendaraan bagi konsumen di Eropa dengan harga di bawah EUR25 ribu," kata Andreas-Christoph Hoffman, wakil presiden marketing dan produk Hyundai di Eropa, dalam pernyataan tertulis.

    Hyundai menjual lebih dari 635 ribu kendaraan di Eropa tahun lalu. Eropa adalah wilayah ketiga terbesarnya setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

    Meski pertumbuhan di Eropa dan AS memicu pencapaian profit tertinggi bagi perusahaan Korea Selatan ini, penurunan penjualan di China semakin cepat.  Kelompok usaha pembuat mobil terbesar ketiga di dunia ini sekarang hanya memiliki pangsa pasar di bawah 1 persen di China, turun dari 10 persen di puncak kejayaannya pada 2009.

    Sementara China dan Uni Eropa berseteru soal tarif untuk EV buatan China, Renault SA dan Stelllantis NV berhasil mencapai kesepakatan dengan para pesaing China untuk masuk ke pasar kendaraan listrik lebih murah di Eropa. Renault akan mengembangkan sebagian besar model Twingo berharga EUR20 ribu di China.

    Untuk Inster, Hyundai tidak menggunakan basis EV mahal yang dimanfaatkan untuk Ioniq 5 dan Ioniq 6. Perusahaan ini memproduksi Inster sebagai varian listrik dari model mobil kota Casper yang bertenaga bahan bakar fosil.

    Mobil China di Indonesia

    Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam proses izin impor mobil listrik (electric vehicle/EV) dari perusahaan raksasa Tiongkok, Build Your Dreams (BYD), melalui Kementerian Perdagangan. “Kalau buat kita enggak ada masalah,” ujar Zulkifli.

    Senada dengan Zulhas, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, juga menyatakan bahwa impor mobil listrik BYD seharusnya tidak menghadapi hambatan. “Nanti saya cek dahulu, tetapi seharusnya impor-impor seperti itu tidak ada masalah,” jelasnya.

    Diketahui, sejak awal 2024, BYD telah merilis harga tiga jenis mobil yang akan dijual di Indonesia. Namun, hingga kini, mobil-mobil tersebut belum terlihat di jalanan Indonesia, meski sudah banyak peminat yang memesan.

    Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, memberikan tanggapan terkait hal ini, mengungkapkan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi BYD sebelum produknya bisa masuk ke Indonesia, salah satunya adalah penandatanganan persetujuan impor oleh BKPM.

    “Kemarin kalau tidak salah, saya baru menandatangani rekomendasi perizinan untuk impor. Sebelum impor, mereka harus mempresentasikan nilai investasi, kapasitas produksi, dan durasi investasi mereka,” ujar Bahlil.

    Bahlil juga menambahkan bahwa izin impor diberikan berdasarkan progres realisasi investasi BYD. “Sekarang kita kasih dulu kurang lebih sekitar 10 persen atau 20 persen dari total kapasitas produksinya, saya lupa, tetapi saya sudah tanda tangani. Minggu kemarin saya tanda tangani,” jelasnya.

    Pada 2024, BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka dari China, menunjukkan langkah-langkah signifikan dalam ekspansi globalnya. Di Eropa, BYD berencana untuk melipatgandakan pangsa pasarnya di sektor kendaraan listrik (EV) hingga tahun 2025. Langkah ini dimulai dengan penjualan di Norwegia pada tahun 2021 dan berlanjut dengan rencana produksi di pabrik baru di Hungaria, yang akan memulai operasi sebelum tahun 2026. Pabrik ini diharapkan mampu memproduksi hingga 150.000 kendaraan per tahun, dengan potensi untuk meningkatkan output menjadi 300.000 unit​.

    Selain Eropa, BYD juga memperluas kehadirannya di pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Pada Indonesia International Motor Show 2024, BYD memamerkan empat model utama: BYD DOLPHIN, BYD SEAL, BYD ATTO 3, dan MPV mewah DENZA D9. Ini menandai langkah penting sejak BYD secara resmi memasuki pasar mobil penumpang Indonesia pada Januari 2024. Harga yang ditawarkan bervariasi, dengan BYD DOLPHIN premium dijual seharga Rp425 juta, sementara BYD SEAL versi premium mencapai Rp629 juta​​.

    Untuk memperkuat posisinya di Indonesia, BYD juga bekerja sama dengan Mandiri Bank melalui Nota Kesepahaman untuk mempromosikan ekosistem gaya hidup energi baru. Kerja sama ini bertujuan untuk menawarkan solusi pembelian kendaraan listrik yang lebih mudah dan berkontribusi pada visi transportasi hijau​​.

    Ekspansi BYD tidak hanya terbatas pada peningkatan penjualan, tetapi juga mencakup inovasi teknologi. Dengan memperkenalkan model baru yang lebih terjangkau, BYD berupaya mempercepat adopsi kendaraan listrik dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan tujuan utama BYD untuk mengambil alih pangsa pasar dari kendaraan bertenaga bensin dan mendorong adopsi EV di seluruh dunia​​.

    Dengan langkah-langkah strategis ini, BYD menunjukkan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik global, memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pengurangan emisi dan keberlanjutan lingkungan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.