Logo
>

Kabar dari Eropa dan AS Membayangi Pergerakan IHSG Hari ini

Ditulis oleh Syahrianto
Kabar dari Eropa dan AS Membayangi Pergerakan IHSG Hari ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Phintraco Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan dengan menguji support di level 7.400 pada Jumat, 11 Oktober 2024.

    "Secara teknikal, IHSG breaklow support psikologis level 7.500 yang tervalidasi dengan indikator MACD yang menunjukan pergerakan mendatar," tulis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya, Jumat, 11 Oktober 2024.

    Lebih lanjut, sejumlah data eksternal membayangi pergerakan IHSG hari ini. Eropa menantikan rilis data Gross Domestic Product (GDP) Inggris bulan Agustus 2024 yang diperkirakan akan tumbuh menjadi 1,40 persen year on year (yoy) dari level sebelumnya di 1,20 persen yoy pada Juli.

    "Peningkatan GDP tersebut seiring dengan perkiraan perbaikan data Industrial Production dan Manufacturing Production Inggris," lanjut laporan tersebut.

    Industrial Production bulan Agustus diperkirakan akan membaik ke level 0,20 persen yoy dari 1,20 persen yoy di Juli. Selain itu, Manufacturing Production bulan Agustus juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan menjadi 0,10 persen yoy dari level sebelumnya 1,30 persen yoy di Juli.

    Selain itu, sambung riset Phintraco Sekuritas, Amerika Serikat akan merilis data inflasi dari sisi produsen bulan September pada hari ini. Inflasi produsen diperkirakan akan turun ke level 1,50 persen yoy dari 1,70 persen yoy di Agustus.

    Serupa dengan perkiraan perbaikan data inflasi, data Michigan Consumer Sentiment Prel. diproyeksikan mengalami peningkatan ke level 70.80 dari level sebelumnya di 70.10 di Agustus.

    Senada dengan riset Phintraco Sekuritas, Founder Stocknow.id Hendra Wardana memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih akan fluktuatif seiring dengan sejumlah faktor global dan domestik yang memengaruhi pasar.

    "Investor akan mencermati perkembangan rilis data inflasi Amerika Serikat serta harga komoditas dunia, yang dapat memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan indeks. Selain itu, dinamika nilai tukar rupiah dan aliran dana asing juga berpotensi menambah tekanan pada IHSG," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Oktober 2024.

    Dalam kondisi ini, Hendra menuturkan, potensi koreksi lanjutan masih terbuka dengan support berada di kisaran 7.449 dan resistance di 7.592.

    Pasar Saham di Dunia

    Indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).

    Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.

    Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.

    Secara keseluruhan, volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,02 miliar saham yang berpindah tangan. Angka ini sedikit di bawah rata-rata perdagangan selama 20 sesi terakhir, yang berada di kisaran 12,06 miliar saham.

    Kondisi pasar pada hari itu menunjukkan tekanan jual yang cukup besar, dengan saham-saham yang mengalami penurunan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan saham yang mengalami kenaikan.

    Rasio saham yang turun terhadap yang naik di New York Stock Exchange (NYSE) mencapai 1,39 banding 1, mengindikasikan adanya tekanan jual yang lebih kuat. Di NYSE, tercatat 185 saham yang mencapai level tertinggi baru, sementara 55 saham mencatatkan level terendah baru.

    Di Nasdaq, bursa teknologi yang sering kali lebih volatil, situasinya lebih suram. Sebanyak 1.616 saham berhasil naik, namun 2.576 saham mengalami penurunan. Rasio penurunan saham di Nasdaq bahkan lebih besar, yakni 1,59 banding 1, menunjukkan bahwa lebih banyak saham yang berada dalam tekanan jual.

    Meskipun begitu, indeks S&P 500 mencatatkan 22 saham yang mencapai titik tertinggi dalam 52 minggu terakhir, sebuah sinyal bahwa meskipun ada tekanan di pasar, masih ada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan performa kuat. Namun, 2 saham di indeks ini juga mencatat level terendah baru.

    Di Nasdaq Composite, 60 saham berhasil mencapai level tertinggi baru, sementara 163 saham mengalami penurunan ke level terendah baru dalam 52 minggu terakhir, menambah gambaran yang cukup bervariasi tentang kondisi pasar saat ini.

    Di samping itu, pasar Asia-Pasifik ditutup lebih tinggi pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, mengikuti kenaikan di Wall Street yang melihat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencapai rekor baru ketika investor mengabaikan kekhawatiran geopolitik.

    Dikutip dari CNBC International, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup naik 0,43 persen pada 8.223 poin. Kospi Korea Selatan naik 0,34 persen untuk ditutup pada 2.603,25, sementara Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,22 persen menjadi 776,52.

    Nikkei 225 Jepang naik 0,26 persen untuk ditutup pada 39.380,89, sementara Topix yang lebih luas naik 0,2 persen untuk ditutup pada 2.712,67. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.