Logo
>

Kasus Kebakaran Mobil Listrik Meningkat, KNKT Sarankan Pakai BMS

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Kasus Kebakaran Mobil Listrik Meningkat, KNKT Sarankan Pakai BMS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kasus kebakaran mobil listrik di beberapa negara terus meningkat. Menanggapi itu, Senior Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menyarankan agar baterai mobil listrik yang dijual di Indonesia menggunakan battery management system (BMS).

    “Kendaraan listrik harus ada BMS. Jadi misal ada satu cell yang malfunction akan diputus dan tidak mendapat aliran listrik,” kata Ahmad Wildan kepada Kabar Bursa, beberapa waktu lalu.

    BMS atau Battery Management System adalah sistem yang mengelola berbagai fungsi dari baterai kendaraan listrik untuk memastikan bahwa baterai tersebut beroperasi dalam kondisi optimal.

    BMS tidak hanya mengawasi tetapi juga mengendalikan berbagai parameter penting dalam baterai, seperti tegangan, arus, suhu, dan status pengisian daya. Dengan kata lain, BMS adalah otak yang mengendalikan kesehatan dan performa baterai mobil listrik.

    Wildan menuturkan, fungsi utama BMS adalah mengelola energi yang disimpan dalam baterai. Ini termasuk mengontrol pengisian dan pengosongan daya agar baterai tidak mengalami overcharging (pengisian berlebihan) atau deep discharging (pengosongan daya berlebihan).

    Overcharging dapat menyebabkan kerusakan permanen pada baterai, sedangkan deep discharging dapat memperpendek umur baterai. BMS memastikan bahwa baterai beroperasi dalam rentang yang aman dan optimal.

    Di dalam baterai mobil listrik, komponen BMS terus memantau tegangan pada setiap sel baterai untuk memastikan bahwa semua sel berfungsi dengan baik. Ketidakseimbangan tegangan antara sel dapat menyebabkan masalah, termasuk penurunan kapasitas dan potensi kerusakan.

    BMS juga mengawasi arus yang mengalir keluar dan masuk ke dalam baterai, untuk mencegah kondisi seperti short circuit (hubungan pendek) yang dapat berakibat fatal. Komponen ini juga menjaga suhu di dalam baterai agar jangan terlalu panas atau dingin.

    Karena suhu merupakan faktor kritis dalam kinerja dan keamanan baterai. Baterai yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mengalami penurunan efisiensi atau bahkan kegagalan total.

    BMS dilengkapi dengan sensor suhu yang memantau suhu baterai secara real-time. Jika suhu baterai melebihi batas aman, BMS akan mengambil tindakan seperti mengurangi daya atau mematikan pengisian daya hingga suhu kembali normal.

    Jika dilihat dari strukturnya, lanjut Wildan, baterai mobil listrik terdiri dari jutaan sel yang dirangkai bersama untuk menyediakan energi yang cukup. Namun, tidak semua sel dalam baterai memiliki karakteristik yang identik, dan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan selama pengisian dan pengosongan.

    “BMS melakukan penyeimbangan sel dengan mengalirkan daya secara merata ke setiap sel, memastikan semua sel dalam baterai memiliki tegangan yang sama. Ini membantu meningkatkan umur panjang dan efisiensi baterai secara keseluruhan,” ujarnya.

    BMS juga dirancang untuk melindungi baterai dari kondisi yang berpotensi berbahaya seperti over-voltage, under-voltage, over-current, over-temperature dan short circuit.

    Sistem ini dapat mematikan pengisian atau pengosongan daya secara otomatis jika terdeteksi ada risiko yang bisa merusak baterai atau membahayakan kendaraan dan penumpangnya. Ini adalah salah satu fungsi paling penting dari BMS, mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan oleh baterai yang tidak terkendali.

    Selain mencegah, BMS juga mampu memberi tahu dan mendiagnosa status baterai mobil listrik. Data hasil diagnosa menjadi bekal untuk memantau kesehatan baterai secara keseluruhan.

    Diagnosa ini juga diperlukan untuk memprediksi kapan baterai membutuhkan perawatan atau penggantian, dan bahkan membantu dalam pemeliharaan preventif. Informasi ini juga dapat disimpan dan dianalisis untuk meningkatkan desain baterai di masa depan.

    Disarankan Gunakan LFP

    Akademisi Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menilai, saat ini baterai listrik paling aman adalah lithium ferro phosphate (LFP). Baterai ini disebut paling stabil dibandingkan dengan baterai yang berbasis nikel.

    “Meskipun memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, LFP menawarkan keamanan yang lebih baik dan masa pakai yang lebih lama,” kata Yannes kepada Kabar Bursa, beberapa waktu lalu.

    Yannes menilai, perkembangan teknologi baterai densitas tinggi yang menggunakan nikel masih terus berlanjut telah membuat baterai ini jauh lebih aman daripada sebelumnya. Keamanan baterai listrik, kata dia, akan terus meningkat seiring dengan penelitian dan pengembangan yang sedang berlangsung.

    Bahkan riset terkait dengan BMS canggih untuk memantau suhu dan tegangan setiap sel baterai secara real-time juga terus dilakukan dan telah berkembang pesat.

    Tanpa BMS, baterai pada mobil listrik tidak akan dapat beroperasi dengan aman dan efisien. Sistem ini tidak hanya menjaga baterai tetap dalam kondisi optimal, tetapi juga melindungi investasi besar yang telah dikeluarkan untuk baterai itu sendiri. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.