Logo
>

Kelas VIP Dikenakan Tarif PPN, Badai untuk Emiten Rumah Sakit?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Kelas VIP Dikenakan Tarif PPN, Badai untuk Emiten Rumah Sakit?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Jasa kesehatan premium, seperti rumah sakit kelas VIP, berdasarkan PPN 12 persen per 1 Januari 2025 akan dikenakan tarif pajak pertambahan nilai. Menteri Keuangan Sri Mulyani, menegaskan, keputusan kenaikan PPN ini mengutamakan pada prinsip keadilan dan gotong royong.

    Dari prinsip keadilan dan gotong royong ini, kenaikan PPN menyasar pada barang dan jasa mewah, termasuk kelas VIP di rumah sakit.

    "Keadilan adalah di mana kelompok masyarakat yang mampu akan membayarkan pajaknya sesuai dengan kewajiban berdasarkan undang-undang, sementara kelompok masyarakat yang tidak mampu akan dilindungi, bahkan diberikan bantuan," kata Menkeu dalam konferensi persnya di Jakarta, dikutip dari laman Kemenkeu, Rabu, 18 Desember 2024.

    Dari keputusan ini, Head of Research NH Korindo Sekuritas (NHKSI) Liza Suryanata, menyatakan bahwa pengenaan PPN terhadap kelas VIP ini bisa menjadi sentimen negatif bagi emiten rumah sakit.

    "Orang akan membandingkan service rumah sakit premium di Indonesia dengan di luar negeri. Kalau misalkan harganya sama saja, sepertinya orang akan lebih pilih ke luar negeri karena berbagai pertimbangan," kata Liza dalam acara Market Outlook NHKSI di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024.

    Ada beberapa alasan yang mendasari pernyataannya. Pertama, masyarakat Indonesia menganggap pelayanan rumah sakit di luar negeri lebih bagus ketimbang di Indonesia. Liza memberi contoh, pasien hanya perlu menunggu hasil check up selama satu hari saat ia berobat ke luar negeri. Sementara di Indonesia, hasil check up tersebut membutuhkan proses yang lumayan lama, lebih dari satu hari.

    Walau begitu, Liza memandang rumah sakit di Indonesia perlu mengambil pelajaran dari hal ini.

    "Intinya, jika tidak mau ditinggal oleh pasien-pasien lokal, berarti harus berani memberikan pelayanan optimal kepada pasien yang berobat. Ini jelas menjadi suatu tantangan agar layanan kesehatan memperbaiki servicenya seperti yang dilakukan oleh rumah sakit di luar negeri," ujar dia.

    Lalu, bagaimanakah kinerja sejumlah rumah sakit mewah di Indonesia?

    Siloam International Hospital Tbk (SILO)

    PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), jaringan rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia, mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan dan volume operasional, yang mencerminkan kesuksesan dalam menerapkan strategi bisnis dan mengoptimalkan jaringan rumah sakit secara berkelanjutan.

    Pada 9M2024, Pendapatan Bersih Siloam tumbuh 10,8 persen YoY, mencapai Rp7,06 triliun. Kinerja yang meningkat ini didorong oleh kenaikan volume rawat inap dan rawat jalan, serta perbaikan efisiensi operasional di seluruh rumah sakit. Pencapaian pendapatan ini menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi Siloam yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan dukungan keahlian medis yang mumpuni.

    Perusahaan terus fokus pada optimalisasi sumber daya dan pengelolaan biaya yang efisien, yang tercermin dari pertumbuhan Underlying EBITDA sebesar 8,2 persen YoY menjadi Rp2,11 triliun. Selain itu, Underlying Net Profit tercatat naik 10,6 persen YoY menjadi Rp977,8 miliar. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 7 November 2024.

    Hasil finansial ini mencerminkan disiplin perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, sembari memastikan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau di seluruh Indonesia.

    Siloam juga mencatatkan pertumbuhan volume pasien yang signifikan, dengan jumlah pasien rawat inap naik 9,8 persen menjadi 244.976 pasien, dan hari rawat inap bertambah 9 persen menjadi 759.695 hari. Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh 9,7 persen menjadi 3,16 juta kunjungan, menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang tinggi, dengan volume kunjungan tetap stabil di atas 1 juta per kuartal.

    Melalui inovasi program medis yang berkelanjutan, Siloam berhasil mempertahankan tingkat okupansi sebesar 68 persen, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tempat tidur operasional kini mencapai 4.097 tempat tidur. Perusahaan tetap fokus untuk mengoptimalkan cakupan dan kompleksitas layanan medis yang disediakan, terutama pada bidang Kardiologi, Onkologi, Neurologi, Gastroenterologi, dan Ortopedi (CONGO).

    Di samping itu, Siloam berhasil menjaga komposisi pembayaran yang sehat, dengan 81,7 persen dari total pendapatan berasal dari pasien swasta, termasuk pasien Out of Pocket, Korporat, dan Asuransi. Sementara itu, 18,3 persen pendapatan berasal dari kelompok pasien BPJS.

    Siloam tetap berkomitmen untuk melanjutkan strategi ekspansi, dengan target membuka satu hingga dua rumah sakit baru setiap tahunnya. Rumah Sakit Siloam Makassar, misalnya, sedang mempersiapkan penambahan 80 tempat tidur serta berinvestasi pada Linear Accelerator (LINAC) untuk meningkatkan potensi pendapatan. Sementara itu, Rumah Sakit Siloam Surabaya Gubeng fokus pada pasar premium di pusat kota Surabaya, dengan rencana ekspansi kapasitas melalui penambahan 162 tempat tidur. Kedua proyek ini diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2025.

    “Siloam terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan resiliensi sepanjang tahun 2024. Hasil yang kami capai menunjukkan keberhasilan implementasi strategi yang telah dijalankan. Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, sambil mengoptimalkan operasional rumah sakit guna memastikan keberlanjutan finansial. Manajemen akan tetap fokus pada keunggulan operasional, seiring dengan ekspansi layanan dan program medis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang," kata Presiden Direktur Siloam Benny Haryanto.

    PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

    Pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp2,45 triliun, mengalami kenaikan 20 persen dari Rp2,04 triliun pada semester pertama 2023.

    Beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp1,13 triliun dari Rp1,03 triliun, sementara laba kotor tercatat sebesar Rp1,31 triliun, lebih tinggi dibandingkan Rp1,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Beban usaha MIKA naik menjadi Rp562,99 miliar dari Rp455,61 miliar, diikuti oleh kenaikan pendapatan lain-lain menjadi Rp23,18 miliar dari Rp20,19 miliar.

    Beban lain-lain juga mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp445,91 juta dari Rp18,50 juta. Hal ini mendorong laba usaha perusahaan naik menjadi Rp777,91 miliar dari Rp580,66 miliar.

    Pendapatan keuangan turut mengalami pertumbuhan menjadi Rp45,13 miliar dari Rp36,06 miliar, meskipun beban keuangan juga meningkat menjadi Rp8,8 miliar dari Rp6,58 miliar.

    Laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp814,34 miliar, melonjak dari Rp610,14 miliar, dengan beban pajak yang juga meningkat menjadi Rp169,30 miliar dari Rp122,52 miliar.

    Secara keseluruhan, laba bersih tahun berjalan MIKA tercatat sebesar Rp645,04 miliar, lebih tinggi dari Rp487,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Total ekuitas perusahaan tumbuh menjadi Rp6,77 triliun, naik dari Rp6,59 triliun, sementara jumlah liabilitas meningkat menjadi Rp1,28 triliun dari Rp741,05 miliar pada akhir 2023.

    Total aset MIKA pun meningkat menjadi Rp8,05 triliun dari Rp7,34 triliun pada akhir tahun sebelumnya.

    Sementara itu, Kepala Hubungan Investor MIKA Aditya Widjaja mengungkapkan, perusahaan optimistis dapat mencapai pertumbuhan normal di kisaran 12,5 persen-15 persen secara tahunan, dengan margin EBITDA sekitar 35 persen-37 persen.

    “Pada tahun sebelumnya, kinerja MIKA mencatat pertumbuhan tipis. Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan bersih MIKA meningkat 5,33 persen year on year (YoY) menjadi Rp 4,26 triliun, dibandingkan Rp 4,04 triliun di tahun 2022,” jelasnya Rabu 3 April 2024.

    Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan rawat inap sebesar Rp2,87 triliun dan pendapatan rawat jalan sebesar Rp1,39 triliun.

    Menurut Aditya, sebagian besar pertumbuhan tahun lalu disebabkan oleh peningkatan volume pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. Operasional rumah sakit baru juga memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan tersebut.

    “Pada tahun 2023 kami juga membuka 3 rumah sakit baru (RS), dua RS di Januari 2023, Mitra Keluarga Pamulang dan Mitra Keluarga Slawi, serta 1 RS di November 2023 yaitu Mitra Keluarga Grand Wisata, yang turut memberikan kontribusi bagi pendapatan Perseroan,” ungkapnya.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabar Bursa tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.