Logo
>

Kemendag akan Cek Aplikasi 'Temu' dari China

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Kemendag akan Cek Aplikasi 'Temu' dari China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal melakukan pengecekan terhadap aplikasi asal China bernama Temu.  Aplikasi ini dianggap dapat mengancam penjualan produk lokal di Indonesia.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, mengaku pihaknya belum mengetahui tentang Temu, sebab, aplikasi ini belum ada di Indonesia.

    Meski begitu, Jerry memperkirakan aplikasi Temu berpotensi masuk ke Indonesia. Karenanya, ia bakal melakukan pengecekan terhadap aplikasi itu.

    "Jadi soal Temu, saya belum dengar ya, makannya saya akan cek dulu. Tadi dibilang belum ada di Indonesia, tapi mungkin akan ada. Kalau misalkan ada hal-hal yang demikian ya kami akan follow up," ujar dia kepada media di kantornya, Kamis 13 Juni 2024.

    Aplkiasi Temu dianggap bisa mengganggu penjualan produk lokal di Indonesia. Menanggapi hal ini, Jerry menegaskan setiap aplikasi yang ada di Indonesia harus mematuhi peraturan yang ada.

    Dia bilang, jika ada aplikasi yang tidak mau mengikuti aturan di Indonesia, dalam hal ini Kemendag, pihaknya bakal bersikap tegas.

    "Saya simple aja mengacu pada peraturan, selama ada aplikasi atau apapun bentuknya ketika itu tidak mengikuti peraturan Kemendag dalam hal komersial, penjualan, transaksi dan sebagainya, ya tidak boleh," tegasnya.

    Lebih jauh Jerry menyebut media sosial (medsos) tidak boleh melakukan penjualan. Dia lalu mencontohkan TikTok Shop yang beberapa waktu lalu dilarang berjualan.

    Namun begitu, TikTok Shop saat ini sudah bisa melakukan penjualan karena telah menjalin kemitraan dengan Tokopedia.

    "Prinsipnya gini, namanya medsos tidak boleh jualan, itu kami sudah praktikan, langsung kami hentikan kegiatannya karena memang tidak boleh. Tapi ketika dia sudah punya izin mengaplly dengan cara yang seusai dengan prosedur, itu tidak masalah," tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap kekhawatiran terhadap kehadiran aplikasi asal China yang dianggap dapat mengancam penjualan produk lokal di Indonesia. Aplikasi tersebut dikenal dengan nama Temu.

    “Kementerian Koperasi khawatir dengan kehadiran platform Global Cross Border yang langsung, jika aplikasi ini masuk ke Indonesia, dampaknya akan signifikan bagi pelaku UMKM. Namanya Temu dari China,” ungkap Teten Masduki dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 10 Juni 2024.

    Teten juga menjelaskan bahwa saat ini aplikasi China tersebut sudah hadir di 58 negara di dunia. Ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika aplikasi ini masuk ke Indonesia, bisa mengulangi dampak yang terjadi pada pasar Indonesia seperti yang terjadi dengan TikTok Shop beberapa tahun yang lalu.

    “Meskipun kita sudah memiliki aturan di Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) Nomor 31 Tahun 2023 Tentang PPMSE yang melarang penjualan lintas batas produk di bawah USD100, saya tetap khawatir. Kita ingat bahwa TikTok melanggar aturan namun dibiarkan selama dua tahun oleh pemerintah. Sekarang ini saya hanya memberikan peringatan karena kondisi ekonomi UMKM sedang menurun,” tegas Teten.

    “Jika produk UMKM harus bersaing dengan produk dari China yang harganya lebih murah karena produksi dari China, tentu ini akan menjadi beban yang berat,” sambungnya.

    Dalam konteks regulasi penjualan online, pemerintah telah mengatur ulang melalui revisi Permendag 50 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dengan meluncurkan peraturan baru yakni Permendag Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

    Dalam kebijakan tersebut, penjualan barang impor di bawah USD100 atau Rp1,5 juta yang dikirim secara lintas batas dilarang.

    Menkop Was-was

    Kurang dari dua tahun setelah debutnya di Amerika Serikat, Temu, perusahaan e-commerce asal China, telah menarik lebih banyak pelanggan dibandingkan eBay Inc., pelopor e-commerce yang telah eksis hampir tiga dekade. Temu, yang dirumorkan akan memasuki pasar Indonesia, sempat membuat Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, was-was karena kekuatannya yang melebihi TikTok Shop.

    Sebuah survei pada bulan April terhadap 1.000 konsumen menunjukkan bahwa 34 persen responden membeli sesuatu dari Temu setidaknya sebulan sekali, mengungguli eBay yang hanya 29 persen. Namun, Amazon.com Inc tetap menjadi pemimpin dengan lebih dari tiga dari empat responden mengatakan mereka berbelanja di sana setidaknya sebulan sekali, menurut Omnisend, yang melakukan survei tersebut.

    Temu, platform e-commerce dari PDD Holdings Inc, mengiklankan dan memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pelanggan. Temu memesan produk langsung dari China (factory direct) dan biasanya pengiriman memakan waktu seminggu atau lebih. (yog/prm)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.