KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tetap optimis terkait momentum industri manufaktur di Indonesia, meski kondisi ekonomi global masih labil.
Kepercayaan ini didukung oleh capaian Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2023, yang tercatat 51,7 menurut laporan S&P Global. Angka ini mengalami kenaikan 0,2 poin dari posisi Oktober 2023 yang berada pada 51,5.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa PMI Indonesia telah bertahan di zona ekspansi sepanjang tahun 2023, mencatat pencapaian positif ini telah berlanjut selama 27 bulan berturut-turut.
"Ini juga mencerminkan tingginya tingkat kepercayaan diri dari pelaku industri di Tanah Air," kata Agus pada Minggu (3/12/2023).
Pertumbuhan ekspansi ini dipicu oleh peningkatan produksi yang terjadi karena lonjakan pesanan dan kebutuhan tenaga kerja. Permintaan baru yang meningkat memacu aktivitas pembelian oleh perusahaan manufaktur. Secara keseluruhan, para pelaku industri optimis bahwa produksi dalam 12 bulan mendatang akan meningkat, didorong oleh harapan akan pasar yang lebih kuat dan stabilitas harga.
Agus menjelaskan bahwa PMI manufaktur Indonesia mengalami kenaikan karena adanya peningkatan produksi yang lebih cepat dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Kenaikan produksi juga berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, terutama dalam menyambut akhir tahun yang melibatkan persiapan untuk Natal dan Tahun Baru.
Pada November 2023, PMI manufaktur Indonesia berhasil melampaui PMI manufaktur ASEAN (50,0) dan negara-negara ASEAN seperti Thailand (47,6), Malaysia (47,9), Vietnam (47,3), dan Myanmar (48,1). Bahkan, capaiannya juga melebihi PMI negara-negara besar seperti China (50,7), Zona Eropa (43,8), Jerman (42,3), Jepang (48,3), Belanda (44,9), Korea Selatan (50,0), Taiwan (48,3), Inggris (46,7), dan Amerika Serikat (49,4).
Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, menjelaskan bahwa data PMI November 2023 menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus mengalami ekspansi.
"Pesanan baru untuk barang produksi Indonesia kembali meningkat pada November 2023, didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan pertumbuhan basis pelanggan," ujarnya.
Pan menekankan pentingnya memantau tanda-tanda perlambatan meskipun optimisme perusahaan manufaktur terhadap perbaikan kondisi di bulan-bulan mendatang. Dengan kabar baik, pertumbuhan output mengalami percepatan, sebagian besar didorong oleh perbaikan pada jumlah tenaga kerja.
Meskipun tekanan harga semakin intensif, tingkat inflasi biaya input dan harga output masih berada di bawah rata-rata masing-masing, menambahkan nuansa positif pada situasi industri manufaktur Indonesia.