KABARBURSA.COM – Pasar saham global menunjukkan pergerakan campuran pada Selasa, 22 Juli 2025, setelah indeks saham utama Amerika Serikat (AS) kembali mencetak rekor di awal pekan yang dipenuhi laporan keuangan perusahaan besar.
Di Eropa, indeks DAX Jerman turun 0,5 persen ke posisi 24.186,14. Indeks CAC 40 di Paris melemah 0,4 persen ke 7.768,46, sementara FTSE 100 London turun tipis 0,1 persen ke 9.009,34. Kontrak berjangka untuk S&P 500 dan Dow Jones nyaris tak bergerak.
Dari Asia, pasar Jepang kembali dibuka setelah libur nasional dengan sentimen yang labil. Indeks Nikkei 225 sempat menguat, namun berbalik arah dan ditutup turun 0,1 persen ke 39.774,92.
Sentimen pasar terombang-ambing oleh hasil pemilu yang membuat koalisi berkuasa kehilangan mayoritas di majelis tinggi. Meski Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyatakan tetap bertahan, absennya dukungan politik cukup untuk menghambat agenda legislasi pemerintahannya.
Analis menyebut satu-satunya penyelamat bagi Ishiba bisa jadi datang dari kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Namun sejauh ini, belum ada kemajuan berarti untuk menghindari kenaikan tarif yang dijadwalkan berlaku 1 Agustus terhadap ekspor Jepang ke AS.
“Rasa lega itu mungkin hanya sesaat. Posisi Ishiba kini disangga selotip politik dan sejarah tidak berpihak padanya. Tiga pemimpin LDP sebelumnya yang kalah di majelis tinggi tak bertahan lebih dari dua bulan,” ujar Stephen Innes dari SPI Asset Management dalam catatannya, dikutip dari AP di Jakarta, 22 Juli 2025.
Di pasar lain, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,4 persen menjadi 25.082,78. Shanghai Composite menguat 0,6 persen ke 3.581,86. Sebaliknya, Kospi Korea Selatan anjlok 1,3 persen ke 3.169,94 karena kekhawatiran terhadap tenggat 1 Agustus yang bisa membawa tarif 25 persen atas seluruh ekspor Korea ke AS bila negosiasi dengan Presiden Donald Trump gagal.
Di Australia, ASX 200 naik tipis 0,1 persen ke 8.677,20, sementara Sensex India juga menguat 0,1 persen. Namun di Thailand, indeks SET melemah 1,1 persen setelah pemerintah menunjuk Vitai Ratanakorn sebagai calon gubernur bank sentral yang baru. Ia dinilai kurang independen dibandingkan petahana, Sethaput Suthiwartnarueput, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada September.
Di Indonesia, menjelang penutupan perdagangan Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat tertekan. Indeks melemah 0,53 persen ke posisi 7.358,75 setelah sempat dibuka di level 7.440,29. Pergerakan harian mencatat titik tertinggi di 7.457,38 sebelum anjlok ke titik terendah di 7.348,38.
Sementara itu, di Wall Street, indeks S&P 500 naik tipis 0,1 persen dan mencetak rekor baru. Nasdaq juga mencatatkan rekor dengan kenaikan 0,4 persen. Dow Jones sedikit turun di bawah 0,1 persen. Musim laporan keuangan dimulai dengan optimisme setelah Verizon melaporkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari ekspektasi, disertai kenaikan proyeksi setahun penuh. Sahamnya langsung naik 4 persen.
Namun tidak semua kabar baik. Sarepta Therapeutics anjlok 5,4 persen setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS meminta perusahaan menghentikan pengiriman terapi gen Elevidys karena alasan keamanan.
Kabar baik datang dari Cleveland-Cliffs yang mencatatkan lonjakan 12,4 persen, usai melaporkan kerugian kuartal II yang lebih kecil dari prediksi analis. Perusahaan baja ini diuntungkan dari kebijakan tarif Trump yang mendorong produsen mobil untuk menggunakan baja dalam negeri.
Untuk komoditas, harga minyak mentah AS turun 55 sen menjadi USD65,40 per barel. Minyak Brent juga turun 54 sen ke USD68,67 per barel. Dolar AS menguat terhadap yen Jepang dari 147,38 menjadi 147,67. Sementara euro sedikit melemah ke USD1,1690 dari USD1,1696.(*)