KABARBURSA.COM - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menjadi idAAA Stabil dari sebelumnya idAA+ Positif.
Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan implementasi disiplin oleh emiten berkode SMGR terhadap kebijakan keuangan, kinerja emiten sebagai industri strategis pendukung pembangunan negara, posisi pasar yang kuat yang didukung oleh fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik, serta profil keuangan yang konservatif.
Sejalan dengan kenaikan peringkat Perusahaan, Pefindo juga menaikkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II, serta Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri B Tahun 2019, dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Seri A dan Seri B Tahun 2022 yang diterbitkan oleh Perusahaan, menjadi idAAA dari sebelumnya idAA+.
SIG dinilai memiliki kemampuan yang kuat dan unggul (superior) untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, kenaikan peringkat SIG ini merefleksikan kondisi keuangan yang sehat dan posisi Perusahaan yang kuat sebagai market leader industri bahan bangunan di Indonesia. Sebagai langkah untuk melanjutkan komitmen menjaga kinerja tetap positif, SIG berfokus pada penguatan kapabilitas dalam penyediaan solusi bahan bangunan inovatif yang ramah lingkungan, peningkatan operational excellence pada aktivitas produksi dan manajemen jaringan distribusi, serta pengelolaan finansial yang baik.
“SIG terus berupaya mengamankan sektor penjualan dan pendapatan dari pasar domestik melalui optimalisasi pengelolaan pasar dan harga, modernisasi ekosistem retail, serta menjaga kepemimpinan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk proyek pembangunan di IKN," kata Vita dalam keterangannya, Selasa, 20 Agustus 2024.
Di tengah situasi industri yang menantang, lanjut Vita, SIG juga menjajaki peluang pertumbuhan baru dengan melakukan pengembangan bisnis dan produk, serta memaksimalkan pasar regional.
Vita Mahreyni menambahkan, untuk mendukung pertumbuhan profitabilitas secara berkelanjutan, SIG mendorong efisiensi melalui optimalisasi operasional. Pengelolaan arus kas dan permodalan yang maksimal juga dilakukan untuk menjaga likuiditas Perusahaan tetap kuat dengan solvabilitas yang baik.
Terbukti, sepanjang semester pertama tahun 2024, SIG mampu menjaga ketahanan keuangan dengan mencatatkan arus kas dari operasi yang positif, sehingga mampu terus menurunkan saldo hutang dan mempertahankan rasio solvabilitas yang sehat.
Pada semester I pula, SIG telah melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahap II tahun 2019, senilai Rp3,36 triliun. Pelunasan obligasi tersebut berujung pada penurunan liabilitas berdampak bunga SIG dan penurunan beban keuangan sehingga mendukung capaian profitabilitas yang positif.
"SIG berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang positif sehingga dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang, sekaligus memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," jelas Vita.
Adapun perjalanan peringkat SIG oleh Pefindo dimulai pada 2017 dengan peringkat idAA+ Stabil, kemudian mengalami penurunan pada 2019 pasca akuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (d.h. PT Holcim Indonesia Tbk) menjadi idAA+ Negatif, dan kembali turun menjadi idAA Stabil pada tahun yang sama.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan nilai interest bearing debt yang signifikan menjadi Rp33,6 Triliun per Juni 2019.
Bisnis Semen SMGR
Diberitakan sebelumnya, SMGR adalah produsen semen terkemuka di Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 50,5 persen hingga tahun 2023. Posisi kedua ditempati oleh Indocement (INTP) dengan pangsa pasar sebesar 26,9 persen, diikuti oleh Conch, Merah Putih (CMNT), dan Singa Merah dengan pangsa pasar masing-masing 6,8 persen, 6,7 persen, dan 2,9 persen.
Selain beroperasi di Indonesia, SMGR juga memiliki pabrik di Vietnam, yaitu Pabrik Quang Ninh, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 2,3 juta ton.
Namun, industri semen saat ini menghadapi tantangan besar. Pasar mengalami kelebihan pasokan yang signifikan, mencapai hampir 50 juta ton per tahun. Kelebihan pasokan ini disebabkan oleh banyaknya pemain baru, terutama dari China, yang meningkatkan kapasitas produksi secara drastis. Sementara itu, permintaan tidak tumbuh secara signifikan, karena sektor properti lesu dan sektor infrastruktur tidak seagresif periode 2014-2017 ketika pembangunan tol Trans Jawa masih aktif.
Proyek IKN yang diharapkan dapat menyerap kelebihan pasokan semen hanya dapat menyerap sekitar 1 juta ton per tahun, yang kurang dari 10 persen dari total kelebihan pasokan.
Diperkirakan, situasi ini akan berlanjut hingga terjadi seleksi alam di industri semen, di mana beberapa perusahaan kecil mungkin akan keluar dari pasar. Dengan berkurangnya jumlah pemain, produksi secara bertahap dapat menurun dan kelebihan pasokan akan teratasi, meskipun proses ini diperkirakan akan memakan waktu cukup lama. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.