KABARBURSA.COM – PT Kedaung Indah Can Tbk bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada Kamis, 26 Juni 2025 mendatang di Surabaya. Informasi tersebut disampaikan manajemen melalui pemberitahuan resmi pada 20 Mei 2025, sebagai bagian dari agenda rutin tahunan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan pasar modal yang berlaku.
Penyelenggaraan rapat tahun ini akan mengikuti ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 15 Tahun 2020 tentang rencana dan penyelenggaraan RUPS perusahaan terbuka. Dalam waktu dekat, agenda lengkap rapat beserta dokumen pendukung akan diumumkan melalui situs Bursa Efek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan laman resmi perseroan.
Hak untuk hadir dalam rapat diberikan kepada dua kelompok pemegang saham. Pertama, mereka yang memiliki saham perseroan yang belum tercatat dalam sistem penitipan kolektif KSEI, asalkan namanya tercatat dalam daftar pemegang saham per tanggal 3 Juni 2025 pukul 16.00 WIB. Kedua, para pemilik saham yang berada dalam penitipan kolektif KSEI, melalui rekening efek pada bank kustodian atau perusahaan efek, juga dengan acuan tanggal dan waktu pencatatan yang sama.
Menariknya, tahun ini Kedaung Indah Can juga membuka kesempatan bagi pemegang saham untuk memberikan kuasa secara elektronik melalui sistem eASY. KSEI yang disediakan oleh KSEI. Langkah ini diambil sebagai bentuk adaptasi digital sekaligus upaya untuk meningkatkan partisipasi pemegang saham, terutama yang tidak bisa hadir secara langsung.
Pihak manajemen juga menegaskan bahwa selama pelaksanaan rapat, protokol kesehatan tetap akan dijalankan. Pembatasan jumlah peserta bisa diberlakukan jika dianggap perlu, sebagai bentuk antisipasi terhadap situasi yang belum sepenuhnya bebas dari risiko kesehatan.
Bagi pemegang saham yang ingin mengusulkan mata acara rapat, manajemen membuka pintu selebar-lebarnya sesuai ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar. Usulan dapat disampaikan langsung kepada direksi dan ditujukan ke sekretariat perusahaan di Jalan Raya Rungkut 15–17, Surabaya.
Sebagai informasi, PT Kedaung Indah Can Tbk merupakan produsen alat masak berbahan enamel dan non-stick enamel yang juga bergerak dalam bidang percetakan logam dan manufaktur kaleng. Perusahaan ini berbasis di Surabaya dan telah lama dikenal sebagai bagian dari industri manufaktur nasional yang melayani pasar domestik maupun ekspor.
Presiden Direktur KICI, Ratna Setyakusuma, dalam laporan tahunannya menyampaikan bahwa fokus perusahaan selama tahun buku 2024 tidak hanya tertuju pada penguatan sisi operasional, tetapi juga pada pengelolaan keuangan yang disiplin.
Stabilitas neraca keuangan menjadi fondasi utama. “Menjaga ketahanan neraca sama pentingnya dengan menjaga pasar," kata Ratna dalam annual reportnya dikutip Selasa, 20 Mei 2025.
Di sisi kas dan setara kas, perusahaan mencatat saldo sebesar Rp5,22 miliar pada akhir 2024, meningkat dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,51 miliar. Saldo ini tersimpan pada beberapa bank, baik dalam mata uang Rupiah maupun Dolar AS, dengan porsi terbesar berada di PT Bank CTBC Indonesia dan PT Bank Central Asia Tbk.
Tidak hanya itu, perusahaan juga memiliki saldo kas yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp993 juta, terdiri dari giro dan deposito berjangka yang dijaminkan untuk dua kebutuhan penting: pinjaman jangka pendek dari Bank CTBC dan jaminan langganan gas kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Pada sisi piutang usaha, perusahaan menunjukkan performa yang cukup solid. Total piutang bruto per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp12,57 miliar, dengan mayoritas berasal dari pelanggan domestik dan pihak berelasi dalam grup Kedawung. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp10,67 miliar masih dalam status belum jatuh tempo dan tidak dikenakan provisi penurunan nilai. Manajemen menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp353 juta, jumlah yang tidak berubah dibanding tahun sebelumnya, dan dinilai cukup memadai oleh manajemen untuk menutup risiko gagal bayar.
“Kami terus memperketat pengawasan terhadap piutang, baik dari segi kualitas pelanggan maupun umur piutang itu sendiri. Ini penting, terutama saat kondisi ekonomi bergerak lambat,” jelas Ratna.
Dari sisi persediaan, perusahaan mencatatkan total nilai sebesar Rp127,6 miliar, dengan proporsi terbesar berasal dari barang jadi dan barang dalam proses. Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan tetap dijaga di angka Rp235 juta, sama seperti tahun sebelumnya. Seluruh persediaan telah diasuransikan senilai USD5 juta, dan sebagian dijaminkan untuk fasilitas pinjaman jangka pendek senilai Rp23 miliar.
Kondisi aset tetap juga menunjukkan disiplin yang baik. Hingga akhir 2024, nilai buku bersih aset tetap perusahaan tercatat sebesar Rp30,4 miliar, yang terdiri dari bangunan, mesin, perlengkapan kantor, dan kendaraan. Semua aset ini diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa, dan pencurian dengan nilai pertanggungan yang dinilai cukup.
Ratna juga menekankan bahwa aset-aset produktif KICI tidak hanya dicatat dan diasuransikan, tetapi juga dikaji ulang secara berkala dari segi umur manfaat, nilai residu, hingga metode penyusutan.
Ia menambahkan bahwa gedung dan fasilitas produksi milik perseroan berdiri di atas tanah milik PT Kedawung Subur, entitas afiliasi, dengan masa sewa hingga 2029 dan opsi perpanjangan melalui Hak Guna Bangunan.
Dengan posisi keuangan yang relatif sehat, manajemen KICI menyatakan optimisme untuk menjaga kinerja berkelanjutan di tengah persaingan ketat industri kemasan logam dan peralatan dapur enamel. Fokus mereka ke depan akan tetap pada efisiensi operasional, penguatan struktur modal, dan peningkatan kualitas produk.
Lalu bagaimana kinerja keuangannya ?
KICI mencatatkan kinerja keuangan yang masih penuh tantangan pada kuartal pertama 2025. Data fundamental terbaru menunjukkan bahwa perusahaan ini belum berhasil membalikkan tren negatif dari beberapa tahun terakhir, meski ada beberapa sinyal positif dari sisi likuiditas dan valuasi.
Pada periode terakhir, KICI melaporkan laba per saham atau EPS yang masih negatif, yakni sekitar minus 28,93 pada basis trailing twelve months (TTM), serta laba per saham annualised sebesar minus 26,25. Pendapatan per saham tetap di angka 280,47, menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menghasilkan revenue, namun profitabilitas belum optimal.
Dilihat dari valuasi, rasio harga terhadap laba (PE ratio) KICI masih negatif, yaitu minus 3,97 untuk TTM dan minus 4,38 untuk annualised. Hal ini menandakan bahwa perusahaan mengalami kerugian bersih yang signifikan sehingga tidak dapat menghitung rasio PE yang wajar. Sebagai pembanding, median PE ratio IHSG pada periode sama tercatat sebesar 8,10, yang menunjukkan rata-rata perusahaan di pasar modal sedang dalam kondisi profitabilitas positif.
Dari sisi valuasi lainnya, KICI memiliki price to sales ratio sebesar 0,41 dan price to book value di angka 0,31. Angka ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan relatif murah jika dibandingkan dengan nilai buku dan penjualan yang dihasilkan. Rasio ini dapat menarik bagi investor yang mencari saham dengan valuasi rendah di tengah tekanan profitabilitas.
Namun, kondisi likuiditas perusahaan cukup terjaga dengan current ratio sebesar 4,08 dan debt to equity ratio hanya 0,21, yang menunjukkan posisi keuangan yang sehat dan tingkat utang yang rendah. Sementara itu, margin laba bersih perusahaan masih negatif di minus 8,23 persen dan margin operasi minus 7,79 persen, menandakan tantangan besar dalam mengelola biaya dan operasional.
Dari sisi arus kas, free cash flow per saham berada di angka minus 66,00, memperlihatkan tekanan pada kas bebas perusahaan. Hal ini turut tercermin pada free cash flow kuartal pertama sebesar minus 4 miliar rupiah.
Investor yang berharap pada dividen harus bersabar, karena hingga saat ini KICI belum membagikan dividen dan tidak memiliki payout ratio maupun yield yang dapat diandalkan. Perusahaan masih fokus pada upaya pemulihan kinerja dan stabilisasi keuangan.
Melihat semua aspek tersebut, KICI saat ini lebih tergolong sebagai saham dengan valuasi murah, namun dengan fundamental yang masih menghadapi tekanan signifikan. Saham ini berpotensi menarik bagi investor dengan profil risiko tinggi yang mencari peluang value investing dengan ekspektasi jangka panjang, namun kurang ideal bagi mereka yang mengutamakan dividen dan profitabilitas stabil dalam jangka pendek.
Dengan skor Piotroski F sebesar 3 dan relative strength rating di angka 30 persen, saham ini belum menunjukkan sinyal kekuatan teknikal yang solid. Namun, dengan market cap sekitar 32 miliar rupiah dan posisi saham yang masih jauh dari harga tertinggi 52 minggu, ada ruang untuk pemulihan jika manajemen dapat membalikkan tren kerugian.
Pergerakan Harga Setahun: Unik!
Berdasarkan data seasonality-nya. Data historis KICI menunjukkan karakter unik dalam pergerakan harganya sepanjang tahun.
Pada bulan Januari, secara rata-rata saham KICI cenderung turun sekitar 6 persen. Hal ini tercermin pada beberapa tahun terakhir seperti di 2023 yang turun 4,37 persen, dan 2024 turun lebih tajam sampai 11,85 persen. Namun, di tahun 2025 Januari mengalami penurunan lebih ringan yaitu 4,58 persen. Tren negatif di awal tahun ini bisa menjadi sinyal bagi investor untuk berhati-hati.
Bulan Februari justru sering menjadi momen rebound yang kuat. Rata-rata naik 14 persen, dan di 2024 lonjakan terjadi sangat signifikan hingga 76 persen, sementara di 2023 naik tipis 6 persen. Namun, di 2025 justru ada koreksi besar sampai minus 8,8 persen, sehingga bulan ini memang cenderung sangat fluktuatif tergantung tahun dan kondisi pasar.
Maret dan April relatif cenderung stabil dengan peluang naik kecil dan koreksi ringan. Di Maret, beberapa tahun menunjukkan penurunan seperti 2024 sebesar 30 persen, dan 2023 sebesar 3,78 persen. Sementara April lebih bervariasi, seperti tahun 2024 naik 7,43 persen tapi 2022 turun 10,6 persen.
Mei menjadi bulan yang cukup menjanjikan, dengan rata-rata tren naik sekitar 2 persen, dan tahun 2025 mencatat kenaikan 1,77 persen. Namun, tahun-tahun sebelumnya seperti 2022 dan 2024 mencatat penurunan yang cukup dalam hingga minus 28 persen dan minus 16 persen. Jadi Mei memang bisa menjadi bulan penuh risiko sekaligus peluang.
Memasuki Juni dan Juli, pola umumnya turun dengan peluang naik hanya 25 persen atau kurang. Juni 2024 misalnya turun 8,27 persen, dan Juli 2024 turun 4,1 persen. Begitu juga di 2023 dan 2022 yang cenderung negatif, menandakan kuartal dua dan tiga awal menjadi periode sulit bagi KICI.
Agustus dan September menunjukkan sinyal positif dengan peluang naik tinggi sampai 75 persen. Tahun 2024 di September tercatat naik sampai 26 persen, dan rata-rata bulan ini selalu menunjukan tren positif. Agustus juga cukup baik meski tahun 2023 turun 7,5 persen, namun secara umum masih banyak tahun yang mencatat kenaikan.
Oktober dan November juga cukup variatif, dengan peluang naik antara 25 sampai 75 persen. November 2021 bahkan mencatat kenaikan luar biasa sebesar 42 persen. Namun Oktober dan November 2024 dan 2023 lebih banyak koreksi.
Desember kembali menjadi bulan yang penuh tekanan dengan rata-rata turun 6 persen dan peluang naik hanya 25 persen. Tahun 2021 bahkan turun 17 persen, menunjukkan akhir tahun yang kurang menguntungkan bagi saham ini.
Jika dilihat dari data kumulatif per tahun, 2021 menjadi tahun terbaik dengan kenaikan tahunan sampai 44 persen, menandakan kondisi fundamental dan sentimen pasar yang kuat. Sebaliknya, 2022 dan 2023 merupakan tahun berat dengan koreksi hingga minus 28 persen dan minus 34 persen secara tahunan. Tahun 2024 cukup fluktuatif dengan total penurunan tipis sekitar minus 0,76 persen, sementara 2025 hingga Mei menunjukkan tren negatif sekitar minus 12 persen.
Memahami pola seasonality ini dapat membantu investor mengatur strategi beli dan jual secara lebih tepat dengan memanfaatkan momentum kenaikan di bulan-bulan potensial serta mengantisipasi risiko di bulan-bulan yang rawan koreksi.(*)