KABARBURSA.COM - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan performa operasional yang mengesankan di awal tahun, terutama dari lini emas.
Perusahaan mencatat lonjakan penjualan emas sebesar 27 persen secara kuartalan, yang turut mendorong pendapatan dari komoditas ini naik signifikan hingga 44 persen. Angka ini mempertegas bahwa emas masih menjadi motor utama kinerja MDKA, terutama di tengah kondisi harga yang masih cukup volatil di pasar global.
Namun, situasi berbeda terjadi pada segmen tembaga. Kenaikan biaya operasional cukup tajam, di mana cash cost tercatat melonjak 69 persen dibanding kuartal sebelumnya. Kendati demikian, MDKA tetap berhasil menjaga kinerja konsolidasinya.
Jika melihat pendapatan MDKA di luar kontribusi dari anak usaha baterainya, MBMA, perusahaan masih mampu membukukan pertumbuhan 29 persen secara kuartalan. Artinya, fondasi utama bisnis tetap kokoh, meski ada tekanan biaya di beberapa lini.
Di sisi pengembangan proyek, MDKA menunjukkan arah yang jelas dan terukur. Untuk proyek Pani Gold, progres konstruksi fasilitas heap leach telah mencapai 49 persen.
Target produksi tetap ditetapkan pada tahun 2026, sesuai dengan jadwal yang telah diumumkan sebelumnya. Ini menjadi sinyal bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan akan memberikan kontribusi penting ke depan.
Sementara itu, proyek Tujuh Bukit Copper juga menjadi salah satu andalan perusahaan. Studi kelayakan pendahuluan (Pre-Feasibility Study) disebut akan segera dirilis, dengan fokus pada pembaruan cadangan dan strategi ekstraksi pirit dengan biaya yang lebih efisien. Langkah ini dinilai strategis untuk menekan biaya operasional dan memperbesar margin ke depan.
Dari sisi keberlanjutan tambang, MDKA juga melakukan penyesuaian pada proyek Tujuh Bukit Gold. Umur operasional tambang kini diperpanjang hingga 2030, memberikan kepastian terhadap keberlangsungan produksi.
Tak hanya itu, perusahaan juga berhasil menekan biaya tambang hingga 23 persen, sebuah capaian efisiensi yang patut diapresiasi di tengah tekanan biaya yang dialami sektor pertambangan global.
Secara keseluruhan, kinerja MDKA sepanjang kuartal pertama menunjukkan bahwa perusahaan tak hanya mampu menjaga momentum, tapi juga konsisten memperkuat fondasi bisnisnya.
Dengan kombinasi pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya, dan progres signifikan di proyek-proyek strategis, saham MDKA mendapat rekomendasi beli dari sejumlah analis, dengan target harga di kisaran Rp2.400 per saham. Bagi investor yang membidik sektor tambang dengan fokus pada diversifikasi emas dan tembaga, MDKA patut dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan utama.
Bangkit dari Tren Turun, Tantang Resistance Kunci
Setelah sempat terseret dalam tekanan selama beberapa bulan terakhir, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menunjukkan pemulihan yang cukup solid.
Sejak berhasil keluar dari level kritis Rp1.600, pergerakan saham ini mulai membentuk pola tren naik yang lebih terstruktur. Kini, MDKA mendekati ujian penting di level resistance teknikal, yakni moving average 200 harian (MA200) yang berada di sekitar Rp1.900.
Jika harga mampu menembus level ini dengan volume perdagangan yang kuat, bukan tak mungkin MDKA akan melaju menuju zona psikologis baru di atas Rp2.000. Target jangka pendek berada di kisaran Rp2.000, sementara target menengah diarahkan ke Rp2.150.
Namun, yang juga perlu dicermati adalah validasi breakout. Tanpa dukungan volume signifikan, sinyal teknikal bisa saja melemah kembali.
Bagi investor yang lebih konservatif, potensi pembentukan pola pullback bisa menjadi peluang. Area Rp1.740 hingga Rp1.800 disebut-sebut sebagai zona akumulasi yang sehat, terutama bagi mereka yang enggan mengejar harga di tengah reli. Level ini menjadi titik masuk alternatif yang menawarkan peluang masuk dengan risiko yang lebih terukur.
Di sisi lain, manajemen risiko tetap menjadi kunci. Batas stop loss idealnya berada di kisaran Rp1.720 sebagai pertahanan pertama, dan Rp1.650 sebagai batas akhir apabila tekanan jual kembali menguat. Mengingat volatilitas pasar yang masih tinggi, kedisiplinan dalam menjaga batas risiko sangat penting untuk menghindari kerugian yang tak perlu.
Secara teknikal, momentum kenaikan MDKA cukup meyakinkan. Indikator MACD mulai bergerak positif dan volume perdagangan juga menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Sinyal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar mulai menunjukkan minat beli yang lebih aktif, terutama setelah saham berhasil keluar dari fase akumulasi.
Meski demikian, tetap perlu dicatat bahwa analisis ini didasarkan pada pembacaan teknikal dan bukan merupakan rekomendasi investasi langsung. Investor tetap disarankan mempertimbangkan kondisi fundamental perusahaan dan dinamika pasar global, termasuk harga komoditas emas dan tembaga yang menjadi core bisnis MDKA.
Jika tren saat ini berlanjut, MDKA berpeluang mengukuhkan posisi sebagai salah satu saham tambang yang menarik untuk diperhatikan di tengah sentimen pasar yang mulai stabil. Namun, seperti biasa, pasar punya cara sendiri untuk menguji kesabaran. Tetap bijak, tetap disiplin.
Tancap Gas Kejar Target Operasi Dua Smelter Nikel
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) tengah mengebut target operasi dua fasilitas pemurnian nikel berteknologi tinggi atau smelter HPAL (high pressure acid leach).
Nikel hasil produksi dari smelter ini akan menjadi bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik, sebuah sektor yang kini menjadi magnet investasi global.
MDKA sejauh ini telah mengoperasikan smelter pertamanya melalui PT ESG New Energy Material (ESG), perusahaan patungan MBMA dan GEM Co Ltd. Smelter ini mulai memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP) sebanyak 4.569 ton hingga akhir kuartal I 2025, dan sudah menjual 1.280 ton di antaranya.
Target produksi MHP tahun ini dipatok antara 25.000 hingga 30.000 ton, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dari sektor kendaraan listrik.
Tak berhenti di situ, MDKA juga sedang mempersiapkan smelter HPAL kedua yang dikelola oleh PT Meiming New Energy Material (Meiming). Smelter ini diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 25.000 ton MHP per tahun.
Saat ini, Meiming sudah memasuki tahap akhir commissioning dan telah mengantongi Izin Usaha Industri (IUI) sejak April lalu. Jika semua berjalan sesuai rencana, fasilitas ini dijadwalkan mulai berproduksi penuh pada kuartal pertama 2025.
Sementara itu, proyek smelter ketiga yang dikelola PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) masih dalam tahap awal pembangunan. Hingga akhir Maret 2025, kemajuan konstruksi proyek ini baru mencapai sekitar 14,35 persen, dengan fokus pengerjaan pada pembebasan lahan, pemasangan pondasi, dan pengadaan peralatan utama.
Target MDKA cukup ambisius: smelter ini ditargetkan masuk tahap commissioning pada pertengahan 2026, dengan kapasitas produksi mencapai 90.000 ton MHP per tahun.
Tom Malik, General Manager Corporate Communications MDKA, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam membangun rantai pasok nikel yang terintegrasi untuk mendukung transformasi energi dan ekosistem kendaraan listrik.
Menurutnya, MDKA juga fokus pada efisiensi pembangunan, termasuk penggunaan teknologi terkini dan sinergi dengan berbagai mitra global.
Di sisi lain, percepatan pembangunan smelter ini tidak lepas dari dorongan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri nikel. Dengan hadirnya tiga smelter HPAL yang disiapkan MDKA, perusahaan berpotensi menjadi salah satu pemain kunci dalam penyediaan bahan baku energi masa depan.
Meski tantangan teknis dan administratif masih ada, MDKA tampaknya tak mau kehilangan momentum. Kombinasi antara kesiapan infrastruktur, strategi kemitraan, serta dukungan regulasi membuat proyek smelter ini patut dinantikan, baik oleh investor maupun pelaku industri hilir.
Jika semua berjalan sesuai rencana, MDKA akan berdiri sebagai salah satu pionir dalam rantai industri baterai nasional.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.