KABARBURSA.COM - PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mengumumkan keputusan penting terkait perubahan susunan dewan komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 26 September 2024.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan, Clara Alexandra Linanda, Sekretaris Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk, mengungkapkan bahwa RUPSLB menerima pengunduran diri Wong Chee-Yann dari jabatannya sebagai anggota dewan komisaris.
Sebagai langkah strategis, Agus Sandianto diangkat sebagai anggota baru dewan komisaris, dan keputusan ini akan berlaku hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tahun 2027. Dengan perubahan ini, susunan Dewan Komisaris PT Kino Indonesia Tbk kini terdiri dari Harry Sanusi sebagai Presiden Komisaris, Agus Sandianto sebagai Komisaris, dan Rokhmad Sunanto sebagai Komisaris Independen.
RUPSLB juga memberikan wewenang kepada direksi perseroan untuk menyusun keputusan mengenai susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris dalam akta notaris, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang berwenang.
Di sisi lain, susunan Direksi PT Kino Indonesia Tbk tetap berlanjut hingga 30 Juni 2027, dengan anggota direksi yang menjabat terdiri dari Sidharta Prawira Oetama sebagai Presiden Direktur, Budi Susanto sebagai Direktur, Hartanto Kusmanto sebagai Direktur, Vebbyna Dewianti sebagai Direktur, Anggara Andrian Linanda sebagai Direktur, dan Nurindra Prawarianto sebagai Direktur.
Clara menyatakan bahwa perubahan ini diharapkan dapat membawa semangat baru bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang di pasar. Ia menambahkan bahwa dengan susunan baru ini, PT Kino Indonesia Tbk akan mampu meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan.
Hasil RUPSLB ini menjadi langkah penting bagi PT Kino Indonesia Tbk dalam mengoptimalkan kinerjanya. Dengan perubahan di struktur manajemen, perusahaan diharapkan dapat merespons lebih baik terhadap dinamika industri dan kebutuhan konsumen, serta melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan ke depan.
"Keputusan ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjalankan tata kelola yang baik dan transparan demi kepentingan pemegang saham dan semua pemangku kepentingan," imbuhnya.
Di samping itu, kinerja keuangan KINO tampak moncer pada kuartal pertama 2024. KINO mencatatkan laba bersih sebesar Rp18 miliar, meningkat dibandingkan Rp17 miliar yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kinerja laba bersih menunjukkan fluktuasi yang signifikan pada kuartal kedua, di mana perusahaan melaporkan laba bersih sebesar Rp13 miliar, menurun dari laba Rp15 miliar pada kuartal kedua 2023. Ini menandakan bahwa meskipun pendapatan meningkat, tantangan dalam pengelolaan biaya dapat memengaruhi profitabilitas.
Pendapatan KINO menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan total pendapatan mencapai Rp62 miliar pada tahun 2024, meningkat dari Rp70 miliar pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan tahunan ini mencerminkan permintaan yang lebih baik untuk produk KINO, tetapi juga menunjukkan bahwa pendapatan pada tahun 2022 mengalami kerugian signifikan yang mencapai Rp957 miliar.
Secara keseluruhan, KINO menunjukkan pergerakan positif dalam pendapatan dan laba kotor, namun tantangan dalam laba bersih perlu menjadi perhatian untuk menjaga profitabilitas perusahaan. Dengan fokus yang tepat pada pengelolaan biaya dan strategi pemasaran, KINO diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya di masa mendatang.
Harga Saham KINO
Pergerakan harga saham KINO pada hari ini, Senin, 30 September 2024, menunjukkan dinamika yang cukup stabil, meskipun terdapat penurunan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Harga saham KINO tercatat pada level Rp1.325, dengan perubahan tipis sebesar 0,03 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang juga berada di angka yang sama.
Saham ini dibuka pada harga Rp1.325, dan tidak mengalami fluktuasi yang signifikan sepanjang hari. Dalam perdagangan hari ini, harga tertinggi dan terendah yang dicapai juga berada pada level Rp1.325, menunjukkan kurangnya volatilitas di pasar. Aktivitas perdagangan saham KINO terlihat rendah, dengan volume perdagangan hanya mencapai 5 lembar saham dan total nilai transaksi sebesar Rp700.000, dilakukan dalam tiga kali transaksi.
Melihat kinerja harga saham KINO dalam jangka waktu lebih panjang, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Dalam satu minggu terakhir, harga saham KINO mengalami kenaikan tipis sebesar 0,38 persen. Namun, dalam jangka waktu satu bulan, saham ini mencatatkan penurunan sebesar 0,75 persen.
Kinerja yang lebih menurun terlihat dalam periode tiga bulan terakhir, di mana harga saham KINO merosot sekitar 4,68 persen. Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, penurunan lebih tajam terlihat dengan kinerja 7,99 persen. Dalam rentang satu tahun terakhir, saham KINO mengalami penurunan kumulatif sebesar 10,47 persen.
Pergerakan harga saham KINO yang stagnan pada hari ini, bersamaan dengan tren penurunan dalam jangka panjang, menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi para investor dan pemangku kepentingan, terutama dalam konteks strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing di masa mendatang. (*)