KABARBURSA.COM - Setelah menutup sesi perdagangan sebelumnya di level 7.181, IHSG diprediksi mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Rabu, 22 Januari 2025. Menurut analisis dari tim riset PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) yang diterima KabarBursa.com, investor tengah mencermati kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang baru saja dilantik, khususnya terkait tarif impor.
Sementara itu, bursa saham AS mencatat kenaikan pada Selasa, 21 Januari 2025, seiring ekspektasi pasar bahwa langkah-langkah perdagangan yang diumumkan Trump ternyata lebih lunak dari prediksi awal. Meski begitu, ketidakpastian tetap membayangi pasar global, termasuk di Indonesia.
Komoditas Bergerak Variatif
[caption id="attachment_96001" align="alignnone" width="1975"] Ilustrasi emas. (Foto: Abbas Sandji/Kabar Bursa)[/caption]
Dari pasar komoditas, KISI mencatat harga minyak menunjukkan pergerakan yang fluktuatif. Penundaan Trump dalam mengumumkan tarif spesifik terhadap China—importir minyak terbesar dunia—menjadi salah satu faktor yang membuat pasar berhati-hati.
Sementara itu, harga emas terus merangkak naik, melanjutkan tren dari sesi sebelumnya. Kekhawatiran pasar terhadap dampak kebijakan Trump disebut menjadi pemicu utama kenaikan ini. Sebaliknya, harga logam dasar sebagian besar melemah pada Selasa karena kekhawatiran bahwa perang dagang global dapat menekan permintaan logam.
Highlight Saham
[caption id="attachment_112758" align="alignnone" width="1835"] Nasabah di depan Geray BRI prioritas Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1/2025). foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji[/caption]
Di tengah ketidakpastian global, beberapa emiten lokal mencatatkan kinerja positif yang menarik perhatian pasar. Berikut highlight saham yang berpotensi menarik perhatian:
- BBRI: Telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp1,257 triliun kepada 42,68 juta pemilik usaha sejak 2015 hingga 2024.
- MYOH: Menargetkan produksi overburden hingga 35 juta BCM dan batubara sebesar 6 juta ton, didukung alokasi belanja modal USD13 juta tahun ini.
- ACES: Mengantongi penjualan indikatif 2024 sebesar Rp8,5 triliun, naik 13 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan SSSG meningkat 8,8 persen sepanjang tahun 2024.
- DNET: Melalui anak usahanya PT Mega Akses Persada, memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp5,9 triliun dari BMRI dan BRIS untuk refinancing jaringan fiber optic dan belanja modal.
KISI menyarankan Investor memantau beberapa data penting yang dijadwalkan rilis pekan ini, seperti US Leading Index pada Rabu, US Initial Jobless Claims dan data pasokan uang Indonesia (M2 Money Supply YoY) pada Kamis, serta US PMI dan investasi langsung Indonesia (FDI YoY) pada Jumat.
IHSG Ditutup Menguat, BINO-DATA Jadi Top Gainers
[caption id="attachment_114374" align="alignnone" width="2136"] Aktifitas depan Papan Pantau Saham di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Hari ini Papan Pantai terlihat hijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji[/caption]
IHSG sebelumnya ditutup menguat pada perdagangan di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025, dengan kenaikan sebesar 0,15 persen atau bertambah 711,08 poin, sehingga berakhir di level 7.181,82.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak fluktuatif dalam rentang 7.170,74 hingga 7.219,56. Meskipun terjadi tekanan jual pada beberapa sektor, dukungan dari sektor unggulan berhasil menjaga indeks tetap berada di zona hijau.
Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, menjadi perhatian utama para investor. Berikut adalah saham-saham yang masuk dalam daftar top gainers.
Pertama ada saham Perma Plasindo Tbk atau dalam kode saham BINO mencatatkan kenaikan tertinggi dengan melonjak 34,35 persen atau bertambah 45 poin, berakhir di level 176. Saham ini menunjukkan lonjakan minat beli yang kuat dari pelaku pasar.
Kemudian ada Remala Abadi Tbk atau dalam kode saham DATA, mengalami penguatan tajam dengan kenaikan 24,90 persen atau naik 305 poin, ditutup di harga 1.530.
Ketiga ada saham, Saraswanti Anugerah Makmur Tbk atau dalam kode saham SAMF menorehkan kenaikan 24,85 persen atau 205 poin, sehingga ditutup pada level 1.030. Sentimen positif terhadap sektor agribisnis memberikan dorongan kuat bagi saham ini.
Ada juga Green Power Group Tbk atau dalam kode saham LABA menguat 24,79 persen atau naik 60 poin, menutup perdagangan di harga 302. Kinerja ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis energi hijau.
Peringkat kelima ada Mulia Boga Raya Tbk atau dalam kode saham KEJU rodusen produk keju dengan merek Prochiz, mencatatkan kenaikan 24,37 persen atau bertambah 145 poin, ditutup di level 740. Saham ini mendapat sentimen positif dari potensi pertumbuhan pasar produk olahan susu.
Beberapa saham justru mengalami penurunan tajam dalam perdagangan hari ini, mencerminkan adanya tekanan jual yang signifikan di pasar. Salah satu yang mencatatkan koreksi terdalam adalah saham Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) yang merosot 16,58 persen atau turun 32 poin, berakhir di level 161. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya saham ini sempat melonjak tajam.
Di peringkat berikutnya ada Trust Finance Indonesia Tbk. (TRUS) yang juga mengalami pelemahan cukup besar, terkoreksi 12,56 persen atau 125 poin, dan ditutup di level 870. Sementara itu, Utama Radar Cahaya Tbk. (RCCC) turun 9,63 persen atau kehilangan 21 poin, mengakhiri sesi perdagangan di level 197.(*)
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Pastikan Anda melakukan analisis tambahan dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi. Informasi ini didasarkan pada sumber yang dianggap terpercaya, tetapi tidak ada jaminan mengenai keakuratan atau kelengkapannya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.