Logo
>

Komisaris dan Direktur BUMI Umumkan Pengunduran Diri, Alasannya?

Ditulis oleh Syahrianto
Komisaris dan Direktur BUMI Umumkan Pengunduran Diri, Alasannya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara yang merupakan bagian dari grup Bakrie, mengumumkan pengunduran diri dua petinggi perusahaan, yaitu Jian Wang sebagai direktur dan Ben Niu sebagai komisaris.

    Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Selasa, 26 November 2024, Direktur sekaligus Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, menyatakan bahwa perusahaan telah menerima surat pengunduran diri dari kedua pejabat tersebut pada 25 November 2024.

    “Sebagai tindak lanjut atas pengunduran diri ini, kami akan menjalankan proses sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan,” ujar Dileep.

    Namun, Dileep tidak mengungkapkan alasan pengunduran diri Jian Wang dan Ben Niu. Ia menegaskan bahwa langkah ini tidak akan memengaruhi operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun keberlanjutan bisnis BUMI.

    Ben Niu saat ini menjabat sebagai Senior Vice President di CIC Capital Corporation, anak perusahaan dari China Investment Corporation (CIC), lembaga investasi milik pemerintah China.

    Sementara itu, Jian Wang telah menjadi bagian dari Departemen Legal dan Kepatuhan CIC sejak November 2017. Selama masa jabatannya, ia terlibat dalam penyelesaian hampir 100 proyek investasi baru di berbagai sektor industri.

    Pengunduran diri kedua tokoh penting ini menjadi sorotan, meskipun perusahaan memastikan kelangsungan operasionalnya tetap stabil.

    Kinerja Keuangan BUMI

    Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024, BUMI mengalami penurunan signifikan dalam pendapatan dan profitabilitas perusahaan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    BUMI mencatatkan pendapatan sebesar USD595,84 juta pada semester pertama 2024, turun sekitar 32,8 persen dari pendapatan sebesar USD886,27 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh kondisi harga komoditas yang fluktuatif atau volume penjualan yang menurun dalam beberapa bulan terakhir.

    Meski terjadi penurunan pendapatan, perusahaan berhasil menurunkan beban pokok pendapatan dari USD777,61 juta pada 2023 menjadi USD542,09 juta pada 2024. Penurunan beban ini mengindikasikan adanya efisiensi operasional atau penurunan produksi yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

    Penurunan pendapatan berdampak langsung pada laba bruto perusahaan yang hanya mencapai USD53,74 juta pada semester pertama 2024, lebih rendah dibandingkan USD108,65 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, laba usaha perusahaan mengalami penurunan drastis dari USD68,33 juta menjadi hanya USD12,31 juta, mencerminkan menurunnya profitabilitas operasional BUMI di tengah penurunan pendapatan.

    Laba sebelum pajak mengalami penurunan dari USD113,54 juta pada 2023 menjadi USD62,62 juta pada 2024. Namun, perusahaan menerima manfaat pajak penghasilan sebesar USD31,32 juta, yang turut membantu laba setelah pajak meningkat menjadi USD93,95 juta dari USD97,09 juta pada 2023. Manfaat pajak yang cukup besar ini berdampak positif terhadap laba bersih BUMI, meskipun penurunan pendapatan dan laba bruto cukup tajam.

    BUMI mencatat total laba komprehensif sebesar USD90,68 juta untuk periode berjalan 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan USD86,61 juta pada tahun lalu. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat meningkat menjadi USD84,91 juta dibandingkan USD81,82 juta di 2023.

    Peringkat Baru dari Pefindo

    Pefindo memberikan peringkat idA+ dengan prospek stabil untuk PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Peringkat ini mencerminkan kekuatan posisi bisnis BUMI, didukung oleh cadangan dan sumber daya tambang yang memadai. Meski demikian, peringkat tersebut terbatas oleh tingkat biaya tunai yang moderat, konsentrasi bisnis yang tinggi, serta ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas dan potensi risiko lingkungan.

    Potensi kenaikan peringkat ada jika BUMI berhasil menurunkan biaya tunai, yang pada gilirannya akan meningkatkan marjin keuntungan dan memperkuat manajemen operasional. Peringkat juga berpotensi naik jika perusahaan berhasil mendiversifikasi bisnisnya, mengembangkan sumber pendapatan baru di luar batubara termal, sambil mempertahankan tingkat produksi batubara yang ada.

    Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika pendapatan atau EBITDA perusahaan secara signifikan meleset dari target, yang dapat merusak struktur permodalan dan menurunkan ketahanan arus kas. Penurunan harga batubara yang berdampak pada pendapatan perusahaan juga berpotensi memberikan tekanan pada peringkat BUMI.

    BUMI mengelola kegiatan operasional tambang batubara dan emas melalui anak usahanya, PT Arutmin Indonesia dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki saham mayoritas sebesar 51 persen di PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia.

    Berdasarkan data per 30 Juni 2024, pemegang saham BUMI terdiri dari Mach Energy (Hongkong) Limited (45,78 persen), HSBC-Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp-Self (10,68 persen), Treasure Global Investment Limited (8,08 persen), dan publik (35,46 persen). (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.