KABARBURSA.COM - PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN), sebuah perusahaan yang berfokus pada pengembangan properti, pergudangan, dan kawasan industri, kembali menarik perhatian pasar saham dengan langkah investasi signifikan dari Komisaris Utama Johan Tedja Surya.
Pada 18 September 2024, Johan Tedja Surya melakukan pembelian sebanyak 4.493.300 lembar saham AMAN melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan transaksi ini, kepemilikan sahamnya meningkat menjadi 1,34 persen dari sebelumnya 1,22 persen.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI pada 20 September 2024, tercatat bahwa nilai saham yang dibeli Johan mencapai Rp503,24 juta. Pembelian ini dinyatakan sebagai penempatan investasi dengan kepemilikan saham langsung, dan menegaskan komitmennya terhadap pertumbuhan perusahaan.
Sebelum transaksi terbaru, pada 13 September 2024, Johan juga telah membeli 6.291.800 lembar saham AMAN dengan harga Rp113 per saham. Langkah-langkah ini menunjukkan keyakinan Johan terhadap potensi pertumbuhan AMAN di industri yang sangat kompetitif ini.
Kinerja Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, PT Makmur Berkah Amanda mencatat total aset sebesar Rp1,16 triliun. Struktur kepemilikan saham perusahaan menunjukkan bahwa PT Griya Prima Amanda menguasai 81,55 persen saham, sementara publik memegang 18,45 persen.
Pada semester pertama tahun 2024, AMAN berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp88,94 miliar, tumbuh 28,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp69,26 miliar. Meskipun pendapatan mengalami peningkatan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan tipis menjadi Rp28,34 miliar, turun 0,09 persen dibandingkan laba bersih Rp28,37 miliar pada semester pertama 2023.
Sementara itu, mengutip data Stockbit pada Jumat, 20 September 2024, harga saham AMAN stabil pada Rp114, tidak menunjukkan perubahan signifikan dari harga sebelumnya. Dengan harga tertinggi dan terendah yang cukup dekat, ini menunjukkan bahwa pasar cenderung stabil tanpa volatilitas yang tinggi pada sesi ini.
Volume perdagangan yang tercatat sebanyak 10.000 lot (1.000.000 saham) menunjukkan adanya minat di pasar, meskipun tidak terlalu besar. Ini bisa menjadi indikasi bahwa investor mempertahankan posisi atau menunggu sinyal lebih lanjut sebelum mengambil tindakan.
Rata-rata harga di Rp113 menunjukkan bahwa saham AMAN diperdagangkan sedikit di atas rata-rata, menandakan bahwa harga saat ini masih dalam batas wajar. Dengan tidak adanya fluktuasi harga yang besar, AMAN bisa dianggap stabil dalam jangka pendek.
Jika harga turun di bawah Rp112, ini bisa menandakan potensi penurunan lebih lanjut. Sebaliknya, jika menembus di atas Rp114, bisa menjadi sinyal bullish.
Nilai perdagangan yang cukup tinggi (Rp110,5 Miliar) menunjukkan bahwa ada likuiditas yang baik di pasar, meskipun harga tetap stagnan.
Jadi dapat disimpulkan, saham AMAN menunjukkan stabilitas dengan harga yang tidak berfluktuasi secara signifikan dalam sesi perdagangan ini. Investor mungkin masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan atau faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga.
Prospek Masa Depan
Dengan pertumbuhan pendapatan yang positif dan investasi berkelanjutan dari pemegang saham, PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN) menunjukkan prospek yang cerah di pasar properti, pergudangan, dan kawasan industri. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh manajemen dan para pemegang saham, termasuk investasi dari Johan Tedja Surya, diharapkan dapat mendorong AMAN untuk terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Berikut ini analisis data saham AMAN yang dikutip dari Stockbit, hari ini:
1. Valuasi Saham
Current PE Ratio (TTM) 8.00, ini menunjukkan bahwa saham AMAN relatif terjangkau dibandingkan dengan pendapatan tahunan. PE Ratio yang lebih rendah dari rata-rata pasar dapat menunjukkan potensi undervaluation.
Sementara, Current Price to Book Value 0.60, artinya saham diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang menunjukkan potensi kenaikan harga jika perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya.
PEG Ratio 0.15 menunjukkan bahwa saham AMAN mungkin undervalued berdasarkan pertumbuhan pendapatan. Nilai di bawah 1 seringkali dianggap menarik.
2. Profitabilitas
Net Profit Margin 33.21 persen menunjukkan efisiensi dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba dari pendapatan. Gross Profit Margin 67.13 persen menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan produk dengan biaya yang efisien. Return on Equity (ROE) 7.51 persen menunjukkan bahwa ada ruang untuk meningkatkan profitabilitas bagi pemegang saham.
3. Pertumbuhan
Revenue (Quarter YoY Growth) 22.25 persen cukup signifikan, menunjukkan permintaan yang kuat terhadap produk atau layanan perusahaan. Net Income (Quarter YoY Growth) -27.54 persen perlu diperhatikan. Meskipun pendapatan tumbuh, faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih perlu diinvestigasi lebih lanjut.
4. Kesehatan Keuangan
Current Ratio 2.42 menunjukkan likuiditas yang baik, artinya perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Debt to Equity Ratio 0.01, sangat rendah, menunjukkan perusahaan tidak terlalu tergantung pada utang, yang meningkatkan kestabilan keuangan. Altman Z-Score: 5.08 menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam zona aman dari kebangkrutan.
5. Arus Kas
Free Cash Flow (TTM) -86 B. Arus kas bebas negatif menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam membiayai operasional dan investasi jangka panjang.
6. Kinerja Saham
Penurunan harga saham dalam setahun sebesar -4.20 persen menunjukkan performa yang kurang baik di pasar. Sementara, 52 Week High dan Low sebesar Rp214.00 dan Rp76.00 menunjukkan ketidakstabilan pasar, dan penting untuk memperhatikan level-level ini dalam pengambilan keputusan investasi.
7. Dividen
Dividend yield 0.88 persen. Nilai ini rendah, namun perusahaan masih membayar dividen, menunjukkan komitmen untuk memberikan nilai kepada pemegang saham.
Secara keseluruhan, AMAN menunjukkan potensi investasi yang menarik dengan beberapa indikator positif seperti PE Ratio dan margin laba yang baik. Namun, penurunan laba bersih dan arus kas bebas negatif perlu dicermati oleh investor.
Perusahaan memiliki posisi keuangan yang kuat dan rendah utang, namun strategi untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas menjadi kunci untuk pertumbuhan di masa depan.(*)