KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdangangan awal pekan ini, Senin, 27 Oktober 2025. Salah satu sentimen domestik yang mendorong penguatan IHSG adalah keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 4,57 persen pada 21-22 Oktober 2025.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menilai, keputusan BI tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar dan menunjukkan keyakinan BI terhadap stabilitas inflasi serta ketahanan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.
Selain kebijakan moneter, pasar juga disorot oleh langkah strategis Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Nusantara (Danantara) yang berencana melebur seluruh unit asset management milik tiga bank besar BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Sejumlah bank tersebut bakal menjadi satu entitas baru bernama Asset Management Nasional. Entitas ini diproyeksikan memiliki total dana kelolaan (AUM) sebesar 8 miliar dolar AS dan ditargetkan mulai beroperasi penuh pada kuartal I 2026.
Menurut David, langkah konsolidasi tersebut akan memperkuat fondasi industri keuangan nasional serta memperluas basis investor institusional di pasar modal domestik.
“Pembentukan Asset Management Nasional akan menciptakan pemain besar baru di industri pengelolaan aset, yang berpotensi meningkatkan likuiditas pasar dan mendorong pertumbuhan sektor keuangan secara lebih berkelanjutan,” jelas David dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Oktober 2025.
China Punya Peran Penting
Sebelumnya, David menyebut bahwa salah satu sentimen positif lainnya yang mendorong penguatan IHSG adalah IHSG adalah data pertumbuhan ekonomi China yang mencapai 4,8 persen year-on-year (YoY) pada kuartal III 2025.
David menjelaskan, angka tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 5,2 persen pada kuartal sebelumnya. Ia menilai, perlambatan ini merupakan yang paling lambat sejak kuartal III 2024 dan dapat memunculkan harapan pasar terhadap stimulus tambahan dari pemerintah China untuk menjaga momentum ekonomi.
Selain faktor ekonomi, perhatian pelaku pasar global juga terarah pada dinamika geopolitik antara Amerika Serikat dan China, yang turut menjadi penopang sentimen positif IHSG. Pertemuan antara Presiden AS terpilih Donald Trump dan Presiden Xi Jinping pada 30 Oktober 2025, yang dijadwalkan membahas kesepakatan dagang serta peninjauan ulang tarif impor, disebut sebagai agenda penting bagi pasar.
Pasar menilai pertemuan ini berpotensi meredakan ketegangan kedua negara sekaligus membuka peluang bagi stabilisasi rantai pasok global.(*)