Logo
>

Kontrak Baru WIKA Nyaris Dekati ADHI, Sahamnya Terbang

Ditulis oleh Syahrianto
Kontrak Baru WIKA Nyaris Dekati ADHI, Sahamnya Terbang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mampu meraih kontrak baru pada semester I 2024. Bahkan, nilai kontraknya mendekati PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

    WIKA meraih kontrak baru sebesar Rp10,25 triliun pada Juni 2024, sementara ADHI mendapatkan kontrak baru Rp10,7 triliun. Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengatakan bahwa WIKA terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan perseroan terutama dari sektor-sektor potensial yang menjadi andalan WIKA.

    “Kami percaya bahwa dengan kapabilitas dan kualitas pekerjaan kami, juga didukung oleh kepercayaan para stakeholders kami, bisnis WIKA akan terus tumbuh dan berkembang dengan menyasar berbagai proyek-proyek potensial, khususnya sektor EPC di mana WIKA memiliki portofolio unggul," ujarnya dalam keterangan resmi.

    Kontribusi terbesar atas perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen industri, diikuti segmen infrastruktur, gedung, proyek EPC dan properti.

    Adapun, berdasarkan komposisi pemberi kerja, sebagian besar proyek berasal dari sektor BUMN dan Pemerintah dengan skema pembayaran monthly progress payment.

    Raihan kontrak baru WIKA itu mendekati perolehan ADHI yang mencapai Rp10,7 triliun. Raihan kontrak baru ADHI itu naik 12,15 persen secara tahunan (yoy).

    Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta menyampaikan bahwa kontrak baru ADHI itu meningkat 49,21 persen jika dibandingkan dengan bulan April 2024 yang sebesar Rp6,3 triliun.

    Dia menjelaskan kontribusi perolehan kontrak baru ADHI pada Mei 2024 didapat dari proyek gedung sebesar 50 persen, disusul proyek sumber daya air sebesar 35 persen dan sisanya berasal dari proyek jalan dan jembatan, properti, manufaktur dan EPC.

    Dari sisi sumber pendanaan, katanya, sebanyak 70 persen dari total kontrak baru ADHI berasal dari pemerintah, 20 persen dari pihak swasta dan sisanya berasal dari BUMN dan lainnya.

    Saham WIKA

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan saham WIKA memimpin penguatan dengan kenaikan 67,38 persen atau dari level Rp141 pada pekan sebelumnya menjadi Rp236 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham WIKA telah melonjak 153,76 persen.

    Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyatakan bahwa kenaikan harga saham perseroan sepenuhnya terjadi karena dinamika pasar. Menurutnya, fokus WIKA saat ini tetap bertumpu pada penyehatan keuangan hingga transformasi.

    “Kami fokus di situ saja, kalau terkait dengan siapa yang berinvestasi di saham WIKA dan sebagainya itu semua mekanisme pasar,” ujar Mahendra saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (9/7/2024) malam.  Meski demikian, dia mengakui pihaknya sempat mengajak analis dan investor untuk mengunjungi sejumlah proyek garapan WIKA.

    Kunjungan yang dilakukan pada awal Juni 2024 itu, untuk melihat langsung progres pengerjaan proyek perseroan. “Supaya melihat bahwa aktivitas WIKA itu riil. Kemarin kami ajak ke IKN, kemudian ke Rumah Persahabatan, lalu kami ajak ke kantor untuk melihat bagaimana WIKA menerapkan penguatan digitalisasi dan tata kelola, manajemen risiko dan sebagainya,” tutur Mahendra.

    Mahendra kembali menegaskan bahwa hal terpenting saat ini adalah WIKA mampu memperkuat fundamental dan tata kelola perusahaan guna memastikan keberlangsungan bisnis serta pertumbuhan yang berkelanjutan ke depan.

    WIKA Keluhkan Kereta Cepat

    Adapun sebelumnya, pengamat ekonomi Agustinus Edy Kristianto mengungkapkan faktor penyebab proyek Kereta Cepat Whoosh yang membuat WIKA merugi. WIKA mengatakan Proyek Kereta Cepat Whoosh merugikan perusahaan hingga Rp7,12 triliun.

    Agustinus mengatakan setoran modal WIKA ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai operator Whoosh bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd di bawah bendera PT Kereta Cepat Indonesia China, mencapai Rp6,1 triliun. Lalu ada dispute Rp5,01 triliun akibat klaim atas cost overrun (pembengkakan biaya).

    “Coba kita tanya, selain kasih bunga utang 3,4 persen selama 30 tahun dan sebuah persekutuan bisnis yang memukul limbung BUMN WIKA, pihak Tiongkok sudah kasih apa lagi ke Indonesia?” kata Agustinus.

    Hal itu juga untuk merespons pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir terkait penghematan bahan bakar minyak (BBM) Rp3,2 triliun, atas operasional kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu tak sebanding dengan kerugian yang diderita perusahaan pelat merah.

    "Jika melihat fakta babak belurnya BUMN yang terlibat dalam proyek Whoosh seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Harga sahamnya turun sejak awal 2024,” kata Agustinus.

    Sebelumnya, Erick Thohir mengunggah momen dirinya bersama Presiden Joko Widodo kembali menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung usai pulang dari pembukaan Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, akhir pekan lalu.

    Erick mengaku berdiskusi bersama Presiden Jokowi tentang Whoosh yang sudah memberikan banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia. Menurutnya, tak hanya memangkas waktu tempuh, kereta cepat ini juga menghemat menghemat BBM Rp3,2 triliun per tahun.

    Dengan adanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, kata Erick, juga mendorong angka wisatawan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

    “Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah berkontribusi sebsar Rp86,5 triliun untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta dan Jawa Barat 2019-2023,” kata Erick.

    Sementara Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu penyebab kerugian WIKA pada 2023.

    Pada Selasa, 16 Juli 2024, Arya menegaskan kinerja Whoosh terus menunjukkan peningkatan kinerja secara bertahap. Ia mengatakan saat ini PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium beberapa perusahaan yang terlibat dalam proyek KCJB terus meningkatkan operasionalnya secara bertahap. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.