Logo
>

KRYA Pimpin Raja Saham Pekan Ini, Bikin IHSG Terkerek

KRYA masih menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan. Dari sisi profitabilitas, kondisi keuangan perusahaan belum berada di jalur menguntungkan.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
KRYA Pimpin Raja Saham Pekan Ini, Bikin IHSG Terkerek
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA,COM– Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memunculkan sederet saham juara yang mencatatkan lonjakan harga signifikan sepanjang perdagangan sepekan terakhir, periode 28 April hingga 2 Mei 2025, kecuali 1 Mei 2025 karena libur perayaan Hari Buruh Nasional.

Emiten yang memimpin daftar kenaikan adalah adalah PT Karya Bersama Anugerah Tbk yang bergerak di sektor konstruksi dan properti dengan kode saham KRYA. Saham perusahaan ini melejit 63,49 persen dari harga Rp40 menjadi Rp103 per saham. Kenaikan tajam ini mencuri perhatian lantaran terjadi di tengah optimisme pasar terhadap proyek infrastruktur baru yang digarap perusahaan.

Bergerak di Sektor Apa?

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (kode saham: KRYA), atau dikenal juga dengan singkatan BKPJ, merupakan salah satu pemain penting dalam sektor konstruksi nasional yang semakin bersinar sejak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 25 Juli 2022. 

Berdiri sejak tahun 2007 di Surabaya, perusahaan ini membangun reputasinya lewat spesialisasi di dua sektor utama: fabrikasi baja dan sebagai kontraktor umum, terutama untuk proyek infrastruktur serta pembangunan bangunan industri.

Fokus utama KRYA terletak pada pengerjaan proyek strategis seperti jalan, jembatan, saluran air, hingga pembangunan pabrik dan gudang. Tak heran jika dalam portofolionya terdapat sejumlah proyek bergengsi seperti pembangunan Residential Cargil Manismata, proyek Tanggul Banjir PJB Muarakarang, hingga Pelabuhan Pontianak dan Makassar. 

Perusahaan ini juga terlibat dalam pembangunan pabrik modern seperti milik Global Dairi Alami (MilkLife), menandakan keterlibatannya dalam mendukung sektor industri pangan nasional.

Langkah strategis KRYA masuk ke pasar modal lewat mekanisme Initial Public Offering (IPO) menjadi tonggak penting dalam perjalanan bisnisnya. Saat itu, KRYA menawarkan sebanyak 325 juta saham baru kepada publik, dari total 1,625 miliar saham yang tercatat, menjadikan 20 persen kepemilikan publik pasca IPO. 

Dengan harga penawaran Rp125 per lembar saham, perusahaan berhasil menghimpun dana segar senilai Rp40,625 miliar. Dana ini tentu menjadi amunisi untuk mendukung ekspansi proyek yang semakin masif di seluruh Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, IPO KRYA didukung oleh PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin emisi utama, sementara urusan administrasi efek dipercayakan kepada PT Bima Registra. 

Saham perusahaan ini tercatat di papan Development Board, sebuah wadah bagi emiten dengan potensi pertumbuhan tinggi dan rekam jejak operasional yang sudah mapan, namun masih memiliki ruang besar untuk berkembang lebih jauh.

Masuknya KRYA ke bursa saham menegaskan komitmen perusahaan untuk lebih transparan, terbuka, dan siap menjangkau investor dalam skala yang lebih luas. Terlebih, sektor konstruksi dan infrastruktur masih menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional, dan KRYA berada di posisi strategis untuk memanfaatkan peluang ini.

Secara keseluruhan, IPO KRYA bukan hanya menjadi momen penting bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga memperkaya pilihan investor yang mencari eksposur terhadap emiten sektor konstruksi dengan rekam jejak proyek yang kuat dan jaringan bisnis yang luas. 

Dengan latar belakang yang solid, portofolio proyek berkualitas, serta langkah korporasi yang agresif namun terukur, KRYA kini siap melaju lebih jauh di jalur pertumbuhan jangka panjang.

Kinerja Semu, Fundamental Lesu?

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) sedang menjadi sorotan investor karena kinerja sahamnya yang meroket tajam dalam beberapa bulan terakhir. Tapi di balik kenaikan harga yang luar biasa, bagaimana sebenarnya fundamental dan kualitas dividennya?

Secara fundamental, KRYA masih menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan. Dari sisi profitabilitas, kondisi keuangan perusahaan belum berada di jalur menguntungkan. 

Net income (TTM) masih mencatatkan kerugian sebesar Rp26 miliar, dengan EPS (TTM) negatif di angka -15,72, dan bahkan secara tahunan terproyeksi mencapai -66,32. Ini jelas berdampak langsung pada rasio valuasi seperti PER (Price to Earnings Ratio) yang tercatat minus, yakni -6,55 (TTM) dan -1,55 (annualised), jauh di bawah median IHSG sebesar 7,85.

Sumber: Stockbit
Namun, menariknya, kinerja saham KRYA di pasar justru luar biasa. Dalam setahun terakhir, harga sahamnya melonjak 106 persen, dan sejak awal tahun sudah naik 98 persen. 

Bahkan hanya dalam sepekan terakhir, kenaikannya mencapai 53,73 persen. Hal ini menciptakan kontras yang cukup mencolok antara kondisi keuangan perusahaan dan kepercayaan pasar terhadap prospek sahamnya.

Dari sisi efisiensi operasional, gross profit margin dan operating margin KRYA masih rendah, masing-masing di 10,58 persen dan 6,01 persen, sementara net profit margin tercatat sangat negatif di -88,65 persen. Ini menandakan bahwa beban usaha dan beban lainnya masih menjadi momok besar yang menyedot keuntungan bersih perusahaan. 

Meski demikian, ada beberapa indikator yang memberikan harapan. Misalnya, Return on Capital Employed (ROCE) yang berada di level positif 10,15 persen, serta Interest Coverage Ratio sebesar 2,81, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih cukup mampu memenuhi kewajiban bunganya.

KRYA juga tergolong solvabel dan likuid. Current ratio di angka 1,85 dan quick ratio sebesar 1,41 menunjukkan bahwa aset lancar perusahaan masih mampu menutup kewajiban jangka pendeknya dengan cukup baik. 

Debt to equity ratio yang relatif rendah di 0,24, dengan total utang terhadap aset hanya 14 persen, menunjukkan bahwa perusahaan masih cukup konservatif dalam struktur pendanaannya. 

Piotroski F-Score di angka 8 menandakan bahwa secara kualitas fundamental akuntansi, KRYA dinilai cukup sehat meski dari sisi profitabilitas masih bermasalah.

Sementara itu, dari sisi dividen, data menunjukkan bahwa terakhir kali KRYA membagikan dividen adalah pada tahun 2022 sebesar Rp1,50 per saham, dengan ex-date pada 16 Mei 2023 dan yield sebesar 1,85 persen. 

Namun, sejak saat itu hingga saat ini, tidak ada catatan pembagian dividen baru. Hal ini bisa dipahami mengingat perusahaan mengalami kerugian dalam beberapa periode terakhir, sehingga payout ratio dan dividend yield untuk tahun berjalan dan trailing twelve months (TTM) belum tersedia.

Jika melihat nilai buku per saham sebesar Rp46,66 dan harga saat ini yang berada di atas Rp90, maka PBV (Price to Book Value) KRYA berada di angka 2,21, yang mencerminkan valuasi premium di pasar meski secara fundamental perusahaan masih dalam fase perbaikan. 

Akan tetapi, investor tampaknya menghargai potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan yang aktif di sektor konstruksi dan infrastruktur.

Terlepas dari tekanan laba dan margin, KRYA mampu menghasilkan free cash flow positif sebesar Rp29 miliar (TTM), yang mengindikasikan bahwa arus kas operasional perusahaan tetap kuat dan dapat menopang kebutuhan modal kerja tanpa ketergantungan tinggi terhadap utang.

Kesimpulannya, fundamental KRYA masih dalam proses pemulihan, dengan beberapa indikator yang menunjukkan tekanan namun juga titik-titik harapan. Meski rugi secara net income, kemampuan menghasilkan arus kas, pengendalian utang, serta efisiensi modal mulai terlihat. 

Di sisi lain, performa saham yang sangat agresif menggambarkan adanya kepercayaan pasar bahwa KRYA sedang membangun pondasi baru untuk pertumbuhan yang lebih solid ke depan. 

Bagi investor jangka panjang, KRYA mungkin bisa menjadi saham turnaround yang menarik, apalagi jika perusahaan mulai kembali mencetak laba dan melanjutkan kebijakan dividen dalam waktu dekat.

Rekomendasi: Peluang Besar bagi Investor?

Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) sedang menunjukkan performa teknikal yang sangat menggoda para pelaku pasar. Berdasarkan pembacaan indikator per 2 Mei 2025 pukul 12:11 GMT, keseluruhan sinyal pasar menyiratkan dominasi kekuatan beli yang luar biasa.

Sumber: Investing.com
Baik indikator teknikal maupun pergerakan harga berbasis rata-rata bergerak (moving average) semuanya memberikan satu suara bulat: "Sangat Beli". Ini bukan sekadar sinyal teknikal biasa, tapi indikasi kuat bahwa tren naik saham KRYA tengah dalam momentum yang solid.

Salah satu indikator momentum paling mencolok adalah RSI (Relative Strength Index) yang kini berada di level 89,27. Ini menempatkan KRYA dalam kategori overbought secara ekstrem. 

Di banyak kasus, RSI di atas 70 sudah cukup untuk menunjukkan bahwa saham sedang ‘mahal’, tapi saat RSI mendekati 90, itu menandakan tekanan beli yang sangat kuat dan bahkan bisa membuka ruang untuk reli lanjutan jika tak segera muncul aksi ambil untung. 

Stochastic RSI (STOCHRSI) yang menyentuh level 100 juga mempertegas kondisi beli berlebih ini. Namun menariknya, indikator Stochastic Oscillator (STOCH) justru menunjukkan sinyal jual, memberikan catatan kecil bahwa potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka.

Sinyal beli juga datang dari sejumlah indikator penting lainnya seperti MACD (Moving Average Convergence Divergence) yang menunjukkan nilai 5,16, dan ADX (Average Directional Index) sebesar 36,19, mengindikasikan kekuatan tren yang solid. 

Sementara CCI (Commodity Channel Index) menembus level 409, jauh di atas batas normal, dan Williams %R pun berada di zona beli berlebih. Ini semua menggambarkan pasar yang sedang dalam kondisi sangat optimistis terhadap saham KRYA. 

Indikator lain seperti ROC (Rate of Change) yang mencapai 90,74 dan Bull/Bear Power di angka 43,01 juga mendukung arah yang sama—tren naik yang kuat dan antusiasme pasar yang tinggi.

Dari sisi moving average, tak ada satu pun sinyal jual yang muncul. Baik dari MA jangka pendek seperti MA5 dan MA10, hingga jangka panjang seperti MA100 dan MA200, semuanya memberikan sinyal beli. 

Ini artinya, harga saham KRYA saat ini berada di atas semua garis rata-rata historisnya—sebuah sinyal klasik bahwa tren bullish tak hanya baru dimulai, tapi juga sudah berjalan cukup lama dan masih terus berlanjut.

Sementara itu, dari analisis Pivot Points, posisi harga saat ini berada di atas area pivot utama di kisaran Rp65,67. Dengan resistance-resistance berikutnya yang terbentang dari Rp71,34 hingga Rp81,34, ruang untuk kenaikan lanjutan masih cukup besar. 

Jika momentum tetap terjaga, tak menutup kemungkinan saham ini akan menguji batas psikologis baru dalam waktu dekat. Di sisi lain, area support teknikal yang terdekat berada di kisaran Rp61,34, menjadi zona pantauan penting jika koreksi terjadi.

Namun perlu dicatat, indikator ATR (Average True Range) menunjukkan nilai 8,5, yang berarti volatilitas saham KRYA tergolong tinggi. Ini bisa berarti dua hal: peluang besar bagi trader harian, tapi juga risiko fluktuasi yang perlu diantisipasi oleh investor jangka menengah hingga panjang.

Kesimpulannya, secara teknikal KRYA sedang berada dalam fase emasnya. Tren bullish kuat, antusiasme pasar tinggi, dan tidak ada satu pun sinyal pembalikan besar yang tampak dalam waktu dekat. Namun, dengan hampir semua indikator berada di zona overbought, kehati-hatian tetap diperlukan, khususnya dalam menata strategi entry dan exit. 

Untuk kamu yang sudah punya saham ini, bisa jadi saat yang tepat untuk hold atau trailing stop. Bagi yang belum masuk, ada baiknya menunggu peluang koreksi sehat sebagai momen akumulasi yang lebih aman. 

Di tengah iklim pasar yang mulai aktif, KRYA tampaknya siap melanjutkan lajunya sebagai salah satu saham potensial sektor konstruksi yang layak dipantau ketat.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".