Logo
>

Kumpulkan Laba Rp1,42 Triliun: TCPI Siapkan Dana Rp700 Miliar, untuk Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Kumpulkan Laba Rp1,42 Triliun: TCPI Siapkan Dana Rp700 Miliar, untuk Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Berhasil mengumpulkan laba sebesar Rp1,42 triliun, PT Transcoal Pacific Tbk atau TCPI menyiapkan dana sebesar Rp700 miliar.

    Diketahui, perusahaan pemain utama dalam sektor logistik batubara Indonesia ini merencanakan anggaran belanja modal (capex) yang ambisius sebesar Rp700 miliar untuk tahun 2025. Dana tersebut akan diperoleh melalui kombinasi kas internal dan pinjaman perbankan.

    Rencana penggunaan capex ini bertujuan untuk memperkuat armada transportasi kapal batubara yang sangat penting bagi kelancaran operasional perusahaan.

    Direktur TCPI, Erizal Darwis, menjelaskan bahwa sebagian besar dana capex akan digunakan untuk peremajaan armada kapal, dengan rencana untuk membeli dua unit pusber barge, empat unit boat, dan enam unit barge pada tahun 2025.

    Langkah ini merupakan bagian dari strategi TCPI untuk meningkatkan kapasitas operasional dan kemampuan untuk mengangkut lebih banyak kargo, sehingga mendukung target pendapatan yang lebih tinggi.

    Erizal menambahkan bahwa dengan penambahan armada baru, TCPI bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas angkutan dan memperluas layanan logistik, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

    TCPI menargetkan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya untuk memperbesar pangsa pasar dan mengoptimalkan operasi di sektor logistik batubara.

    Investasi dalam armada transportasi ini menunjukkan komitmen TCPI untuk terus mengembangkan infrastruktur dan memenuhi permintaan pasar yang semakin besar terhadap jasa logistik batubara.

    Dengan armada yang lebih modern dan lebih banyak, TCPI berharap dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu penyedia layanan logistik batubara terbesar di Indonesia, sekaligus mencapai target pendapatan yang ambisius pada tahun 2025.

    Laba Naik Rp1,30 Triliun

    PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,42 triliun hingga 30 September 2024, meningkat dari Rp1,30 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam laporan keuangan yang dirilis  beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp1,01 triliun dari Rp994,78 miliar, sehingga laba bruto naik signifikan menjadi Rp406,84 miliar dibandingkan Rp308,24 miliar tahun lalu. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 1 November 2024.

    Namun, laba sebelum pajak mengalami penurunan, tercatat menjadi Rp27,88 miliar dari Rp95,86 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh rugi penjualan aset tetap sebesar Rp112,12 miliar, yang tidak terjadi pada periode sebelumnya.

    Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp24,18 miliar, menurun dari Rp90,64 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Jumlah liabilitas mengalami peningkatan menjadi Rp1,53 triliun per 30 September 2024, naik dari Rp1,41 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, jumlah aset perusahaan juga naik menjadi Rp3,60 triliun dari Rp3,50 triliun pada akhir 2023.

    Alokasikan Belanja Modal

    PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), penyedia jasa sewa kapal dan angkutan barang, mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,5 triliun untuk tahun ini.

    Anton Ramada, Sekretaris Perusahaan Transcoal Pacific, mengungkapkan bahwa dana capex ini akan digunakan untuk menambah armada kapal dan proses docking.

    “Untuk tahun 2024, perseroan menganggarkan capex sebesar Rp1,5 triliun. Alokasi capex tersebut ditujukan untuk penambahan armada kapal dan docking,” ungkap Anton dikutip Kamis 18 April 2024.

    Pada awal tahun 2024, TCPI telah menambah armada baru melalui anak usahanya, PT Karya Samudera Insani (KSI), dengan membeli satu unit kapal jenis mother vessel bulk carrier.

    KSI telah menandatangani memorandum of agreement (MOA) dengan perusahaan di Republik Panama untuk pembelian satu unit mother vessel bulk carrier senilai USD14,8 juta.

    Nilai pembelian tersebut tidak melebihi 20 persen ekuitas TCPI, sehingga tidak termasuk transaksi material. TCPI mendanai 80 persen dari pembelian tersebut melalui bank milik pemerintah dan sisanya melalui keuangan internal.

    Ketika ditanya tentang rencana penambahan armada di tahun ini, Anton menyatakan bahwa perseroan berencana menambah armada kembali pada kuartal kedua tahun ini.

    “Perseroan berencana menambah kapal milik sendiri, termasuk Mother Vessel, Pusher Tug & Barge, serta Tug & Barge,” jelasnya.

    Sementara itu, sebagian besar konsumen jasa angkutan TCPI berasal dari perusahaan-perusahaan batubara.

    “Hingga saat ini, 97 persen kargo yang diangkut oleh TCPI adalah batubara, sedangkan sisanya 3 persen merupakan jenis kargo lainnya,” tutupnya.

    Pergerakan Saham TCPI

    Mengutip Stockbit, Jumat, 22 November 2024, pergerakan saham PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) menunjukkan kestabilan dalam beberapa waktu terakhir, tercatat pada harga Rp7.075 per saham, naik tipis 0,35 persen dibandingkan harga sebelumnya yang juga berada di level Rp7.050.

    Saham TCPI telah diperdagangkan dalam rentang harga antara Rp6.875 hingga Rp7.075 pada sesi terakhir, dengan harga tertinggi menyentuh Rp7.075 dan harga terendah di Rp6.875. Hal ini menunjukkan volatilitas yang relatif terbatas dalam pergerakan sahamnya.

    Jumlah transaksi saham TCPI juga cukup signifikan dengan frekuensi transaksi mencapai 1.574 kali. Nilai transaksi total yang tercatat adalah sekitar Rp76,3 miliar, dengan pembelian bersih (F Buy) sebesar Rp5,6 miliar dan penjualan bersih (F Sell) di angka Rp4,7 miliar.

    Meski ada lebih banyak pembelian daripada penjualan, pergerakan harga saham tetap stabil, mencerminkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.

    Harga saham TCPI saat ini masih jauh dari batas harga atasnya (ARA) yang tercatat di Rp8.450, menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut, meskipun harga saham belum menunjukkan lonjakan signifikan. Sementara itu, harga saham juga masih jauh dari batas bawahnya (ARB) yang berada di Rp5.650, yang berarti risiko penurunan harga terbilang rendah pada level ini.

    Dengan adanya kestabilan harga dan volume transaksi yang tinggi, saham TCPI menunjukkan prospek yang menarik, meski tidak ada fluktuasi besar dalam jangka pendek. Ini bisa menjadi sinyal positif bagi investor yang mengharapkan pertumbuhan berkelanjutan dalam perusahaan, apalagi dengan rencana ekspansi dan belanja modal besar yang tengah direncanakan untuk tahun 2025.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79