KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2022, pihaknya telah menanam sebanyak 612.180 pohon melalui program Community Forest.
Program ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon hingga 32,5 persen.
"Hingga tahun 2030, target program ini adalah menanam 10 juta pohon," kata Budi Wahyu, Kamis, 21 Maret 2024.
Selain sebagai implementasi prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG), program ini juga bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Dipaparkannya, Pupuk Kaltim telah menanam pohon-pohon tersebut di wilayah seluas 288 hektare, yang meliputi Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
"Berbagai jenis tanaman seperti mangga, nangka, durian, alpukat, sirsak, mangrove, matoa, bisbul, menteng, dan gandaria telah ditanam sebagai bagian dari program ini," tuturnya.
Pupuk Kaltim menjalankan program Community Forest ini melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), serta Taman Nasional Kutai (TNK).
khusus kerja sama dengan Taman Nasional Kutai, Pupuk Kaltim berencana menanam 700.700 tanaman langka endemik.
Selain melakukan penanaman, Pupuk Kaltim juga fokus pada pemeliharaan pohon-pohon yang sudah ditanam secara berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat di sekitar area penanaman untuk memanfaatkan hasil dari pohon yang telah ditanam.
Budi Wahju menegaskan bahwa Pupuk Kaltim juga mengintegrasikan program-program lainnya seperti Agrosolution dan Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR) dengan program Community Forest. Masyarakat dan petani sekitar akan diberikan pendampingan untuk merawat, mengolah, dan memasarkan hasil dari pohon yang telah ditanam.
"Kami berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan program Community Forest tidak hanya pada tahap penanaman, tetapi juga dalam upaya memastikan bahwa program ini berkelanjutan dan memberi manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang," pungkasnya. (*/adi)