KABARBURSA.COM - Manager Humas Daop 7 Madiun, Kuswardojo telah berkiprah di PT Kereta Api Indonesia (KAI) hampir setengah hidupnya. Ia mengemban tugas dan wewenang yang tidak mudah, bahkan tantangan terbesar yang ia lalui adalah dimana ketika harus berperan seolah sebagai “Tuhan” untuk memutuskan nasib para pegawai .
Pria kelarihan Cimahi, 23 Mei 1973 tersebut pernah belajar di Politeknik STIA LAN Bandung angkatan 2000 dengan mengambil jurusan keuangan publik dan berhasil lulus tahun 2004.
Sebelum menempuh pendidikan di STAN LAN, Kuswardojo telah mencurahkan hidupnya kepada PT KAI sejak lulus SLTA. Artinya untuk meningkatkan kemampuanya ia terus belajar si STIA LAN Bandung.
“Saya dulu itu sekolah sambil bekerja, saya masuk di KAI menggunakan ijazah SLTA, kemudian mendapat kesempatan sekolah di STIA LAN, sekolah STIA LAN dulu sekolah khusus untuk para pegawai pemerintah,” ucap Kuswardojo kepada KabarBursa.com, Selasa 5 Maret 2024
Awal karirnya di PT KAI justru dimulai di unit operasional pada tahun 1996 hingga 2006, artinya ia berkecimbung di unit operasional KAI selama kurang lebih 10 tahun. Waktu 10 tahun terbilang waktu yang sangat panjang dengan seluruh pengabdian ia lakukan untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada PT KAI.
Tidak sampai itu saja, setelah berkiprah selama 10 tahun di unit operasional KAI. Justru Kuswardojo dipercaya untuk mengembang tugas di unit Hubungan Masyarakat sejak tahun 2007 hingga sekarang.
Perjalanan karirnya di unit Hubungan Masyarakat KAI juga bisa terbilang cukup beragam. Mulai menjabat sebagai Kepala Humas Daop 3, Daop 2 Bandung , Kepala PPID KAI, Divisi LRT Jabodebek dan kini menjabat sebagai Manager Humas Daop 7 Madiun.
Menariknya perpindahan jabatan Kuswardojo di KAI yang sebelumnya di unit operasional ke Hubungan Masyarakat bukan datang begitu saja. Namun ia menerangkan awal perpindahan unit tersebut justru dikarenakan hobby atau kebiasan menulisnya di media internal yang dahulu beranama KONTAK yang dikelola oleh Hubungan Masyarakat KAI.
“Kebetukan saya itu suka menulis, dan di KAI ada media internal bernama KONTAK yang dikelola oleh Humas dan saya sering mengisi artikel di media tersebut sehingga kemudian manajemen melirik saya dan memindahkan saya ke Humas untuk mengelola media tersebut,” terangnya.
Namun perpindahan tersebut tidak juga serta merta berjalan lancar begitu saja. Ia menceritakan harus belajar lagi dengan menempuh pendidikan fungsional untuk mengenal Humas dan jenis kegiatanya.
Terutama ia dipercaya sebagai Kepala Manager Humas Daop 7 Madiun yang memiliki tugas yang terbilang cukup besar tanggung jawabnya.
“Tantangan terberat adalah ketika harus berperan sebagai “ Tuhan” untuk memutuskan nasib pegawai apalagi mereka memiliki keluarga” imbuh Kuswardojo.
Bahkan dalam bekerja ia selalu menempatkan diri sebagai orang tua untuk anak buahnya, sehingga semua permasalahan yang ada selalu dibahas secara terbuka untuk dicarikan solusinya.
Tetapi tentunya bukan berarti menurutnya tidak ada punish and reward, hal tersebut tetap berjalan setelah dirinya menawarkan beberapa opsi dan splusi suatu permasalahan.
Dari sisi lainya, Kuswardojo selalu mengembang moto “ Kesuksesan hidupmu bukan katena kepandaianmu, tetapi karena doa dari Ibu dan Bapakmu, maka jadikan mereka raja dan ratu dihidupmu.
“Motto itulah yang selalu saya ingat dan kerjakan, dimana setiap hendak melakukan kegiatan saya selalu meminta izin dan restu Ibu dan Bapak terlebih dahulu,” ungkapnya.
Kedekatan Kuswardojo kepada keluarga sangat erat. Bahkan hal terberat dalam hidupnya adalah saat dia mengantarkan orangtua ke peristirahatan terakhirnya.
Saat ditanya apa hal yang belum tercapai hingga saat ini, Kuswardojo justru mengingatkan hidup harus bersyukur dan jalani apa saja yang sedang dihadapai.
“Merencanakan boleh saja, namun jika ditanya hal yang belum tercapai saya hanya bisa menjawab saat ini semua sudah tercapai karena bagi saya memikirkan aoa yang belum kita lalui adalah sia sia yang akan berujung overthingking,” tutupnya. (nia/prm)