KABARBURSA.COM - Keputusan PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI) menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) dinilai tepat karena bisa berefek positif bagi laba bersih perusahaan.
Seperti diketahui, tiga perusahaan tersebut resmi menjalin kerja sama infrastruktur jaringan dan pengembangan ekosistem internet nasional.
Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengatakan, kolaborasi tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi Surge di industri infrastruktur jaringan dan layanan internet nasional.
Secara profitabilitas, Abdul memperkirakan kontribusi kerja sama ini akan menyumbang sekitar Rp42–45 miliar terhadap laba bersih Surge.
"Atau sekitar 40 persen dari estimasi laba bersih 2025 sebesar Rp105,79 miliar," kata Abdul kepada KabarBursa.com, Rabu, 4 Juni 2025.
Untuk mendukung ekspansi agresif ini, Abdul menyebut Surge juga memperoleh kredit investasi senilai Rp978 miliar dari BNI guna membangun 700.000 homepass.
Rencana tersebut memiliki target ambisius menambah 4,8 juta pelanggan FTTH hanya dalam 9 bulan dan mencapai total 5 juta pelanggan pada akhir 2025.
"Dengan strategi pembangunan infrastruktur yang masif dan penetrasi harga yang kompetitif, kerja sama ini bukan hanya mendorong peningkatan skala bisnis Surge secara signifikan, tetapi juga berpotensi mengubah peta persaingan industri internet nasional melalui kehadiran internet rakyat yang lebih inklusi," ungkapnya.
Lebih jauh Abdul menerangkan, kerja sama dengan Telkom bisa menjadi potensi besar untuk memperkuat posisi Surge di industri infrastruktur digital nasional.
Ia menjelaskan melalui kolaborasi ini, Surge menargetkan ekspansi jaringan internet ke 25 juta rumah tangga di Pulau Jawa, didukung oleh infrastruktur backbone serat optik sepanjang 7.000 km dan kapasitas bandwidth hingga 64.000 Gbps.
"Selain itu, perusahaan telah membangun 58 Edge Data Center (EDC) yang tersebar di berbagai kota, dengan potensi peningkatan hingga 592 lokasi, guna mendukung aktivitas Cloud Computing dan Content Delivery Network (CDN) bagi penyedia layanan Cloud," katanya.
Abdul melanjutkan dari sisi pasar, Surge telah mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam segmen telekomunikasi, dengan pendapatan meningkat 65,7 persen YoY menjadi Rp232 miliar pada kuartal I-2025. Selain itu, laba bersih perusahaan juga melonjak 182,2 persen menjadi Rp83 miliar pada periode yang sama.
Ia menyatakan dengan target menjangkau 40 juta pelanggan internet melalui layanan berkecepatan 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan, Surge menunjukkan komitmen kuat dalam menyediakan layanan internet terjangkau bagi masyarakat luas.
"Jika angka tersebut direalisasikan dengan baik, Surge bisa menjadi pemain utama di industri infrastruktur digital nasional," pungkasnya.
Surge Gandeng Telkom
Sementara itu, kolaborasi antara Surge dan Telkom diharapkan dapat menjadi katalis utama dalam menghadirkan internet rakyat yang terjangkau, inklusif, dan berkelanjutan bagi lebih dari 40 juta rumah tangga di Indonesia.
Executive Vice President Divisi Wholesale Service Telkom Muhammad Rofik mengatakan, kerja sama ini adalah manifestasi nyata dalam memperluas konektivitas nasional.
"Dengan memanfaatkan kekuatan infrastruktur dan teknologi dari semua pihak, kami ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati layanan internet yang terjangkau dan andal." ujar Rofik dalam keterangan resmi, Senin, 2 Juni 2025.
Sementara itu Director Surge Mustaghfirin menyebut, pihaknya berkomitmen untuk menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia. Kolaborasi ini adalah momentum penting untuk mendorong ketersediaan Internet Rakyat secara merata.
"Khususnya untuk masyarakat di wilayah yang selama ini kurang tersentuh oleh layanan digital," ungkap dia.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.