KABARBURSA.COM – PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah menerbitkan laporan keuangan konsolidasian interim untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2025.
Di tengah tantangan eksternal yang terus berlanjut, termasuk penurunan harga batu bara dan kondisi cuaca ekstrem, perseroan terus memperkuat fokusnya pada peningkatan produktivitas dan penerapan manajemen modal yang disiplin di seluruh unit bisnis.
Meskipun menghadapi ketidakpastian pasar, ABM Investama mencatatkan tren positif dalam kinerja operasional dan keuangan selama kuartal II 2025. Dengan momentum ini, perseroan tetap optimis bahwa kinerja keseluruhan akan terus membaik sepanjang sisa tahun berjalan.
Pendapatan konsolidasian emiten yang sahamnya dimiliki investor Lo Kheng Hong ini tercatat sebesar USD506,9 juta, turun 12 persen secara tahunan (year on year/yoy), mencerminkan dampak dari penurunan harga batu bara dan tantangan operasional akibat cuaca ekstrem yang berkepanjangan.
Adjusted EBITDA tercatat sebesar USD131,2 juta, turun 44 persen dibandingkan semester I 2024, sementara laba bersih tercatat sebesar USD27,7 juta, lebih rendah dibandingkan realisasi semester I 2024.
Penurunan profitabilitas selama semester I 2025 utamanya disebabkan oleh kontribusi yang lebih rendah dari bisnis kontraktor pertambangan.
Cuaca ekstrem, berupa jam hujan yang lebih tinggi dibandingkan semester I 2024, menyebabkan penurunan volume pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 12 persen yoy menjadi 112,0 juta bcm di semester I 2025 dari 127,0 juta bcm pada semester I 2024.
Volume pengambilan batu bara juga menurun sebesar 12 persen yoy menjadi 15,7 juta ton pada semester I 2025.
Direktur ABM Investama Hans Manoe mengatakan bahwa kinerja semester I 2025 mencerminkan tantangan eksternal yang dihadapi industri, termasuk curah hujan yang tinggi dan penyesuaian harga batu bara.
“Sebagai respons, kami mempercepat perbaikan operasional dan keuangan di seluruh unit bisnis,” ujar Hans dalam siaran pers resmi, Kamis, 31 Juli 2025.
Lebih lanjut, volume penjualan bisnis perdagangan bahan bakar menurun sebesar 7 persen menjadi 193 juta liter pada semester I 2025.
Bisnis logistik mempertahankan kinerja yang kuat dengan tingkat pengiriman tepat waktu sebesar 92,7 persen pada semester I 2025.
Bisnis jasa dan fabrikasi meningkatkan tingkat pengiriman tepat waktu dan lengkap menjadi 85,3 persen, naik dari 74,5 persen pada tahun sebelumnya.
Komitmen ABM Investama Meningkatkan Nilai Jangka Panjang
Perseroan terus memperkuat posisinya melalui pengelolaan modal yang disiplin dan pertumbuhan sinergis. Kepemilikan efektif sebesar 30 persen di PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) melalui PT Radhika Jananta Raya memberikan kontribusi pendapatan dividen sebesar USD 63 juta pada semester I 2025.
Di segmen pertambangan batubara, melalui PT Reswara Minergi Hartama (RWA), Perseroan mengendalikan 70 persen saham PT Nirmala Coal Nusantara yang diperkirakan akan memulai produksi pada kuartal IV 2025. Selain itu, RWA telah menyelesaikan akuisisi PT Piranti Jaya Utama yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan batu bara di masa depan dan memperkuat profitabilitas jangka panjang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Langkah-langkah ini, sambung Hans, mendukung kinerja ABM Investama yang lebih tangguh pada kuartal II 2025 dan memposisikan untuk hasil yang lebih kuat di semester II 2025.
“Kami tetap fokus pada optimalisasi aset, peningkatan produktivitas, dan penciptaan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” tegas Hans.
Menuju Semester Kedua yang Lebih Kuat
Selama semester I 2025, emiten koleksi Lo Kheng Hong ini memfokuskan diri pada peningkatan produktivitas operasional dan manajemen modal yang disiplin sebagai respons terhadap tantangan industri.
Pada kuartal II 2025, peningkatan volume pengupasan lapisan tanah penutup menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan kuartal I 2025.
Selain itu, sebagai bagian dari Grup Tiara Marga Trakindo (Grup TMT), Perseroan terus memperkuat sinergi antar anak perusahaan dan entitas dalam grup untuk memperkokoh posisi Perseroan sebagai entitas rantai nilai pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
ABM Investama tetap berkomitmen pada pengelolaan keuangan yang prudent, penciptaan nilai, dan pengelolaan lingkungan.
Perseroan telah memasang panel surya berkapasitas 643,8 kWp di lokasi tambang Jambi, melaksanakan program pengurangan karbon di salah satu lokasi bisnis logistik yang menghasilkan pengurangan emisi sebesar 110 ton CO₂e sejak 2022, serta mengembangkan anak usaha energi terbarukan yang mengoperasikan pembangkit listrik biogas di Kalimantan Selatan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit.
Selain itu, terang Hans, perseroan juga aktif terlibat dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan, melalui berbagai kegiatan pengajaran di kelas, program pengembangan operator, dan pemberian beasiswa di seluruh Indonesia.
“Inisiatif ini telah memberikan manfaat bagi ribuan penerima dan menegaskan pentingnya aspek sosial dan lingkungan bagi perseroan,” pungkas dia. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.