Logo
>

Laba Mustika Ratu Melonjak hingga 710 persen

Ditulis oleh Yunia Rusmalina
Laba Mustika Ratu Melonjak hingga 710 persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Mustika Ratu (MRAT) hingga semester I tahun 2024 mencatat laba bersih Rp302,19 juta.

    Angka laba tersebut terbang hingga 710 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp37,28 miliar.

    Dengan hasil tersebut, laba per saham dasar melonjak menjadi Rp0,8 dari edisi sama tahun lalu, Rp0,2.

    Adapun penjualan bersih sebesar Rp168,34 miliar, meningkat 0,32 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp167,80 miliar.

    Sedangkan beban pokok penjualan Rp93,82 miliar, membengkak dari fase sama tahun lalu senilai Rp84,42 miliar. Laba kotor tercatat Rp74,51 miliar, melorot dari periode sama tahun lalu Rp83,37 miliar.

    Sementara itu, beban penjualan sebesar Rp49,69 miliar, mengalami penciutan dari Rp51,42 miliar. Beban umum dan administrasi Rp22,08 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu Rp24,92 miliar. Dan, laba selisih kurs Rp692,09 juta, melambung 118 persen dari posisi sama tahun lalu minus R3,68 miliar.

    Sedangkan, pendapatan lain-lain Rp2,02 miliar, melangit dari Rp550,03 juta.

    Laba usaha terkumpul Rp5,44 miliar, melonjak signifikan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,89 miliar. Lalu, beban keuangan Rp6,56 miliar, mengalami penciutan dari episode sama tahun lalu senilai Rp6,97 miliar. Pendapatan keuangan Rp2,51 miliar, turun tipis dari posisi sama tahun lalu senilai Rp3,09 miliar.

    Jumlah ekuitas terakumulasi senilai Rp401,25 miliar, susut tipis dari edisi akhir tahun lalu sebesar Rp401,89 miliar. Total liabilitas terkumpul Rp213,31 miliar, mengalami penciutan dari akhir 2023 sebesar Rp232,31 miliar. Jumlah aset Rp614,56 miliar, mengalami perosotan dari akhir tahun lalu Rp634,20 miliar.

    Sebelumnya, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) optimistis pendapatan bisa naik hingga 10 persen pada 2024. Hal itu akan ditopang oleh beberapa strategi yang akan diterapkan perseroan, termasuk menambah negara tujuan ekspor pada tahun ini.

    Direktur Mustika Ratu (MRAT) Jodi Andrea Suryokusumo mengatakan, perseroan optimistis akan mencapai kinerja yang lebih tinggi dibandingkan 2023.

    Jika dilihat dari patokan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan di industri kosmetik dan kecantikan sebesar 5,4 persen.

    "Dengan angka itu, kami menargetkan bisa di atas itu, minimal 9-10 persen baik untuk pendapatan maupun laba,’ ungkap Jodi .

    Menurut Jodi, MRAT memiliki sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah menambah negara tujuan ekspor dari 40 negara pada 2023.

    Dengan menambahkan negara ekspor tersebut, perseroan optimistis akan memperbesar porsi kontribusi ekspor terhadap total pendapatan, yang saat ini menyumbang sebesar 4-5 persen.

    Dalam upaya pengembangan produk baru dan ekspansi pasar, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) menjalin kerja sama strategis dengan SUGI Holdings, perusahaan terkemuka yang tercatat di Bursa Efek Jepang dengan anak perusahaan bernama SUGI Pharmacy.

    SUGI Pharmacy dikenal sebagai perusahaan yang bergerak dalam penjualan obat-obatan, makanan kesehatan, kosmetik, kebutuhan sehari-hari, dan mengoperasikan lebih dari 1.700 toko di Jepang.

    MRAT yang dikenal sebagai produsen produk kecantikan, jamu, dan kesehatan yang terbuat dari bahan alami tumbuhan Indonesia berkolaborasi dengan SUGI Holdings untuk menghadirkan inovasi teknologi Jepang yang telah teruji dan menciptakan sinergi dengan produk lokal di Indonesia.

    Produk-produk yang dihasilkan dari kolaborasi ini akan memperoleh sertifikasi halal dan akan dipasarkan secara global, khususnya di negara-negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor bagi MRAT.

    Dua Emiten Hary Tanoe Disuspen BEI

    Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (suspend) dua perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, yaitu PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) dan PT MNC Land Tbk (KPIG), pada Selasa 20 Agustus 2024.

    Adapun penghentian perdagangan saham itu dilakukan karena harga saham kedua emiten MNC tersebut telah melesat ratusan persen dalam sebulan terakhir.

    Berdasarkan data penutupan perdagangan BEI, Senin 19 Agustus 2024, saham MNC Digital Entertainment meningkat 19,81 persen ke level Rp6.350 per lembar saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp77,06 triliun. Jika melihat tren kenaikannya, harga saham MSIN naik 54,13 persen dalam seminggu terakhir dan meningkat 128,42 persen dalam sebulan terakhir. Jika menelisik lebih jauh, pada awal Agustus ini harga sahamnya hanya berada di level R 2.780 per saham.

    Sedangkan harga saham MNC Land pada perdagangan awal pekan ini juga naik 15,75 persen ke Rp169 per saham, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp16,49 triliun. Dalam seminggu terakhir, harga saham KPIG juga melonjak 22,46 persen dan melesat 72,45 persen dalam sebulan terakhir. Jika dihitung tiga bulan belakangan, harga saham KPIG itu melejit 172,58 persen secara year to date (ytd).

    Alasan BEI melakukan suspensi ini adalah terjadinya kenaikan harga saham KPIG dan MSIN yang signifikan. Menurut informasi BEI, suspensi saham tersebut dilakukan sebagai bentuk perlindungan bagi investor.

    “Hal itu bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham emiten milik konglomerat itu,” tulis manajemen BEI dalam keterangannya, Selasa 20 Agustus 2024.

    Manajemen BEI menjelaskan, para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan.

    Sebelumnya, saham KPIG telah disuspensi atas alasan yang sama pada 17 Juli 2024 dan dibuka kembali sehari setelahnya. Kenaikan saham KPIG tersebut seiring dengan aksi Hary Tanoesoedibjo melalui PT MNC Asia Holding Tbk. Emiten bersandi BHIT ini tercatat melakukan beberapa kali transaksi pembelian dalam beberapa waktu terakhir.

    Adapun pada awal tahun ini atau per 31 Januari BHIT hanya menggenggam 13,76 miliar saham KPIG. Artinya BHIT sepanjang tahun ini, hingga 25 Juli 2024 kepemilikan BHIT di KPIG telah bertambah 5,36 miliar saham.

    Sedangkan MSIN berencana melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:5. Sehingga nantinya harga saham MSIN dari sebelumnya Rp50 per saham menjadi Rp10 per saham. Jumlah saham sebelum stock split sebanyak 12.135.235.641 saham dan akan menjadi sebanyak 60.676.178.205 usai aksi tersebut.

    Direksi MSIN mengungkapkan bahwa nilai nominal saham MSIN saat ini Rp50 per lembar saham. Nantinya akan menjadi Rp10 per lembar saham. Adapun jumlah saham MSIN sebelum stock split sebanyak 12,13 miliar saham. Dan akan bertambah menjadi 60,67 miliar saham setelah stock split.

    “Dengan melakukan stock split, harga saham perseroan akan lebih terjangkau dan dapat memberikan sinyal positif terhadap pelaku pasar modal untuk dapat turut berpartisipasi dalam mendukung saham perseroan,” ungkap direksi MSIN.

    Mengutip keterbukaan informasi, latar belakang dilakukannya aksi korporasi ini harga saham MSIN akan lebih terjangkau dan dapat memberikan sinyal positif terhadap pelaku pasar modal untuk dapat turut berpartisipasi dalam mendukung saham MSIN.

    Tujuannya, untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham MSIN, dan harga per lembar saham akan menjadi lebih terjangkau serta memberikan kesempatan kepada investor untuk aktif memperdagangkan dan ikut memiliki saham tersebut. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah investor domestik di Tanah Air.

    MSIN akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapau Umum Pemegang Saham (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada Senin, 23 September 2024. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunia Rusmalina

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.