Logo
>

Laba PTBA Semester I 2025 Melorot 59 Persen, Target Harga Dipangkas

Sekuritas menurunkan target harga Bukit Asam menjadi Rp2.610 per saham, memproyeksikan laba bersih 2025 anjlok 40 persen.

Ditulis oleh Syahrianto
Laba PTBA Semester I 2025 Melorot 59 Persen, Target Harga Dipangkas
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan penurunan tajam laba bersih sebesar 59 persen secara tahunan pada semester pertama 2025 menjadi Rp833 miliar. (Foto: Dok. PTBA)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan penurunan tajam laba bersih sebesar 59 persen secara tahunan pada semester pertama 2025 menjadi Rp833 miliar. 

    Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai lonjakan biaya bahan bakar, logistik, dan jasa tambang sebesar 13 persen menjadi penyebab utama tergerusnya margin, meski pendapatan perusahaan naik tipis 4 persen menjadi Rp20,45 triliun.

    Dalam riset yang diterbitkan 12 Agustus 2025, analis senior Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menyebutkan bahwa kinerja PTBA mendapat dorongan dari pertumbuhan penjualan domestik 5 persen serta lonjakan ekspor ke Bangladesh dan Filipina yang masing-masing naik 907 persen dan 579 persen. Namun, penurunan tajam ekspor ke India, China, dan Korea ikut menekan pendapatan secara keseluruhan.

    “Produksi batubara PTBA meningkat 16 persen menjadi 21,73 juta ton, dengan volume penjualan naik 8 persen. Tetapi harga jual rata-rata atau ASP turun 4 persen, membatasi pertumbuhan laba,” tulis Sukarno dalam riset dikutip Rabu, 13 Agustus 2025.

    Kiwoom mencatat, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) merosot 41 persen yoy menjadi Rp1,86 triliun, dengan margin yang terpangkas menjadi 9,13 persen. 

    Sementara itu, laba operasional anjlok 62 persen menjadi Rp892 miliar. Beban bunga tetap tertutup aman dengan interest coverage ratio 14,21 kali, meski menurun dari 25,80 kali pada periode yang sama tahun lalu.

    Kondisi tersebut mendorong Kiwoom menurunkan target harga PTBA dalam 12 bulan ke depan menjadi Rp2.610 per saham dari sebelumnya Rp3.100. Target ini mencerminkan valuasi price to earnings ratio (P/E) 9,8 kali dan price to book value (PBV) 1,3 kali. Dengan harga penutupan terakhir Rp2.410 per saham, potensi kenaikan (upside) yang dihitung mencapai 8,3 persen.

    Meskipun proyeksi laba tahun penuh 2025 direvisi turun 40 persen menjadi Rp3,05 triliun, Kiwoom memperkirakan PTBA masih mampu memberikan dividend yield yang menarik, yakni 12 persen pada 2026 dan 10,6 persen pada 2027, dengan asumsi dividend payout ratio 80 persen.

    Kiwoom mempertahankan rekomendasi “tahan” untuk saham PTBA dengan mempertimbangkan valuasi relatif terhadap emiten sejenis, di tengah risiko eksternal seperti perlambatan ekonomi global, volatilitas harga batubara, penguatan rupiah, transisi energi, dan potensi perubahan regulasi.

    Dari sisi teknikal, pergerakan harga PTBA sejak 2024 cenderung sideways di kisaran support Rp2.300–Rp2.400 dan resistance Rp2.700–Rp3.000 hingga Rp3.160. Posisi harga yang mendekati area support membuat potensi penurunan menjadi terbatas. Strategi perdagangan yang disarankan adalah wait and see serta buy on weakness di area bawah tersebut.

    Level resistance terdekat berada pada moving average (MA) 10 di Rp2.540, MA20 di Rp2.650, dan MA50 di Rp2.700. Jika harga mampu menembus level tersebut, potensi kenaikan menuju Rp2.990 hingga Rp3.160 terbuka.

    Analis menilai, kombinasi prospek dividen yang masih atraktif dan posisi harga yang mendekati area bawah bisa menjadi pertimbangan bagi investor jangka menengah hingga panjang. Namun, pelaku pasar tetap perlu memperhatikan tren harga batubara global dan perkembangan biaya operasional perusahaan sebagai faktor penentu arah kinerja PTBA ke depan.

    Insight Daily KabarBursa akan mengulas lebih dalam strategi perdagangan saham PTBA dan membedah valuasi serta prospek fundamentalnya secara komprehensif, termasuk skenario harga batubara dan sensitivitas laba terhadap fluktuasi biaya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.