Logo
>

Laba Saham XL Axiata (EXCL) Melejit saat IHSG Bervariasi

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Laba Saham XL Axiata (EXCL) Melejit saat IHSG Bervariasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kinerja yang positif sepanjang paruh pertama 2024, dengan peningkatan pada beberapa aspek kunci yang mendukung pertumbuhan perusahaan.

    Laporan keuangan terbaru menunjukkan adanya kenaikan dalam pendapatan, laba bersih, dan arus kas, meski terdapat beberapa aspek yang perlu dicermati lebih lanjut.

    Pada 2024, Pendapatan EXCL tumbuh 8,17 persen menjadi Rp17,05 triliun pada semester pertama tahun ini, terutama didorong oleh pertumbuhan sektor data dan layanan digital. Sektor ini berkontribusi sebesar Rp15,84 triliun atau sekitar 93 persen dari total pendapatan, dengan pertumbuhan 9,9 persen dari tahun sebelumnya.

    Sebaliknya, layanan percakapan dan SMS mengalami penurunan 9,6 persen menjadi Rp482 miliar. Ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen yang lebih memilih layanan data.

    Pendapatan dari jasa interkoneksi dan telekomunikasi lainnya juga turun signifikan sebesar 36,2 persen menjadi Rp373 miliar, yang kemungkinan besar mencerminkan perubahan dalam struktur pasar telekomunikasi.

    Namun, perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan besar dalam managed service dan jasa teknologi informasi, dengan peningkatan sebesar 51 persen menjadi Rp358 miliar.

    Pertumbuhan ini menandakan diversifikasi yang berhasil dilakukan oleh EXCL dalam bisnisnya. Sementara itu, pendapatan dari sewa operasi juga meningkat 26 persen menjadi Rp8 miliar, meskipun kontribusinya terhadap total pendapatan masih kecil.

    Asal Penambahan Laba

    Di sisi biaya, EXCL menghadapi kenaikan biaya pokok penjualan (COGS) sebesar 4,32 persen menjadi Rp11,94 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban penyusutan yang naik 9,8 persen, mencapai Rp6,06 triliun atau 35,5 persen dari total pendapatan.

    Namun, perusahaan berhasil menurunkan beban infrastruktur sebesar 1,7 persen menjadi Rp4,40 triliun, menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan aset infrastruktur. Beban interkoneksi juga turun 13,2 persen menjadi Rp270 miliar, yang dapat mencerminkan negosiasi tarif yang lebih baik dengan mitra-mitra interkoneksi.

    Selain itu, beban paket perdana dan voucher meningkat signifikan sebesar 46 persen menjadi Rp258 miliar, yang perlu dicermati karena dapat berdampak pada profitabilitas perusahaan. Di sisi lain, beban layanan bernilai tambah (value added services) turun 2,9 persen menjadi Rp229 miliar, yang mungkin mencerminkan penurunan dalam diversifikasi layanan yang ditawarkan oleh EXCL.

    Peningkatan efisiensi juga terlihat dari penurunan beban penjualan, umum, dan administrasi (SGA) sebesar 5,82 persen menjadi Rp1,32 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya komisi penjualan dan biaya jasa profesional, yang menunjukkan pengelolaan biaya operasional yang lebih baik.

    Hasil dari efisiensi ini adalah peningkatan laba usaha EXCL yang naik dari Rp2,25 triliun menjadi Rp2,95 triliun. Laba sebelum pajak melonjak 66,6 persen menjadi Rp1,34 triliun, sementara laba bersih tahun berjalan meningkat 57,7 persen menjadi Rp1,04 triliun. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik signifikan menjadi Rp1,03 triliun, mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan operasionalnya.

    Dari sisi aset, EXCL mencatatkan penurunan sebesar 1,25 persen dari Rp87,69 triliun pada akhir tahun 2023 menjadi Rp86,59 triliun pada kuartal kedua 2024. Meski demikian, beberapa komponen aset utama seperti aset tetap dan aset tak berwujud tetap menunjukkan pertumbuhan. Aset tetap, yang merupakan 74 persen dari total aset, tumbuh 0,23 persen menjadi Rp64,04 triliun, mencerminkan investasi berkelanjutan perusahaan dalam infrastruktur telekomunikasi.

    Goodwill EXCL tetap stabil di angka Rp6,92 triliun atau sekitar 8 persen dari total aset, menunjukkan tidak adanya penurunan nilai aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, aset tak berwujud lainnya mengalami pertumbuhan 1,7 persen menjadi Rp6,56 triliun, yang mencerminkan investasi dalam teknologi dan hak cipta.

    Kas dan setara kas EXCL mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 44,43 persen menjadi Rp1,40 triliun, memperkuat posisi likuiditas perusahaan. Peningkatan ini memberikan fleksibilitas lebih bagi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan mendukung kebutuhan operasional lainnya.

    Di sisi liabilitas, EXCL berhasil menurunkan total liabilitas sebesar 2,96 persen menjadi Rp59,69 triliun, terutama karena penurunan liabilitas sewa jangka panjang. Liabilitas sewa yang merupakan komponen terbesar dari total liabilitas turun 3,86 persen menjadi Rp34,62 triliun, menunjukkan manajemen utang yang baik dan mengurangi tekanan likuiditas.

    Pinjaman jangka panjang juga turun signifikan sebesar 13,93 persen menjadi Rp4,83 triliun, yang mengurangi beban bunga dan meningkatkan stabilitas keuangan perusahaan. Selain itu, pengelolaan sukuk ijarah tetap stabil di angka Rp1,97 triliun, mencerminkan pengelolaan utang yang konsisten oleh perusahaan.

    Sementara itu, utang obligasi EXCL juga stabil di angka Rp1,68 triliun, menunjukkan disiplin keuangan yang baik. Namun, pendapatan tangguhan perusahaan mengalami penurunan sebesar 11,64 persen menjadi Rp2,48 triliun, yang mungkin mencerminkan penurunan pembayaran di muka dari pelanggan.

    Total utang berbunga EXCL tercatat sebesar Rp10,83 triliun atau sekitar 18,2 persen dari total liabilitas, menunjukkan pengelolaan utang yang hati-hati dan terkendali oleh perusahaan.

    Arus Kas Positif

    Arus kas operasional EXCL meningkat 16,88 persen menjadi Rp10,24 triliun, menunjukkan arus kas yang kuat dan stabil. Arus kas yang kuat ini cukup untuk mendanai belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp4,92 triliun dan membayar utang berbunga yang mencapai Rp10,83 triliun, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan operasionalnya dengan efisien.

    Cadangan kas perusahaan juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 44,43 persen menjadi Rp1,40 triliun, memperkuat posisi likuiditas perusahaan dan memberikan fleksibilitas lebih dalam menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

    Secara keseluruhan, EXCL menunjukkan kinerja yang solid di paruh pertama tahun 2024, dengan peningkatan laba, pendapatan, dan arus kas operasional yang kuat. Meski demikian, perusahaan tetap perlu waspada terhadap beberapa risiko seperti peningkatan beban penyusutan dan penurunan pada beberapa sektor pendapatan. (*)

     

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).