Logo
>

Lagi, Asing Borong Saham BBRI Hampir Rp1 Triliun

Investor asing mencatatkan net buy Rp910 miliar atas saham Bank Rakyat Indonesia meski harga terkoreksi.

Ditulis oleh Syahrianto
Lagi, Asing Borong Saham BBRI Hampir Rp1 Triliun
BRI Kantor Cabang Menteng, Jakarta, Rabu, 23 April 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi sorotan hingga sesi I pada perdagangan Kamis, 15 Mei 2025, setelah mencatatkan pembelian bersih oleh investor asing senilai Rp910 miliar, tertinggi di antara saham-saham lainnya. 

    Aksi beli ini dilakukan oleh investor asing di tengah tren penurunan harga saham BBRI dan setelah perusahaan merilis laporan keuangan kuartal I 2025 yang menunjukkan penurunan laba bersih dua digit.

    Data perdagangan mencatat bahwa volume pembelian bersih asing terhadap saham BBRI mencapai 2,1 juta lot, yang tersebar dalam 25.000 kali transaksi, dengan harga rata-rata pembelian berada di level Rp4.252 per saham. 

    Di antara broker yang melakukan akumulasi besar terhadap saham ini, broker asing CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) menjadi yang paling dominan dengan nilai pembelian sebesar Rp696,5 miliar untuk 1,64 juta lot, diikuti oleh broker ZP yang memborong senilai Rp267,1 miliar atau 628 ribu lot. Harga rata-rata transaksi masing-masing tercatat sebesar Rp4.256 dan Rp4.248 per saham.

    Di sisi penjualan, broker domestik YP dan OD menjadi pihak yang melepas saham BBRI dalam jumlah terbesar dengan nilai masing-masing Rp114,3 miliar dan Rp110,9 miliar. 

    Broker lainnya yang juga mencatatkan distribusi besar antara lain BK, **CC**, dan XL. Aktivitas ini menggambarkan adanya pergeseran kepemilikan dari investor domestik kepada investor asing, yang tampak memanfaatkan momentum harga untuk melakukan akumulasi besar.

    Meskipun terjadi aksi beli masif dari asing, harga saham BBRI justru mengalami penurunan Rp60 atau sekitar 1,41 persen, ditutup di level Rp4.210 per saham. 

    Harga sempat dibuka lebih tinggi di Rp4.310 dan menyentuh level tertinggi harian di Rp4.330, namun mengalami koreksi hingga ke level terendah harian Rp4.160. Nilai transaksi saham BBRI pada hari itu mencapai Rp819,97 miliar dengan total volume 1,94 juta lot. Harga rata-rata volume transaksi (volume weighted average price) berada di Rp4.229 per saham, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan, yang menunjukkan bahwa akumulasi terjadi pada kisaran harga atas di awal sesi perdagangan.

    Everson Sugianto, Investment Analyst di Stockbit, menjelaskan bahwa pergerakan investor asing yang mengakumulasi saham BBRI dalam jumlah besar terjadi tidak lama setelah rilis kinerja keuangan kuartal I 2025. 

    “Meskipun laba bersih BBRI turun empat belas persen secara year on year menjadi Rp13,7 triliun, investor asing tampaknya tetap melihat prospek jangka panjang yang solid dari bank ini,” ujarnya, melalui riset yang dikutip Jumat, 16 Mei 202

    Ia juga menambahkan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada bagaimana manajemen menjaga margin keuntungan dan kualitas aset di tengah tekanan provisi yang meningkat signifikan.

    Minat besar investor asing terhadap saham BBRI terjadi hanya dua pekan setelah manajemen mengumumkan kinerja keuangan kuartal I 2025. 

    Dalam laporan yang dirilis, BBRI membukukan laba bersih sebesar Rp13,7 triliun, turun 14 persen secara year on year (yoy) dan 9,4 persen secara quarter on quarter (qoq). Penurunan laba ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan beban provisi yang signifikan menjadi Rp12,3 triliun, naik 15 persen secara yoy dan 41 persen secara qoq.

    Peningkatan beban provisi tercermin dari kenaikan cost of credit (CoC) menjadi 3,5 persen pada kuartal I 2025, naik dari 2,8 persen pada kuartal IV 2024 dan 3,8 persen pada kuartal I 2024. Angka ini lebih buruk dibandingkan proyeksi manajemen yang menargetkan kisaran 3 persen hingga 3,2 persen untuk tahun penuh 2025.

    Namun demikian, Net Interest Margin (NIM) BBRI relatif terjaga di level 7,7 persen, naik dari 7,5 persen pada kuartal sebelumnya, meskipun sedikit menurun dari 8 persen pada periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini berada dalam kisaran panduan manajemen untuk tahun penuh 2025 yang ditetapkan antara 7,3 persen hingga 7,7 persen.

    Di sisi pembiayaan, BBRI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5 persen secara year on year pada kuartal I 2025, melambat dari pertumbuhan 7 persen pada kuartal IV 2024 dan 10,9 persen pada kuartal I 2024. Pertumbuhan kredit tersebut berada di bawah target manajemen yang memproyeksikan kenaikan antara 7 persen hingga 9 persen untuk tahun 2025.

    Manajemen BBRI telah mengadakan earnings call pada Rabu, 30 April 2025, pukul 10.00 WIB untuk membahas lebih lanjut kinerja keuangan dan strategi ke depan. Hingga saat ini, belum dirilis pernyataan publik lanjutan dari manajemen mengenai arah bisnis pascarilis laporan kuartalan.

    Kondisi ini menciptakan kontras yang menarik antara pelemahan harga saham dan penurunan kinerja keuangan dengan akumulasi besar dari investor asing. Meski belum diketahui alasan pasti di balik aksi beli asing yang masif, data menunjukkan bahwa saham BBRI tetap menjadi salah satu aset utama dalam radar investasi jangka menengah hingga panjang oleh investor institusional global.

    Dengan demikian, meskipun tekanan jual sempat mendominasi perdagangan hari itu, arus masuk dana asing yang signifikan memberikan sinyal bahwa minat terhadap saham perbankan pelat merah ini belum surut. 

    Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana manajemen menavigasi risiko kualitas aset dan menjaga margin keuntungan di tengah ketidakpastian ekonomi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.