Logo
>

Level 7.200: Pembelian Asing Dorong Penguatan

Investor asing membukukan aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp553 miliar

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Level 7.200: Pembelian Asing Dorong Penguatan
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa.com/Abbas

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, naik 33,60 poin atau 0,47 persen ke level 7.200,58 pada Kamis, 23 Mei 2025. Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 7.219,45 sebelum terkoreksi hingga level terendah 7.192,68. Total volume transaksi tercatat sebanyak 26,32 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp2,01 triliun dari 187.450 transaksi.

Investor asing membukukan aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp553 miliar di pasar reguler, dengan nilai beli mencapai Rp4,88 triliun dan nilai jual Rp4,33 triliun. Sementara total nilai transaksi di seluruh pasar mencapai Rp8,84 triliun.

Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada awal perdagangan. Saham PT Saranacentral Bajatama Tbk dari sektor basic industry dengan kode saham BAJA melonjak 33,72 persen ke level 115. Saham PT Fast Food Indonesia Tbk yang bergerak di sektor non-cyclical dengan kode FAST naik 24,67 persen ke posisi 374. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dari sektor consumer cyclicals dengan kode PTSP juga menguat 20,11 persen ke harga 1.075. Kemudian, saham PT Megapower Makmur Tbk dari sektor energy dengan kode MPOW naik 13,79 persen ke level 165, serta PT Xolare RCR Energy Tbk dari sektor energy dengan kode SOLA menguat 10,71 persen ke posisi 124.

Di sisi lain, saham PT Mitra Investindo Tbk dari sektor energy dengan kode MITI melemah 12,63 persen ke level 173. Saham PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk dari sektor property dengan kode BBSS turun 9,94 persen ke posisi 308. Penurunan juga dialami oleh saham PT C Arsy Buana Travelindo Tbk dari sektor transportasi dengan kode HAJJ yang turun 9,40 persen ke harga 212. Saham PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk dari sektor industrial dengan kode LMAX melemah 8,89 persen ke posisi 41, serta PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk dari sektor infrastructure dengan kode BDKR terkoreksi 8,81 persen ke harga 145.

Catatan Kenaikan Tertinggi

Secara sektoral, sektor basic industry mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 0,91 persen, disusul sektor keuangan naik 0,51 persen dan sektor infrastruktur menguat 0,48 persen. Sektor teknologi dan industri masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 0,31 persen dan 0,26 persen. Sementara itu, sektor transportasi turun 0,35 persen, sektor properti melemah 0,10 persen, dan sektor consumer non-cyclical terkoreksi 0,08 persen.

Analis pasar modal, Ibrahim Assuaibi, menyebut bahwa koreksi IHSG pekan ini masih tergolong wajar dan tidak mengganggu tren jangka menengah. 

Ia memproyeksikan indeks bisa kembali menuju level 7.200 dalam waktu dekat, terutama jika stabilitas sektor perbankan terjaga dan tensi global cenderung mereda.

“Kalau tidak ada tekanan eksternal yang signifikan, IHSG bisa rebound ke 7.200. Sektor perbankan akan jadi motor utama karena secara fundamental masih sangat solid,” kata Ibrahim saat dihubungi KabarBursa.com, Selasa, 20 Mei 2025.

Menurutnya, saham-saham bank besar tetap menjadi favorit investor karena kontribusinya yang besar terhadap gerak IHSG. Ditambah lagi, ekonomi domestik dinilai cukup kokoh dan sektor konsumsi masih tumbuh.

Tak hanya itu, Ibrahim juga menyoroti sektor ritel sebagai opsi menarik, terutama emiten di bawah grup Indo seperti Indomaret, Alfamart, dan Indomarko. Dengan karakter bisnis yang defensif dan basis pelanggan yang luas, saham-saham ini dinilai ideal untuk mengarungi pasar yang tidak menentu.

“Retail tetap menarik, mereka punya pangsa pasar besar dan cenderung stabil,” ujarnya.

Ia juga merekomendasikan saham-saham berbasis pertanian dan pupuk, seiring dengan dorongan pemerintah terhadap program ketahanan pangan nasional. Menurutnya, sektor ini akan mendapat momentum pertumbuhan seiring perubahan arah kebijakan dan tren konsumsi nasional.

Namun di sisi lain, Ibrahim tetap mengingatkan investor agar mencermati potensi risiko dari luar negeri, terutama dari Amerika Serikat. Ia menyoroti tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS, mulai dari penurunan peringkat ekonomi hingga rencana PHK dari otoritas moneter negara tersebut.

“Kontraksi ekonomi AS sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama jadi alarm penting. Ini bisa berdampak ke sentimen pasar secara global,” jelasnya.

Meski begitu, Ibrahim menilai adanya jeda 90 hari dalam eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok sebagai kabar baik. Waktu ini, menurutnya, akan dimanfaatkan oleh investor untuk mengakumulasi saham, terutama di sektor-sektor strategis.

“Selama gencatan ini berlangsung, pelaku pasar akan ambil posisi. Ini bisa jadi ruang bagi IHSG untuk kembali menguat,” kata dia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".