KABARBURSA.COM - Telkomsel, Tencent, dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) atau MCASH, menjalin kolaborasi strategis untuk mendorong inovasi digital berkelanjutan di Indonesia. Kerja sama ini bertujuan menghadirkan teknologi terintegrasi yang mendukung transformasi digital yang inklusif sekaligus memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berkembang.
Berdasarkan keterangan tertulis, sebagai penyedia layanan telekomunikasi terdepan di Indonesia, Telkomsel berkomitmen menjadi katalis transformasi digital melalui konektivitas, solusi, dan layanan inovatif.
Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk menghadirkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat dan industri.
"Dengan mengintegrasikan teknologi terkini bersama Tencent dan MCASH, kami berharap dapat mendefinisikan ulang standar pasar dan mendorong transformasi digital yang lebih inklusif," ujar Nugroho.
Tencent, pemimpin global dalam teknologi cloud dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), akan memberikan kontribusi dengan teknologi mutakhirnya. Sementara itu, MCASH, sebagai perusahaan infrastruktur digital terkemuka di Indonesia, berperan sebagai penggerak teknologi untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan.
Ketiga perusahaan ini sepakat menjalankan kemitraan strategis secara sinergis dan terpadu, terutama dalam mengembangkan teknologi komunikasi dan kecerdasan buatan seperti Palm Verification Technology, eKYC, Digital Human, dan konten berbasis AI.
Teknologi ini akan diterapkan dalam operasi internal Telkomsel serta layanan pelanggan B2C dan B2B untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan pengalaman layanan yang lebih aman, inovatif, dan memuaskan.
Sebagai contoh, implementasi teknologi verifikasi telapak tangan (Palm Verification Technology) akan mempermudah transaksi produk dan layanan Telkomsel, sekaligus meningkatkan standar keamanan. Di sisi lain, AI akan dioptimalkan untuk menyempurnakan layanan pelanggan dan membuka peluang bisnis baru, memperluas peran Telkomsel dalam ekosistem digital Indonesia.
Senior Vice President Tencent Cloud, Poshu Yeung, menyatakan antusiasmenya terhadap kemitraan ini. "Kami melihat ini sebagai langkah strategis untuk masuk ke pasar bersama. Dalam setahun terakhir, kerja sama kami dengan Telkomsel telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, dan kami optimis terhadap masa depan kolaborasi ini," ungkapnya.
Martin Suharlie, Direktur Utama MCASH, juga menyoroti potensi besar dari kemitraan ini. "Sebagai mitra Tencent di Indonesia, kami ingin membawa kolaborasi dengan Telkomsel ke tingkat yang lebih dalam. Dengan teknologi global yang dimiliki Tencent, Telkomsel dapat naik ke level baru dalam melayani masyarakat Indonesia," ujarnya.
Kerja sama antara Telkomsel, Tencent, dan MCASH diharapkan dapat mempercepat transformasi digital Indonesia, menciptakan peluang pertumbuhan baru, dan memberikan kontribusi nyata bagi pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan.
Kinerja Keuangan MCAS
MCAS mencatat laba bersih sebesar Rp2,3 miliar pada kuartal III 2024. Angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 54,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih tercatat sebesar Rp5,1 miliar. Laba bersih per saham (EPS) perseroan setara dengan Rp2,65 per lembar saham.
Pendapatan MCAS pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp5,8 triliun, menurun 37,6 persen dari Rp9,3 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Penurunan pendapatan ini memberikan tekanan signifikan pada profitabilitas perusahaan, meskipun EBITDA meningkat 43 persen menjadi Rp87,5 miliar dari Rp61,2 miliar di tahun sebelumnya.
Gross profit MCAS mencapai Rp149,3 miliar, turun 9,3 persen secara tahunan, dengan gross margin sebesar 2,6 persen. Di sisi lain, margin EBITDA tercatat 1,5 persen, sedangkan net margin berada di level 0,0 persen, mengindikasikan tekanan yang signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
MCAS juga mencatat beban bunga sebesar Rp15,1 miliar, yang berdampak pada laba operasional yang hanya mencapai Rp13,5 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) tercatat sebesar 0,65, dengan total utang jangka pendek sebesar Rp563,0 miliar dan utang jangka panjang Rp194,5 miliar.
Meskipun demikian, perusahaan masih menunjukkan likuiditas yang cukup baik dengan kas sebesar Rp239,2 miliar dan total aset sebesar Rp1,92 triliun. Total ekuitas tercatat sebesar Rp1,16 triliun, mencerminkan nilai buku per saham (BVPS) sebesar Rp1.340,67 dengan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 0,89 kali.
Harga saham MCAS terakhir tercatat sebesar Rp1.195 per lembar, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,03 triliun. Dengan EPS sebesar Rp2,65, rasio harga terhadap laba bersih (PER) perusahaan mencapai 450,94 kali, mencerminkan valuasi yang cukup tinggi. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.