KABARBURSA.COM - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil menurunkan liabilitas sebesar 38 persen di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp2,75 triliun 2024 dibanding periode sama di tahun 2023 senilai Rp4,44 triliun.
Di samping itu, BNBR juga mencatat kenaikan ekuitas sebesar 62,7 persen di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp4,32 triliun dibanding periode sama di tahun 2023 senilai Rp2,66 triliun.
Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengaku bersyukur dengan capaian tersebut. Menurutnya, capaian BNBR di kuartal III 2024 menunjukkan rasio utang perseroan yang sehat dengan beban keuangan yang ringan.
“Perseroan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang lebih ringan, dan arus kas yang lebih kuat,” kata Anindya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Selain itu, Anindya juga menuturkan, perseroan turut menorehkan peningkatan net income secara signifikan pada kuartal III 2024 sebesar 416,8 persen dengan angka sebesar Rp 636,27 miliar dibanding periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 123,12 miliar.
Kendati menvatat penurunan pendapatan sebesar 11,6 persen di kuartal III tahun ini jika dibanding periode sama di tahun sebelumnya, Anindya menyebut gross profit perseroan tetap meningkatkan sebesar 6,8 persen dan operating profit meningkat sebesar 1 persen.
Dia menyebut, kenaikan Earnings Before Interest Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) menunjukkan kinerja positif saham perseroan. Sementara peningkatan net income, kata Anindya, menjadi dampak positif dari pelepasan salah satu aset BNBR.
“Kenaikkan net income secara signifikan sebagai dampak dari adanya pelepasan salah satu asset Perseroan yang digunakan untuk penyelesaian utang,” ungkapnya.
Hasil Aksi Korporasi
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti menuturkan, saat ini postur neraca perseroan jauh lebih ramping dan sehat. Adapun perampingan BNBR sendiri telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.
Roy menyebut, beberapa tahun proses restrukturisasi berlangsung seiring dengan aksi korporasi kuasi reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024 lalu, perseroan juga akan menyelesaikan tahapan akhir aksi korporasi berupa private placement dalam waktu dekat.
Untuk menjalankan private placement, Roy menyebut perseroan akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan para pemegang saham. Adapun saat ini, kata dia, prvate placement konversi utang merupakan agenda terakhir yang hendak dilakukan perseroan.
“Saat ini, private placement konversi utang ini adalah yang terakhir dalam agenda Perseroan, karena dengan selesainya restrukturisasi utang ini, BNBR tidak lagi memiliki kewajiban jangka panjang material yang overdue,” jelasnya.
Dengan penyelesaian aksi korporasi ini, rasio debt to assets perseroan turun menjadi 39 persen dari 63 persen pada akhir tahun lalu. Sedangkan rasio debt to equity BNBR juga turun signifikan menjadi 64 persen dari 167 persen pada akhir tahun 2023.
Sejak tanggal 30 September lalu, tutur Roy, perseroan juga berhasil mencatatkan laba ditahan sebesar Rp636,3 miliar dari sebelumnya defisit Rp19,5 triliun yang telah berhasil dieliminasi lewat aksi korporasi kuasi reorganisasi. Roy menyebut, rangkaian aksi korporasi yang dilakukan BMBR telah membuahkan hasil yang positif.
"Dalam waktu dekat akan tiba di tahap akhir restrukturisasi, di mana hasilnya telah dapat tercermin di neraca perseroan," ungkapnya.
Lebih jauh, Roy menyebut, hasil restrukturisasi dapat dilihat dari neraca perseroan yang memiliki struktur liabilitas dan ekuitas yang sangat baik. Setelahnya, dia mengaku BNBR akan fokus pada perkuatan operasional bisnis di seluruh unit sektor usaha.
"Perseroan akan fokus memperkuat sisi operasional bisnis di seluruh sektor di unit usaha Perseroan, termasuk pengembangan bisnis baru di proyek-proyek strategis,” tutupnya.
Saham BNBR
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan kenaikan harga saham pada perdagangan, Jumat, 25 Oktober 2024, dengan harga saham dibuka di level 48 dan meningkat sebesar 6,25 persen, atau naik 3 poin dari harga penutupan sebelumnya yang berada di angka 45. Di akhir, harganya di level 51.
Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya minat investor, terlihat dari volume perdagangan yang mencapai 26,83 juta saham, melampaui rata-rata volume harian sebesar 7,89 juta saham.
Saham BNBR juga menunjukkan performa yang mengesankan dalam beberapa periode terakhir. Dalam satu minggu terakhir, harga saham BNBR mengalami kenaikan sebesar 26,32 persen.
Dalam jangka waktu tiga bulan, performa harga sahamnya bahkan meningkat hingga 84,62 persen.
Namun, dalam enam bulan terakhir, harga saham BNBR mengalami penurunan sebesar 4 persen, dan dalam setahun terakhir, angka yang sama juga tercatat turun 4 persen. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.