Logo
>

Lima Emiten ini Lakukan Buyback Saham, Apa Target Mereka?

Ditulis oleh Syahrianto
Lima Emiten ini Lakukan Buyback Saham, Apa Target Mereka?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Lima emiten telah melakukan aksi korporasi buyback atau pembelian kembali saham yang telah beredar di publik hingga pertengahan tahun 2024. Kelima emiten tersebut adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

    Buyback saham diperlukan agar jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan tersebut akan semakin berkurang sehingga likuiditasnya dapat tetap terjaga. Buyback dapat dilakukan oleh perusahaan dengan cara membeli perusahaannya sendiri dari publik. Ada beberapa tujuan, antara lain untuk mengembangkan rasio keuangan, mempersiapkan cadangan modal serta antisipasi penurunan harga saham.

    Lalu, muncullah pertanyaan apa target kelima emiten tersebut setelah melakukan aktivitas tersebut. Terkhusus GOTO yang saat ini berada pada level Rp50 alias saham gocap.

    Buyback Saham TBIG

    PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan alokasi dana senilai Rp800,90 miliar untuk program pembelian kembali saham (buyback) sebanyak 396,50 juta lembar pada tahun 2024. Setiap saham akan dibeli dengan harga Rp2.055 per lembar.

    Buyback ini akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari tanggal 31 Mei 2024 hingga 30 Mei 2025. Dana yang disiapkan tersebut mencakup biaya transaksi, biaya pedagang perantara, dan biaya lainnya yang terkait dengan pelaksanaan buyback.

    Keputusan buyback ini telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) TBIG yang diadakan pada tanggal 30 Mei 2024. Buyback ini diharapkan dapat meningkatkan nilai pemegang saham dengan cara mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan laba per saham (EPS).

    Pembelian kembali saham didasari kinerja apik perseroan telah menghasilkan arus kas melebihi dari jumlah yang diperlukan dalam mempertahankan peningkatan, dan pertumbuhan. Saat ini, perseroan memiliki tingkat kewajiban alias leverage yang baik, bahkan masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan leverage kalau diperlukan.

    Adapun pada Juni, TBIG sudah melakukan pembelian kembali saham senilai Rp44,79 miliar atau sekitar 5,6 persen dari total modal.

    Lebih lanjut TBIG mengantongi dana taktis Rp167,65 miliar. Dana segar itu, diperoleh dari pelepasan 81.585.300 saham hasil buyback. Penjualan dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp2.055 per lembar.

    Penjualan saham hasil buyback tersebut dilakukan di luar Bursa Efek Indonesia alias pasar negosiasi. Pemborong saham itu, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd.

    ”Periode penjualan saham hasil buyback telah dilakukan periode 4 sampai 6 September 2023. Transaksi terjadi di luar ruang lingkup bursa efek indonesia atau melalui pasar negosiasi,” tegas Helmy Yusman Santoso, Direktur TBIG.

    Menyusul pelaksanaan transaksi itu, sisa saham yang wajib dialihkan kembali tercatat 20,46 juta eksemplar. Penjualan saham itu, merupakan hasil buyback per 3 Agustus 2023 sebanyak 102,04 juta lembar. Kala itu, buyback dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp2.005 per saham.

    Dari aksi tersebut, dengan target dana itu, yield TBIG sekitar 1,84 persen. Jika dihitung dengan tingkat free float perseroan, tingkat buyback yield dari saham free float mencapai 18,37 persen.

    Dalam periode 2022-2023, perseroan hanya melakukan buyback sekitar Rp204 miliar dan Rp41 miliar. Untuk periode 2022-2023, rata-rata harga buyback TBIG sekitar Rp2.000-an per saham.

    Buyback Emiten ADRO

    PT Adaro Energy Tbk (ADRO) kembali mengumumkan rencana buyback saham dengan nilai jumbo, yaitu Rp4 triliun. Angka ini setara dengan 4,31 persen jika dihitung dengan formula buyback yield, dan 13,3 persen jika dihitung dengan formula free float.

    Sepanjang tahun 2024, ADRO telah merealisasikan buyback senilai Rp291 miliar, atau sekitar 7,3 persen dari total anggaran. Aksi buyback ini dilakukan pada Februari-Maret 2024 dengan harga rata-rata sekitar Rp2.382 per saham. Hingga 10 Juli 2024, harga saham ADRO telah mengalami kenaikan sekitar 22 persen sejak buyback dimulai.

    Harga rata-rata buyback ADRO saat ini di sekitar Rp2.094 per saham. Diperkirakan, ADRO akan kembali melakukan buyback jika harga saham turun ke kisaran Rp2.300-Rp2.500 per saham.

    Analis menilai harga saham ADRO di Rp2.900 per saham saat ini terbilang cukup tinggi, dengan harga wajar di sekitar Rp2.190 per saham. Namun, mencapai harga wajar tersebut dirasa cukup menantang, karena manajemen ADRO memiliki potensi untuk menjaga harga saham di kisaran Rp2.300-Rp2.500 per saham, mengingat sisa dana buyback yang masih cukup banyak.

    Di sisi lain, realisasi buyback dalam setahun kemungkinan tidak akan mencapai Rp4 triliun.

    Buyback Saham INTP

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) merespon penurunan harga sahamnya yang signifikan sepanjang tahun 2024 dengan mengumumkan rencana buyback saham senilai Rp895 miliar. Hal ini berakibat pada pengurangan porsi dividen yang dibagikan pada tahun 2024.

    Nilai buyback tersebut menghasilkan tingkat buyback yield sekitar 3,2 persen, dan 7,66 persen jika dihitung dengan formula Free Float. INTP telah memulai buyback sejak Juni 2024 dengan menggelontorkan dana sekitar Rp106 miliar dengan asumsi harga rata-rata Rp6.400 per saham. Nilai ini setara dengan 11,98 persen dari modal yang direncanakan.

    Strategi buyback ini terbukti efektif dalam mendongkrak harga saham INTP di tengah penurunan pasar saham pada awal Juni 2024. Sejak 3 Juni 2024 hingga 10 Juli 2024, harga saham INTP telah melonjak sekitar 22 persen.

    Perlu diingat, INTP memiliki rekam jejak buyback yang konsisten pada tahun 2021-2022, dengan total akumulasi saham sekitar 250,15 juta lembar dan modal pembelian senilai Rp2,74 triliun. Hal ini menghasilkan harga rata-rata pembelian saham treasury senilai Rp10.964 per saham.

    Analis memprediksi INTP berpotensi melakukan buyback kembali jika harga sahamnya turun di bawah Rp7.000 per saham, dengan tujuan menurunkan harga rata-rata saham treasury yang terbilang tinggi.

    Meskipun harga saham INTP saat ini tergolong murah dengan harga wajar Rp8.755 per saham, prospek INTP ke depan dibayangi oleh risiko industri semen yang mengalami kelebihan pasokan hingga 50 juta ton.

    Buyback Kalbe Farma

    PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turut meramaikan tren buyback saham dengan mengumumkan rencana buyback senilai maksimal Rp1 triliun. Nilai ini menghasilkan tingkat buyback yield sekitar 1,3 persen, dan 3,41 persen jika dihitung dengan free float.

    KLBF telah memulai buyback pada Mei dan Juni 2024 dengan total 12,43 juta lembar saham, dengan asumsi harga rata-rata Rp1.500 per saham. Nilai buyback ini setara dengan Rp18,64 miliar, atau 1,86 persen dari total modal yang direncanakan.

    Sejak awal Mei hingga akhir Juli 2024, harga saham KLBF telah mengalami kenaikan sekitar 8,99 persen.

    Perlu diingat, harga rata-rata total saham treasury (hasil buyback) KLBF hingga Maret 2024 sekitar Rp1.620 per saham. Angka ini diprediksi akan turun karena perseroan melakukan strategi "averaging down" saat buyback di Mei dan Juni, meskipun penurunannya tidak signifikan.

    Analis memprediksi peluang KLBF untuk melakukan buyback kembali di area harga Rp1.500 per saham untuk menurunkan harga rata-rata saham treasury. Terlebih lagi, kinerja KLBF diproyeksikan bertumbuh pada tahun 2024.

    Harga saham KLBF saat ini terbilang murah. Dengan asumsi laba per saham KLBF di 2024 sekitar Rp67,22 per saham dan rata-rata PE 5 tahun terakhir di 25,64 kali, harga wajar KLBF diestimasikan sekitar Rp1.723 per saham.

    Buyback GOTO

    GOTO menjadi salah satu emiten yang paling ditunggu aksi buyback-nya, terutama oleh para investor yang terjebak di harga tinggi (nyangkuters). GOTO berencana menggelontorkan dana maksimal Rp3,2 triliun untuk buyback, menjadikannya yang terbesar kedua setelah ADRO.

    Dari sisi buyback yield, GOTO juga terbilang tinggi. Jika dihitung dengan harga saham Rp50, tingkat buyback yield GOTO mencapai 5,27 persen, tertinggi di antara emiten yang melakukan buyback. Namun, jika dihitung dengan free float, tingkat buyback yield GOTO hanya menempati posisi keempat, yaitu 6,82 persen. Hal ini disebabkan oleh free float GOTO yang sangat besar, hampir menyamai total jumlah lembar saham.

    GOTO telah memulai aksi buyback pada Juni 2024 dengan membeli 3,82 miliar lembar saham dengan asumsi harga rata-rata Rp50 per saham. Total modal yang dikeluarkan untuk buyback ini mencapai Rp191,25 miliar, atau setara 5,98 persen dari alokasi awal.

    Namun, setelah melakukan buyback, harga saham GOTO belum menunjukkan kenaikan signifikan dari level Rp50 per saham.

    Perlu dicatat, GOTO memiliki dua jenis saham treasuri, pertama, hasil pembelian kembali pasca IPO dengan harga rata-rata Rp353 per saham. Kedua, saham perseroan yang dibeli dan dimiliki entitas yang dikonsolidasikan dengan harga rata-rata Rp38,02 per saham.

    Secara total, GOTO memiliki saham treasuri sekitar 127,06 miliar lembar per kuartal I/2024 dengan harga rata-rata Rp63,5 per saham.

    Kelemahan utama GOTO adalah jumlah lembar saham yang sangat banyak, sehingga membutuhkan dana buyback yang besar untuk mendongkrak harganya. Berdasarkan perhitungan discounted cashflow (DCF) Simply Wall Street (dengan asumsi dari riset yang digunakan), harga wajar GOTO diestimasikan sekitar Rp91,2 per saham.

    Namun, untuk mencapai target harga tersebut, GOTO membutuhkan daya beli yang besar untuk sahamnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.