KABARBURSA.COM - Lithium dan Boron akan menjadi andalan baru ekonomi kita. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan adanya potensi litium dan mineral boron di lima lokasi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Lokasi-lokasi ini mencakup Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, dan Kasonga. Keberadaan kadar litium dan boron yang menjanjikan ini menjadi potensi tambahan untuk mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan dalam rangka mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau, pihaknya telah melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut. Adapun dari hasil penyelidikan, wilayah ini menyimpan kadar litium dan boron yang cukup menjanjikan.
"Badan Geologi telah melakukan kegiatan eksplorasi mineral litium dan boron. Hasil penyelidikan yang kami lakukan menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar litium dan boron yang cukup menjanjikan," kata Wafid dalam Konferensi Pers, beberapa waktu yang lalu.
Badan Geologi telah melakukan kegiatan eksplorasi mineral litium dan boron di wilayah tersebut. Pengambilan sampel untuk analisis litium dilakukan dengan mengambil air yang keluar dari gunung lumpur di Bledug Kuwu dan air sisa dari tambang garam tradisional. Hasil penelitian menunjukkan kadar litium dan boron yang cukup signifikan. Air dari gunung lumpur Bledug Kuwu memiliki kadar litium sekitar 103-111 ppm dan boron 464-534 ppm. Sementara itu, air sisa dari tambang garam mencapai kadar litium 1059-1110 ppm dan boron 2660-2781 ppm.
Peningkatan kadar litium dan boron yang signifikan setelah garam mengkristal menjadikan wilayah ini sebagai sumber potensial litium dan boron. Kadar litium yang tinggi menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut melalui eksplorasi dengan studi geofisika dan hidrogeologi. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi ini diharapkan akan dilakukan sesuai dengan mekanisme lelang mineral logam yang berlaku.
Mineral litium digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai kendaraan listrik, sementara mineral boron memiliki peran penting dalam hydrogen fuel cells sebagai energi alternatif untuk kendaraan listrik dan juga digunakan dalam industri lainnya. Potensi ini dapat menjadi kontribusi positif dalam mendukung pengembangan industri energi hijau di Indonesia.