KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) mendapat sorotan positif dari Ajaib Sekuritas yang mempertahankan rekomendasi buy sambil menaikkan target harga saham dari Rp440 menjadi Rp600.
Revisi ini didorong oleh kombinasi sentimen makro berupa harga emas yang berada di rekor tertinggi, prospek peningkatan produksi dari fasilitas baru, hingga rencana pengembangan tambang bawah tanah yang menjanjikan margin lebih tinggi dalam jangka menengah.
Lonjakan harga emas dunia yang menembus USD3.680 per ons sepanjang tahun berjalan menjadi faktor eksternal utama. Kenaikan sekitar 39 persen secara tahunan tersebut didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve, pelemahan dolar AS, serta konsistensi bank sentral global dalam menambah cadangan emas.
China menjadi pembeli utama dengan tambahan cadangan signifikan dalam dua tahun terakhir, disusul Polandia. Fenomena ini menandakan de-dolarisasi yang semakin kuat pasca sanksi Barat terhadap Rusia, sekaligus memperkokoh emas sebagai lindung nilai struktural.
Ajaib memperkirakan rata-rata harga emas 2025 naik ke USD3.300 per ons, meningkat dari proyeksi sebelumnya USD3.000, dan berlanjut ke USD3.500 per ons pada 2026.
Catatan Mengesankan di Paruh Pertama 2025
Secara fundamental, BRMS mencatatkan kinerja mengesankan di paruh pertama 2025. Pendapatan melonjak 97 persen menjadi USD120,8 juta, sementara laba operasi tumbuh lebih dari dua kali lipat menjadi USD50,2 juta.
Jika disesuaikan dengan biaya non-rutin, laba bersih perusahaan mencapai USD36,5 juta dengan margin sekitar 30 persen. Namun, pada kuartal kedua laba bersih menyusut hingga 50 persen dibanding kuartal pertama menjadi USD7,4 juta akibat penurunan kadar bijih emas dari 1,6 g/t menjadi 1,4 g/t.
Meski begitu, kenaikan harga jual rata-rata emas hingga USD3.282 per ons berhasil meredam tekanan margin.
Prospek produksi menjadi pijakan utama optimisme Ajaib. Manajemen menargetkan output emas 65–75 ribu ons pada 2025, meningkat menjadi 75–85 ribu ons pada 2026, lalu 85–90 ribu ons pada 2027.
Lonjakan signifikan baru akan terjadi mulai 2028, ketika produksi diproyeksikan melampaui 160 ribu ons dan terus naik ke lebih dari 230 ribu ons per tahun dari 2029. Ekspansi ini ditopang pembangunan fasilitas heap leach (HL) tambahan di Palu dan Gorontalo, meskipun kontribusi terbesar tetap berasal dari pabrik carbon-in-leach (CIL) yang memiliki tingkat pemulihan lebih dari 90 persen.
Puncak transformasi akan datang pada 2027 ketika tambang bawah tanah Poboya mulai beroperasi, dengan kadar bijih jauh lebih tinggi, sekitar 3,5–4,9 g/t, dibandingkan tambang terbuka saat ini.
Target Harga Naik 21,5 Persen: Rekomendasi BUY
Dari sisi valuasi, Ajaib menilai BRMS layak diperdagangkan pada 8,9 kali EV/Reserves untuk estimasi 2026, seiring ekspektasi kenaikan volume produksi dan tren harga emas yang mendukung. Dengan harga saham terakhir di Rp494, potensi kenaikan ke target Rp600 mencapai 21,5 persen.
Kendati demikian, sejumlah risiko tetap perlu dicermati, mulai dari kemungkinan berkurangnya permintaan emas oleh bank sentral hingga potensi keterlambatan atau pembengkakan biaya pada proyek tambang bawah tanah.
Secara keseluruhan, analisis Ajaib menegaskan bahwa BRMS berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum harga emas global yang tinggi. Pertumbuhan produksi yang terukur, margin yang berpotensi melebar dari bijih berkadar tinggi, serta dukungan tren makro yang pro-emas memberi alasan kuat bagi investor untuk mempertahankan eksposur jangka menengah hingga panjang.
Rekomendasi buy dengan target harga yang lebih tinggi mencerminkan keyakinan bahwa BRMS tengah menapaki jalur pertumbuhan struktural yang solid, meskipun disiplin eksekusi proyek tetap menjadi faktor penentu keberhasilan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.