KABARBURSA.COM - Restoran legendaris di Paris yang terkenal dengan hidangan escargot dan menjadi magnet bagi bintang Hollywood seperti Francis Ford Coppola kini telah diakuisisi oleh LVMH.
Pemilik Louis Vuitton ini menguasai mayoritas saham di Chez l’Ami Louis, bistro ikonik yang berlokasi di distrik trendi Le Marais. Restoran ini pernah menjadi tempat perjamuan antara mendiang Presiden Jacques Chirac dan Bill Clinton.
Didirikan pada tahun 1924, Chez l’Ami Louis kini menjadi bagian dari divisi perhotelan LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE. Divisi ini juga menaungi merek-merek bergengsi seperti jaringan hotel mewah Cheval Blanc dan Hotel Cipriani milik Belmond di Venesia, yang dinobatkan sebagai hotel terbaik di dunia pada tahun 2023.
LVMH menegaskan komitmennya untuk menjaga karakter unik dan identitas keluarga restoran tersebut, sambil terus mendukung keahlian dan keunggulan Prancis. Hal ini disampaikan dalam pernyataan resmi mereka pada hari Kamis.
Bistro tradisional ini juga terkenal dengan ayam panggang dan kentang goreng tipis yang renyah. Bahan bakunya didapatkan dari peternak kecil dan petani pasar lokal. Meski demikian, rincian kesepakatan akuisisi ini masih dirahasiakan.
Louis Vuitton Malletier, lebih dikenal sebagai Louis Vuitton, didirikan pada tahun 1854 di Paris oleh seorang pengrajin trunk bernama Louis Vuitton. Dengan visi inovatif, ia memperkenalkan desain trunk datar yang mudah ditumpuk, berlawanan dengan desain trunk berkubah yang populer saat itu. Trunk datar ini dilapisi kanvas Trianon yang tahan air, menjadikannya lebih praktis dan tahan lama untuk perjalanan.
Seiring berjalannya waktu, Louis Vuitton terus berkembang dan mendapatkan pengakuan internasional. Pada tahun 1896, Georges Vuitton, putra Louis, menciptakan pola monogram LV ikonik yang terdiri dari huruf-huruf LV dan simbol-simbol bunga. Pola ini tidak hanya menjadi lambang kemewahan tetapi juga langkah cerdas untuk melindungi produk dari pemalsuan.
Memasuki abad ke-20, Louis Vuitton mulai memperluas jangkauan produknya. Dari trunk dan bagasi mewah, mereka merambah ke tas tangan, sepatu, pakaian, aksesori, dan barang-barang kulit lainnya. Kolaborasi dengan desainer terkenal seperti Marc Jacobs pada tahun 1997 membawa merek ini ke ranah fesyen tinggi, memperkenalkan koleksi pakaian siap pakai yang sukses.
Louis Vuitton dikenal karena inovasinya yang tak henti-hentinya dan kolaborasi dengan seniman serta desainer terkenal. Beberapa kolaborasi yang paling menonjol termasuk proyek bersama Stephen Sprouse, Takashi Murakami, dan Yayoi Kusama. Kolaborasi ini menghasilkan produk-produk edisi terbatas yang memadukan seni dengan mode, menciptakan sensasi di industri fesyen.
Pada tahun 1987, Louis Vuitton bergabung dengan Moët Hennessy untuk membentuk LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton), konglomerat barang mewah terbesar di dunia. Langkah ini memperkuat posisi Louis Vuitton sebagai pemimpin dalam industri barang mewah dan membuka jalan untuk ekspansi global lebih lanjut.
Dengan lebih dari satu setengah abad sejarah, Louis Vuitton telah menjadi simbol kemewahan, kualitas, dan inovasi. Produk-produknya yang ikonik dan warisannya yang kaya terus menginspirasi generasi baru. Dari trunk perjalanan hingga fashion show yang memukau, Louis Vuitton tetap menjadi pelopor dalam industri mode dan barang mewah.
Louis Vuitton tidak hanya sekadar merek; ia adalah legenda yang terus berkembang, menggabungkan tradisi dengan modernitas untuk menciptakan masa depan yang cemerlang dalam dunia mode dan gaya hidup mewah.
Louis Vuitton, bagian dari konglomerat LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton), telah lama dikenal sebagai salah satu merek paling terkemuka di dunia barang mewah. Seiring berjalannya waktu, kinerja Louis Vuitton terus menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, mencerminkan strategi bisnis yang efektif dan daya tarik global yang kuat.
Louis Vuitton telah berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang stabil selama bertahun-tahun. Merek ini terus menarik konsumen kelas atas di seluruh dunia, berkat produk-produknya yang inovatif dan berkualitas tinggi. Menurut laporan keuangan LVMH, Louis Vuitton seringkali menjadi penyumbang terbesar dalam pendapatan grup, dengan kontribusi yang signifikan dari penjualan tas tangan, pakaian, aksesori, dan barang-barang kulit lainnya.
Ekspansi global adalah salah satu kunci keberhasilan Louis Vuitton. Merek ini memiliki jaringan toko yang luas di berbagai kota besar di dunia, termasuk New York, Paris, Tokyo, dan Shanghai. Selain itu, Louis Vuitton juga terus berinovasi dalam strategi ritel, menggabungkan pengalaman berbelanja online dan offline untuk memberikan layanan yang eksklusif dan personal kepada pelanggannya.
Inovasi produk menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kinerja Louis Vuitton. Merek ini secara rutin meluncurkan koleksi baru yang memadukan keahlian tradisional dengan desain modern. Kolaborasi dengan desainer dan seniman terkenal seperti Virgil Abloh, Yayoi Kusama, dan Jeff Koons telah menghasilkan produk-produk ikonik yang diminati oleh konsumen dan kolektor.
Louis Vuitton juga menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Perusahaan ini berusaha mengurangi dampak lingkungan dari produksinya dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mempraktikkan proses produksi yang berkelanjutan. Selain itu, Louis Vuitton juga terlibat dalam berbagai inisiatif sosial, termasuk program pendidikan dan pengembangan komunitas.
Kinerja luar biasa Louis Vuitton tidak hanya terlihat dari angka penjualan, tetapi juga dari berbagai penghargaan dan pengakuan yang diterima. Merek ini seringkali masuk dalam daftar merek paling berharga di dunia, menurut berbagai publikasi dan lembaga riset terkemuka. Pengakuan ini mencerminkan reputasi Louis Vuitton sebagai pemimpin dalam industri barang mewah.
Pandemi COVID-19 membawa tantangan besar bagi banyak perusahaan, termasuk Louis Vuitton. Namun, merek ini berhasil beradaptasi dengan cepat melalui strategi digital yang kuat dan peningkatan penjualan online. Louis Vuitton juga menunjukkan ketahanan dengan tetap fokus pada inovasi dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
Dengan fondasi yang kuat dan visi yang jelas, prospek masa depan Louis Vuitton terlihat cerah. Merek ini terus mengeksplorasi pasar baru dan memperluas portofolio produknya. Kombinasi antara tradisi dan inovasi, serta komitmen terhadap keberlanjutan, memastikan bahwa Louis Vuitton akan terus menjadi simbol kemewahan dan prestise di masa depan.
Louis Vuitton tidak hanya berdiri sebagai merek barang mewah, tetapi juga sebagai pelopor industri yang terus menginspirasi dengan kinerja unggul dan dedikasi terhadap kualitas dan inovasi. (*)
Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia
dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional.
Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.