KABARBURSA.COM - Emiten properti terkemuka PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memperkenalkan lebih banyak unit rumah tapak di dua proyek perumahannya di Serpong, Tangerang Selatan dan Cikarang, Kabupaten Bekasi. Langkah ini diambil karena pasar rumah tapak masih mendominasi sektor hunian di Indonesia saat ini.
CEO Grup Lippo Karawaci (LPKR), John Riady, menyatakan bahwa pada kuartal I 2024, penjualan properti LPKR didominasi oleh produk rumah tapak, berkat suksesnya peluncuran perumahan di Serpong. Hingga Maret 2024, atau kuartal I, LPKR telah mencapai pra penjualan sebesar Rp1,5 triliun, meningkat 24 persen year on year (yoy) dari kuartal I 2023 dan mencakup 28 persen dari target tahun 2024 sebesar Rp5,37 triliun.
"Produk rumah tapak yang dikembangkan oleh LPKR, seperti perumahan di Serpong, Tangerang Selatan, menyumbang Rp543 miliar kepada pra penjualan kuartal I 2024," kata John dalam keterangannya.
John menambahkan, LPKR terus memperkuat posisinya di segmen pasar pemilik rumah perdana dengan merilis lebih banyak unit di Serpong dan Cikarang, sebuah properti berkonsep baru di Cikarang yang didukung oleh rangkaian produk XYZ Livin.
"Setelah mencapai 28 persen dari target pra penjualan pada kuartal I 2024, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target tahun ini, dengan mempertahankan momentum penjualan saat ini," ujarnya.
Aksi tersebut diambil LPKR setelah kinerja keuangan kuartal I 2024 tidak begitu baik. Soalnya, LPKR mencatat kerugian sebesar Rp179,12 miliar pada periode tersebut.
Pasar Rumah Tapak
Aksi LPKR itu, dikonfirmasi oleh CEO Leads Property Hendra Hartono yang mengatakan bahwa rumah tapak masih mendominasi sektor hunian di Indonesia saat ini. Disebutkan juga pasar rumah tapak di daerah Jabodetabek tercatat memiliki pasokan sebesar 174 ribu unit, dengan persentase pasokan tertinggi berada di daerah Tangerang, yaitu sebesar 45 persen.
“Di samping itu, kenaikan pasokan rumah tapak di daerah Tangerang menyentuh angka 14,2 persen dengan tingkat penjualan naik 0,2 persen,” jelasnya.
Hendra mengungkapkan, harga rumah tapak di daerah Tangerang juga mengalami peningkatan yang pesat. Rata-rata rumah tapak di daerah Tangerang mengalami pertumbuhan hingga 17,9 persen di kuartal I 2024. “Hal itu menjadikan daerah Tangerang sebagai kenaikan harga rumah tapak tertinggi di daerah Jabodetabek,” tutur dia.
Kinerja Keuangan LPKR
Menurut laporan keuangannya, meskipun ada peningkatan pendapatan sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024, LPKR masih mencatatkan kerugian. Pendapatan neto LPKR mencapai Rp4,57 triliun di kuartal I 2024, meningkat 20,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp3,78 triliun.
Secara rinci, pendapatan dari segmen layanan kesehatan menyumbang Rp3,02 triliun, naik 14,05 persen secara tahunan. Sementara, segmen perumahan, tanah, pengelolaan perumahan, dan kuburan menyumbang Rp1,29 triliun, naik 49,7 persen secara tahunan. Beban pokok pendapatan LPKR tercatat sebesar Rp2,64 triliun di kuartal I 2024, naik dari Rp2,20 triliun di kuartal I 2023.
Dengan demikian, laba bruto mencapai Rp1,92 triliun per akhir Maret 2024, naik 21,74 persen secara yoy dari Rp1,58 triliun. Namun, LPKR mengalami penurunan signifikan dalam penghasilan lainnya menjadi Rp9,40 miliar di kuartal I 2024, turun drastis dari Rp1,37 triliun di kuartal I 2023.
Akibatnya, LPKR mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp179,12 miliar di kuartal I 2024, berbanding terbalik dengan laba Rp1,13 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah aset perseroan mencapai Rp49,81 triliun di kuartal I 2024, naik dari Rp49,57 triliun di kuartal I 2023. Liabilitas LPKR tercatat sebesar Rp30,19 triliun per akhir Maret 2024, naik dari Rp29,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp19,62 triliun per 31 Maret 2024, naik tipis dari Rp19,60 triliun per 31 Maret 2023. LPKR juga mencatatkan kas dan setara kas akhir periode di kuartal I 2024 sebesar Rp2,62 triliun, naik dari Rp2,49 triliun di akhir kuartal I 2023.
Nah, sepanjang 2023, LPKR membukukan pendapatan sebesar Rp17 triliun dengan pertumbuhan 15 persen yoy. John Riady menyatakan bahwa di segmen real estate, LPKR sukses membukukan pra penjualan Rp5,12 triliun, atau 5 persen di atas target tahun 2023 yang sebesar Rp4,9 triliun. Kinerja sektor ini ditopang oleh keberhasilan peluncuran kota mandiri di Serpong.
“Pendapatan real estate sendiri pada tahun 2023 meningkat 10 persen yoy menjadi Rp4,5 triliun, didorong oleh serah terima peluncuran produk yang tepat waktu, penjualan tanah, penjualan tanah pemakaman di San Diego Hills, serta peningkatan kinerja pengelolaan kota,” ungkapnya.
Laba kotor juga meningkat sebesar 6 persen yoy menjadi Rp854 miliar, sementara EBITDA turun 5 persen menjadi Rp289 miliar karena peningkatan opex untuk mendukung pemulihan pascapandemi.
Sebagai pengingat, pada tahun 2024, LPKR telah menetapkan target pra penjualan sebesar Rp5,375 triliun, meningkat 10 persen dari target tahun sebelumnya.
Hingga akhir tahun 2023, LPKR mencatatkan laba kotor sebesar Rp7,7 triliun atau meningkat 18 persen yoy. EBITD juga meningkat sebesar 28 persen yoy menjadi Rp4,2 triliun, pada tahun 2023. Dengan demikian, LPKR berhasil meraih laba bersih sebesar Rp50 miliar. (*)