Logo
>

Mana yang Masih Gurih, MYOR, UNVR, INDF, ICBP, atau CMRY?

Ditulis oleh Yunila Wati
Mana yang Masih Gurih, MYOR, UNVR, INDF, ICBP, atau CMRY?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Laba emiten barang konsumer pada kuartal II-2024 diharapkan sesuai perkiraan, meski harus menanggung dampak fluktuasi mata uang. Prospeknya tetap netral mengingat tantangan ekonomi dan lemahnya belanja konsumen. Lantas, bagaimana nasib saham ICBP, INDF, MYOR, AMRT, UNVR, dan CMRY ke depan?

    Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan H Yuntoharjo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan setelah Idulfitri melambat, dan dampak kampanye pemilu juga minimal.

    “Secara keseluruhan, perusahaan barang konsumer akan mencatatkan pertumbuhan serupa di tengah tantangan ekonomi yang sedang berlangsung,” tulisnya dalam risetnya.

    Pertumbuhan Historis dan Prediksi Kinerja

    Secara historis, sektor barang konsumer tumbuh 10-13 persen per tahun selama periode tujuh tahun terakhir. Namun, saat ini pertumbuhannya hanya satu digit tengah. Dalam kondisi ini, Mayora Indah (MYOR), Cisarua Mountain Dairy (CMRY) atau Cimory, dan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) atau Alfamart diprediksi membukukan kinerja yang lebih baik karena ekspor, pemasaran, dan ketahanan di tengah tantangan.

    Mirae mempertahankan sikap konservatif terhadap margin emiten barang konsumer pada kuartal II dan semester I-2024 karena volatilitas harga bahan baku. Di sisi lain, depresiasi rupiah sejak Maret akibat kuatnya perekonomian Amerika Serikat (AS) turut memengaruhi sektor ini berupa kerugian kurs – terutama Indofood CBP (ICBP) dan Indofood Sukses Makmur (INDF) – serta biaya impor bahan baku yang lebih tinggi.

    Dampak Kebijakan Pemerintah dan Pemilu

    Kebijakan pemerintah dan pemilu dapat berdampak signifikan pada sektor barang konsumer. Bantuan sosial yang berkelanjutan dan potensi peningkatan pemilu daerah (pilkada) merupakan hal positif dalam jangka pendek. Namun, kepemimpinan baru kemungkinan menarik investasi asing, yang juga menimbulkan ketidakpastian dalam kebijakan. Program makan siang gratis dan potensi pajak minuman manis adalah beberapa contoh kebijakan yang mungkin diterapkan.

    Selain itu, kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dan potensi pemotongan subsidi bahan bakar dapat meningkatkan biaya bagi konsumen dan perusahaan.

    “Secara keseluruhan, arahan pemerintah mungkin akan mengubah pola konsumsi ke arah bisnis makanan skala kecil dan menjauhi barang-barang kemasan,” jelas Abyan.

    Rekomendasi Saham

    Mirae mengungkapkan bahwa perusahaan barang konsumer non-siklus menghadapi situasi yang menantang dengan prospek pertumbuhan terbatas. Meskipun ada momen besar, mayoritas perusahaan di sektor ini berkinerja buruk. Margin terhimpit oleh fluktuasi harga bahan baku dan pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, konsumen memprioritaskan barang-barang penting karena tekanan ekonomi, sehingga mengurangi pengeluaran untuk barang-barang kebutuhan pokok dan makin menghambat pertumbuhan sektor barang konsumer.

    “Kami mempertahankan pandangan netral,” sebut Abyan.

    Mirae merekomendasikan buy untuk saham ICBP dengan target harga Rp13.000 dan INDF dengan target harga Rp7.100. Saham MYOR juga direkomendasikan buy dengan target harga Rp3.100. Sedangkan rekomendasi untuk saham AMRT, UNVR, dan CMRY adalah hold, dengan target harga masing-masing sebesar Rp3.200, Rp3.100, dan Rp5.050.

    Kinerja Positif ICBP

    PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menunjukkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2023, seperti yang tergambar dari laporan keuangannya:

    1. Laba Bersih:

      • Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (ICBN) mencapai Rp 6,99 triliun pada tahun 2023. Ini menunjukkan lonjakan sebesar 52,39 persen dibandingkan dengan Rp 4,58 triliun yang tercatat pada tahun 2022. Peningkatan signifikan ini mencerminkan efisiensi operasional dan strategi yang berhasil diimplementasikan oleh perusahaan.

    2. Pendapatan Bersih:

      • Pendapatan bersih ICBN selama tahun 2023 mencapai Rp 67,1 triliun, naik 4,80 persen secara tahunan dari Rp 64,79 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan Average Selling Price (ASP) dan pertumbuhan volume penjualan yang positif di seluruh divisi perusahaan.

    Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Natalya Sutanto, mengindikasikan bahwa pertumbuhan pendapatan ICBN dipimpin oleh kenaikan ASP dan volume penjualan yang menggembirakan dari seluruh divisi perusahaan. Ini menunjukkan bahwa strategi peningkatan efisiensi dan ekspansi pasar berbuah hasil positif bagi ICBP.

    Dengan capaian ini, ICBP terus menunjukkan komitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja operasionalnya di tengah kondisi pasar yang kompetitif.

    Natalya Sutanto memberikan beberapa poin penting terkait kinerja dan proyeksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP):

    1. Kinerja Divisi:

      • Divisi Dairy mengalami penurunan 4 persen YoY (Year on Year) dan divisi Nutrition & Special Foods mengalami penurunan 9 persen YoY. Ini menjadi tantangan yang perlu diperhatikan dalam strategi perusahaan untuk memperbaiki kinerja kedua divisi ini.

    2. Margin EBIT:

      • Margin EBIT ICBP sepanjang 2023 adalah 21,8 persen, meskipun biaya untuk Advertising & Promotion (A&P) naik menjadi 3,5 persen dari pendapatan, dibandingkan dengan 3,3 persen pada tahun sebelumnya. Biaya kompensasi karyawan juga naik menjadi 3,8 persen dari pendapatan FY23, meningkat dari 3,2 persen tahun sebelumnya.

    3. Pengaruh Depresiasi Mata Uang di Nigeria:

      • Depresiasi mata uang di Nigeria (-34,8 persen Ytd dan -67,0 persen YoY) menyebabkan ICBP mengurangi investasi di perusahaan asosiasinya, Dufil, yang menghasilkan penurunan nilai permanen non-tunai sebesar Rp2,4 triliun. Hal ini mempengaruhi laba bersih perusahaan pada 2023.

    4. Laba Inti Tahun 2023:

      • Tidak termasuk penurunan nilai dan dampak keuntungan nilai tukar, laba inti ICBP untuk 2023 mencapai Rp9,3 triliun, tumbuh 27 persen YoY. Ini sesuai dengan perkiraan mereka sebesar 97 persen dan konsensus pasar sebesar 105 persen.

    5. Proyeksi Tahun 2024:

      • Untuk tahun ini, Natalya memproyeksikan pertumbuhan laba ICBN sebesar 9,5 persen YoY. ICBP memandu pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 5-8 persen YoY dengan margin EBIT yang diperkirakan naik menjadi 19 persen-21 persen (dibandingkan dengan 18 persen-20 persen pada tahun sebelumnya), di tengah ekspektasi harga input yang stabil.

    6. Proyeksi Pendapatan FY24-25F:

      • Proyeksi Natalya menunjukkan bahwa ICBP diharapkan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,9 persen YoY untuk FY24 dan 8,6 persen YoY untuk FY25, didorong oleh volume penjualan yang tumbuh sebesar 4-5 persen YoY. Produk yang diharapkan mendorong pertumbuhan termasuk mie (4-5 persen YoY), makanan ringan (+4 persen), dan penyedap makanan (8-11 persen), dengan asumsi harga input stabil seperti gandum pada harga USD600 per ton dan CPO MYR 3.650 per ton.

    Dengan proyeksi ini, ICBP tetap fokus pada strategi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi di tengah kondisi ekonomi yang dinamis dan tantangan operasional yang ada.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79