KABARBURSA.COM - Langkah dua direktur PT Avia Avian Tbk (AVIA) yang memborong saham perseroan di harga premium pada 16 Juni 2025 sempat menarik perhatian pelaku pasar.
Angelica Tanisia Jozar dan Kurnia Hadi Sinanto membeli saham AVIA masing-masing di harga Rp450 per saham. Harga tersebut tentu di atas harga pasar saat itu yang berada di Rp442. Aksi ini lazimnya dianggap sebagai bentuk keyakinan manajemen terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Namun, realitas di pasar tak selalu berjalan searah dengan harapan. Sejak aksi pembelian tersebut, harga saham AVIA justru mengalami koreksi lanjutan. Hingga sesi pertama perdagangan Jumat, 20 Juni 2025, saham AVIA turun ke level Rp432 per saham, melemah 1,37 persen dari sesi sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, penurunan bahkan telah mencapai lebih dari 2,6 persen. Artinya, meskipun aksi beli dilakukan pada harga yang terbilang tinggi, efek psikologisnya tak cukup kuat untuk membalikkan arah pergerakan harga di pasar.
Volume transaksi yang tercatat pada perdagangan terakhir pun tergolong moderat, hanya sekitar 30.000 lot dengan nilai transaksi Rp1,3 miliar. Harga saham sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp440, namun kembali melemah menjelang penutupan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa aksi korporasi seperti pembelian saham oleh manajemen, meskipun memberi sinyal kepercayaan terhadap perusahaan, tidak otomatis mengangkat harga jika tidak disertai dengan katalis lain.
Investor tampaknya masih menanti sentimen yang lebih kuat, baik dari sisi fundamental kinerja AVIA maupun arah prospek sektor yang digeluti perusahaan.
Dengan tekanan harga yang belum juga mereda, pasar menanggapi aksi beli ini secara hati-hati. AVIA bisa jadi memang sedang berada dalam fase konsolidasi, atau mungkin butuh lebih dari sekadar aksi manajemen untuk kembali menarik minat beli secara luas.
Yang jelas, hingga saat ini, aksi borong saham belum cukup untuk membawa harga AVIA naik level.
Bergabung dengan UNGC: Simbol Konsistensi Perusahaan
Sementara itu, PT Avia Avian Tbk (AVIA) resmi bergabung dengan United Nations Global Compact (UNGC) pada 9 Juni 2025.
Langkah yang diumumkan melalui laporan keterbukaan informasi ini menyatakan bahwa keputusan ini adalah bentuk nyata komitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan.
UN Global Compact merupakan inisiatif keberlanjutan terbesar di dunia untuk korporasi. Anggota UNGC diharuskan mengikuti prinsip-prinsip universal yang meliputi hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, dan antikorupsi. AVIA menjadi salah satu perusahaan industri cat pertama di Indonesia yang mengambil bagian dalam inisiatif ini.
Direktur Operasional dan Pengembangan AVIA, Robert Christian Tanoko, menyatakan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan.
"Sustainability bukan hanya pilihan yang bijak, tetapi satu-satunya jalan untuk masa depan," kata Robert Christian Tanoko dalam keterangan tertulis yang dirilis perusahaan.
Avian Brands menegaskan bahwa komitmen ini bukan hanya simbolis. Bergabungnya AVIA dengan UNGC disertai dengan penyusunan laporan tahunan bernama Communication on Progress (CoP). Laporan tersebut akan mencatat kemajuan, tantangan, dan langkah perbaikan dalam pelaksanaan prinsip keberlanjutan perusahaan.
Sebagai bagian dari transformasi ini, Avian Brands memperkenalkan strategi baru bertajuk Avian Brands Sustainability Strategy. Strategi ini dirancang secara holistik dan mencakup empat pilar utama. Pilar tersebut meliputi inovasi produk ramah lingkungan, efisiensi energi dan pengurangan limbah, pemberdayaan masyarakat dan karyawan, serta tata kelola perusahaan yang etis dan transparan.
Perusahaan juga telah menyusun kebijakan keberlanjutan yang mencakup empat aspek penting. Aspek tersebut meliputi mutu produk dan lingkungan, isu sosial dan HAM, etika perusahaan, serta pengadaan berkelanjutan. Dengan kebijakan ini, AVIA berkomitmen mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi sumber daya.
AVIA menargetkan sistem keberlanjutan yang tangguh dan adaptif untuk masa depan. Strategi ini merupakan kelanjutan dari upaya perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Keterlibatan aktif pemangku kepentingan dan evaluasi internal menjadi bagian dari proses penguatan transformasi ini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.