KABARBURSA.COM - PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) membeberkan prospek terbaru mengenai keterlibatannya dalam program Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Corporate Financial Controller Japfa, Erwin Djohan mengatakan pihaknya terus mendukung program yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu.
Erwin menyampaikan kontribusi Japfa terhadap program MBG dibagi dua yakni secara langsung (dalam hal ini terjun langsung ke dapur umum) dan secara tidak langsung. Secara perbandingan, ia menyebut Japfa lebih banyak memegang peran tidak langsung dalam program ini.
"Artinya kita melihat bahwa memang ada penyerapan lebih banyak yang tidak langsung," ujar dia kepada awak media di Jakarta, Rabu, 3 September 2025.
Erwin menyampaikan, dalam program MBG Japfa hanya membantu menyediakan bahan baku ketika ada slot yang kosong. Meski begitu, ia menyatakan perusahaan terus menjalin koordinasi dengan pemerintah.
"Dan kalau memang ada ruang kosong yang mungkin kami bisa isi, itu kami upayakan," katanya.
Diketahui, pemerintah berencana mengguyur anggaran untuk program MBG senilai Rp335 triliun pada 2026. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2025 yang sebesar Rp71 triliun.
Japfa yang merupakan emiten agribisnis resmi memasukkan program MBG sebagai strategi yang akan dijalani Perseroan. Hal ini diketahui dalam keterangan yang disampaikan manajemen pada acara public expose di Jakarta, Rabu, 3 September 2025.
Japfa Catat Laba Usaha Rp2,1 Triliun di Semester I 2025
Sebelumnya, Japfa mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 27,5 triliun pada semester I 2025. Angka ini menurun dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp27,7 triliun.
Sementara itu laba usaha Japfa pada paruh pertama 2025 sebesar Rp2,1 triliun, turun dibanding periode serupa tahun lalu yang senilai Rp2,6 triliun.
Adapun EBITDA emitan agribisnis ini berada di posisi Rp2,7 triliun, lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar Rp3,2 triliun.
Direktur Japfa, Leo Handoko Laksono, mengatakan pada semester I 2025 Japfa tetap berfokus pada produktivitas dan inovasi dengan tetap berhati-hati dalam melakukan investasi modal.
"Perusahaan juga melakukan penyesuaian strategis dalam operasional bisnis, terutama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang," ujar dia di Jakarta, Rabu, 3 September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan Japfa, segmen pakan pada divisi perunggasan tetap menjadi pilar penyumbang terbesar penjualan dengan margin yang relatif stabil dari tahun ke tahun.
Selain itu, peternakan komersial dan sektor hilir atau pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen turut menjadi tiga sektor penyumbang penjualan terbesar, didukung oleh kemampuan perusahaan dan industri perunggasan yang cukup dinamis.
Leo menyatakan jika Japfa tetap menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap penguatan bisnis jangka panjang. Hal ini tercermin pada peningkatan belanja modal sebesar Rp930 miliar, naik dari Rp720 miliar pada tahun 2024.
"Investasi ini juga diarahkan untuk mempercepat program digitalisasi di berbagai unit operasional, mulai dari tahap produksi hingga pemasaran, demi menciptakan produktivitas dan efisiensi biaya yang optimal," ungkapnya.
Lebih jauh Leo mengungkapkan jika Japfa tetap optimis menghadapi tahun 2025 dengan memanfaatkan berbagai peluang. Ia menyebut pihaknya senantiasa berupaya dalam mengedukasi pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi gizi buruk dan stunting.
"Ke depan, Japfa akan terus memperkuat bisnis hilir dengan mengoptimalkan kapasitas produksi dan distribusi produk unggulan," pungkasnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.