KABARBURSA.COM - Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana membeberkan rencana perusahaannya tahun ini membawa sejumlah perusahaan berkaliber tinggi untuk melantai di pasar modal Bursa Efek Indonesia.
Oki menyebut bahwa pihaknya sedang mempersiapkan pipeline IPO dari perusahaan-perusahaan yang disebut sebagai lighthouse atau perusahaan dengan dampak signifikan terhadap pasar modal.
“Kami sedang menjajaki beberapa perusahaan besar yang kami sebut lighthouse. Saat ini, pipeline kami mencakup berbagai sektor dan ukuran perusahaan. Yang terpenting adalah memastikan kualitas emiten yang kami bawa ke pasar modal,” ujar Oki di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Kamis, 9 Januari 2025.
Dia menargetkan IPO yang berkualitas dengan fokus pada emiten yang memiliki fundamental kuat serta cerita pertumbuhan atau growth story yang menarik. “Fundamental perusahaan harus solid, tetapi itu saja tidak cukup. Kami juga melihat bagaimana prospek pertumbuhan perusahaan tersebut di masa depan, karena itu yang akan menarik perhatian investor,” ucap Oki.
Oki mengaku optimis beberapa perusahaan dalam pipeline akan melantai di bursa pada semester pertama tahun 2025 ini. “Semester satu pasti ada. Namun, kami sangat memperhatikan timing, karena kondisi pasar sangat menentukan keberhasilan IPO. Proses di OJK dan bursa juga menjadi faktor penting,” kata Oki.
Meski belum bisa mengungkap sektor spesifik, Mandiri Sekuritas tengah mengkaji berbagai sektor potensial, mulai dari teknologi, energi, hingga sektor lainnya. “Kami melihat potensi pertumbuhan di berbagai sektor. Yang terpenting, perusahaan yang kami bawa benar-benar memberikan dampak positif bagi pasar modal dan memiliki prospek jangka panjang yang baik,” katanya.
Pasar modal Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk tumbuh pada tahun ini, terlebih setelah Pemilu yang biasanya membawa optimisme baru. “Pasca pemilu, investor biasanya lebih percaya diri, baik lokal maupun asing. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan pasar modal kita,” ujar Oki.
Dengan pipeline yang kuat dan fokus pada kualitas emiten, Mandiri Sekuritas optimis dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan pasar modal Indonesia pada tahun ini.
Pipeline Initial Public Offering
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi ada dua emiten mercusuar atau light house yang masuk ke dalam pipeline initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, mengatakan hingga saat ini terdapat 26 emiten yang masuk dalam pipeline IPO. Dari jumlah itu, dia menyebut, ada sebanyak 13 perusahaan yang akan menggelar laporan keuangan tahun ini.
“Saat ini, kami masih menunggu prosesnya. Namun, jika dilihat, sampai saat ini perusahaan-perusahaan tersebut masih on track. Ya, tentu kami akan tunggu,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis, 5 Desember 2024.
Sementara itu, dua perusahaan yang berencana melakukan IPO berkategori light house, yaitu emiten yang berfokus pada sektor industri dan energi.
Sayangnya, Nyoman belum bisa berbicara terkait jadwal pencatatan saham kedua perusahaan di Bursa. Karena, untuk jadwal pencatatan diserahkan ke masing-masing perusahaan yang bersangkutan.
“Itu tergantung dari mereka (pencatatan saham). Tapi, yang saya sampaikan kepada teman-teman, dari 26 pipeline itu sebanyak 13 emiten di antaranya harusnya melaporkan keuangannya tahun ini,” ujar dia.
40 Emiten Melantai di BEI Sepanjang 2024
Seperti diketahui, hingga saat ini ada 40 perusahaan yang tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024. Terbaru adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (Perseroan) yang memiliki kode saham AADI. Perusahaan tersebut resmi melakukan IPO pada Kamis, 5 Desember 2024.
BEI sendiri menargetkan sebanyak 66 perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pasar modal tanah air.
Pengamat pasar modal Wahyu Laksono, menyambut baik target BEI yang sangat optimistis untuk 2025. Menurut dia, angka target tersebut cukup realistis bahkan berpotensi lebih tinggi mengingat besar dan luasnya potensi pasar di Indonesia.
“Target 66 IPO pada 2025 ini sudah sangat realistis. Bahkan, bisa jadi masih kurang karena potensi untuk IPO di bursa Indonesia sangat besar. Apalagi jika melihat peluang yang ada di berbagai papan bursa,” ujar Wahyu kepada Kabarbursa.com, Rabu, 13 November 2024.
Wahyu menambahkan, penting bagi perusahaan untuk melakukan IPO karena hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk Bursa Efek Indonesia dan masyarakat secara umum.
“Semakin banyak perusahaan yang go public, semakin bagus untuk bursa, karena membuka peluang lebih besar bagi investor dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar modal,” jelas Wahyu.(*)