KABARBURSA.COM - President Director Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, mengungkapkan alasan perusahaannya menjadi penjamin emisi efek dalam initial public offering atau IPO PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI). Menurutnya, fundamental perusahaan yang solid dan prospek pertumbuhan yang kuat menjadi faktor utama.
"Fundamentalnya sangat bagus. Ini private equity besar yang masuk ke pasar modal kita, dan itu positif bagi ekonomi," ujar Oki di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Selasa, 25 Maret 2025.
Ia menegaskan bahwa nama YUPI masuk sebagai pemimpin pasar permen jelly di Indonesia dan Asia Tenggara. "Mereka market leader dengan pertumbuhan bisnis yang jelas. Fundamentalnya kuat dan kami melihat potensi besar ke depan," sambung dia.
Dalam prospektus IPO, YUPI merencanakan ekspansi besar dengan dana yang diperoleh. Oki menilai strategi ini akan memperkuat posisi YUPI di industri makanan ringan.
"Mereka punya pabrik di sini dan berencana memperluas kapasitas produksi. Dengan investor besar masuk, ekspansi YUPI akan lebih agresif, baik di Indonesia maupun global," jelasnya.
Oki juga memberikan pendapatnya mengenai pasar, Indeks Harga Saham (IHSG) yang sempat terpuruk. Apalagi YUPI melantai di tengah kondisi indeks anjlok.Terkait kondisi pasar modal pasca-Lebaran, Oki optimistis terhadap pergerakan IHSG hingga akhir tahun.
"Harga saham saat ini murah sekali dibandingkan saat pandemi. Fundamental perusahaan sudah membaik, tetapi harga saham masih tertekan oleh faktor eksternal," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya likuiditas untuk menarik investor institusi. "Likuiditas adalah kunci. Kami terus membawa perusahaan berkualitas untuk IPO, seperti YUPI," ujarnya.
Dengan suksesnya IPO YUPI dan masuknya investor asing, Oki melihat ini sebagai sentimen positif bagi pasar modal.
"Valuasinya menarik. Investor asing masuk dalam skala besar, ini dampak positif bagi pasar modal kita," ucap dia.
Perusahaan yang dikenal sebagai produsen permen kenyal tersebut melepas sebanyak 854.448.900 saham atau setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh pasca-IPO.
Harga IPO ditetapkan sebesar Rp2.390 per saham, sehingga Yupi berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,042 triliun. Dalam proses ini, perusahaan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, serta OCBC Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Direktur Utama Yupi Yohanes Teja, menyebut dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, serta mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi bisnis domestik dan internasional.
Menurut dia IPO tersebut merupakan momentum penting dalam perjalanan perusahaan untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar.
"Kami berkomitmen menghadirkan produk berkualitas yang digemari konsumen. Dengan strategi ekspansi yang terukur, kami yakin dapat memperluas jejak Yupi di pasar global, sambil mempertahankan kepemimpinan di pasar dalam negeri," ujar Yohanes dalam sambutan di Main Hall Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 25 Maret 2025.
Secara keuangan, Yupi mencatatkan laba sebesar Rp484 miliar pada September 2024, tumbuh 10 persen secara tahunan (YoY). Sejak 2021 hingga 2023, laba perusahaan meningkat rata-rata 19,6 persen per tahun, sementara pendapatan naik rata-rata 16,3 persen per tahun, dari Rp2,3 triliun pada 2021 menjadi Rp3,1 triliun di 2023.
Namun, pantauan Kabarbursa.com pada pukul 10.10 WIB saham YUPI malah mengalami penurunan 7,11 persen atau 160 poin ke level Rp2.220 per lembar saham. Manajemen juga menolak berkomentar usai acara IPO.
IPO Yupi
PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham YUPI pada Selasa, 25 Maret 2025.
Perusahaan yang dikenal sebagai produsen permen kenyal ini melepas sebanyak 854.448.900 saham atau setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh pasca-IPO.
Harga IPO ditetapkan sebesar Rp2.390 per saham, sehingga Yupi berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,042 triliun. Dalam proses ini, perusahaan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, serta OCBC Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Direktur Utama Yupi, Yohanes Teja, menyebut dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, serta mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi bisnis domestik dan internasional.
Menurut dia IPO tersebut merupakan momentum penting dalam perjalanan perusahaan untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar.
"Kami berkomitmen menghadirkan produk berkualitas yang digemari konsumen. Dengan strategi ekspansi yang terukur, kami yakin dapat memperluas jejak Yupi di pasar global, sambil mempertahankan kepemimpinan di pasar dalam negeri," ujar Yohanes dalam sambutan di Main Hall BEI, Jakarta, pada Selasa, 25 Maret 2025.
Yohanes menyebut bahwa Yupi menargetkan pertumbuhan signifikan dengan memperluas jangkauan produk untuk segmen anak-anak dan generasi muda. "Dengan jaringan distribusi yang luas, inovasi berkelanjutan, serta loyalitas pelanggan yang tinggi, kami optimistis membawa Yupi semakin kompetitif di pasar global," sambung dia.
Secara keuangan, Yupi mencatatkan laba sebesar Rp484 miliar pada September 2024, tumbuh 10 persen secara tahunan (yoy). Sejak 2021 hingga 2023, laba perusahaan meningkat rata-rata 19,6 persen per tahun, sementara pendapatan naik rata-rata 16,3 persen per tahun, dari Rp2,3 triliun pada 2021 menjadi Rp3,1 triliun di 2023.
Dengan fundamental keuangan yang kuat, perusahaan optimistis dapat terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham serta memperluas pangsa pasar global.
PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk merupakan salah satu produsen permen gummy terbesar di Asia, dengan distribusi produk ke lebih dari 40 negara. Yupi juga melayani pelanggan private label di berbagai belahan dunia, didukung oleh sertifikasi ISO dan Halal.
Melalui IPO ini, Yupi semakin memantapkan langkahnya sebagai pemain utama dalam industri permen kenyal global, sekaligus memperkuat dominasinya di pasar dalam negeri.(*)