Logo
>

Masih Ada di Zona Merah, Pengendali Borong Saham PZZA

Ditulis oleh Yunila Wati
Masih Ada di Zona Merah, Pengendali Borong Saham PZZA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan saham PT Sarimelati Kencana Tbk atau PZZA saat ini masih berada di zona merah. Mengutip data Stockbit pada Rabu, 5 Februari 2025, saham PZZA anjlok 2,47 persen dan menempatkannya di level Rp158.

    Pemberton Asian Opportunities Fund, sebagai pengendali saham, telah melakukan peningkatan kepemilikan saham pada 4 Februari 2025. Dalam transaksi tersebut, Pemberton Asian Opportunities Fund membeli 11.023.700 lembar saham atau setara dengan 0,37 persen saham PZZA dengan harga Rp159,93 per lembar.

    Sebelumnya, pada 3 Januari 2025, dana yang berbasis di Singapura dan Kepulauan Cayman tersebut telah membeli sebanyak 32.000.000 lembar saham PZZA yang setara dengan 1,06 persen saham di harga Rp113 per saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp3,616 miliar.

    Pembelian ini merupakan bagian dari strategi investasi jangka panjang yang dilakukan oleh Pemberton Asian Opportunities Fund untuk meningkatkan kepemilikan saham langsung di PZZA.

    Tak hanya itu, Pemberton Asian Opportunities Fund juga tercatat membeli saham PZZA pada 12 Desember 2024, sebanyak 40.000.000 lembar saham di harga Rp128 per saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp5,12 miliar.

    Pembelian saham-saham ini menggambarkan kepercayaan yang tinggi terhadap prospek jangka panjang dari PT Sarimelati Kencana.

    Pasca transaksi terbaru, total kepemilikan saham Pemberton Asian Opportunities Fund di PZZA meningkat menjadi 282.103.900 lembar saham, atau setara dengan 9,34 persen dari total saham perusahaan.

    Sebelumnya, kepemilikan mereka tercatat sebesar 271.080.200 lembar saham atau 8,97 persen. Hal ini menunjukkan adanya penambahan signifikan dalam kepemilikan saham oleh investor tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

    Namun, meskipun ada transaksi besar yang dilakukan oleh salah satu pemegang saham, pada perdagangan saham PZZA di pasar bursa pada 5 Februari 2025, saham perusahaan tercatat mengalami penurunan.

    Saham PZZA turun sebesar Rp4, atau melemah 2 persen menjadi Rp158 per lembar. Hal ini menunjukkan dinamika pasar yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, meskipun ada investasi baru yang masuk ke dalam saham perusahaan.

    Secara keseluruhan, PT Sarimelati Kencana Tbk. tetap menjadi perusahaan yang sangat diperhitungkan dalam industri restoran Indonesia, terutama dengan posisi kuatnya sebagai pemegang waralaba Pizza Hut di Indonesia.

    Meskipun ada fluktuasi harga saham, keberlanjutan investasi yang dilakukan oleh pihak-pihak seperti Pemberton Asian Opportunities Fund menandakan keyakinan terhadap potensi jangka panjang dan strategi ekspansi yang dimiliki oleh perusahaan ini.

    PZZA sendiri, yang didirikan pada 1987, telah tumbuh menjadi salah satu pemain utama di industri restoran Indonesia. Sebagai bagian dari Grup Sriboga sejak 2004, Pizza Hut Indonesia terus berinovasi dengan menawarkan berbagai menu yang memadukan cita rasa Italia dan Amerika, dari pizza hingga pasta yang sangat digemari oleh konsumen di tanah air.

    Ke depannya, dengan dukungan investor strategis dan eksekusi rencana bisnis yang baik, PZZA diharapkan mampu terus memperkuat posisinya di pasar restoran Indonesia.

    Asing Borong Saham PZZA

    PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), perusahaan yang dikenal sebagai pemegang merek waralaba restoran Pizza Hut di Indonesia, mengumumkan aksi korporasi yang melibatkan perubahan signifikan dalam kepemilikan saham oleh salah satu pemegang saham asing, Pemberton Asian Opportunities Fund.

    Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan PZZA Andromeda Tristanto mengatakan, Pemberton Asian Opportunities Fund, berbasis di Singapura dan Kepulauan Cayman, telah melakukan pembelian saham sebesar 32 juta lembar pada Jumat, 3 Januari 2025.

    “Transaksi tersebut dilakukan pada harga Rp113 per lembar saham dengan tujuan investasi,” kata Andromeda dalam keterangannya, Senin, 6 Januari 2025.

    Dengan tambahan pembelian ini, sambung Andromeda, jumlah saham yang dimiliki Pemberton Asian Opportunities Fund meningkat dari 210 juta saham (setara 6,95 persen) menjadi 242 juta saham, atau sekitar 8,01 persen dari total saham yang beredar.

    Di samping itu, langkah ini mencerminkan keyakinan Pemberton Asian Opportunities Fund terhadap prospek bisnis Sarimelati Kencana, terutama di tengah persaingan ketat di sektor ritel makanan dan minuman. Investasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pertumbuhan strategis PZZA dalam pengembangan usaha, termasuk potensi ekspansi jaringan restoran dan penguatan inovasi layanan.

    “Status kepemilikan saham oleh Pemberton adalah langsung dan tidak memengaruhi status pengendalian perusahaan, di mana Pemberton tetap berstatus sebagai pemegang saham non-pengendali,” terang Andromeda.

    Pendapatan dan Laba PZZA

    Per 30 September 2024, PZZA mencatatkan kerugian sebesar Rp96,71 miliar, yang mengalami peningkatan signifikan sebesar 148 persen dibandingkan kerugian sebesar Rp38,95 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menyebabkan kerugian per saham dasar dan dilusian meningkat menjadi Rp32,18, dibandingkan dengan Rp12,96 pada tahun sebelumnya.

    Pendapatan perusahaan tercatat menurun, dengan penjualan bersih mencapai Rp2,03 triliun, turun 26 persen dari Rp2,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban pokok penjualan juga turun menjadi Rp638,93 miliar dari sebelumnya Rp927,88 miliar, sehingga laba kotor tercatat Rp1,39 triliun, berkurang dibandingkan Rp1,82 triliun pada tahun lalu.

    Beban penjualan PZZA tercatat sebesar Rp1,37 triliun, turun dari Rp1,67 triliun. Beban umum dan administrasi juga mengalami penurunan menjadi Rp146,73 miliar dari sebelumnya Rp158,47 miliar. Pendapatan operasi lainnya meningkat menjadi Rp40,52 miliar, naik dari Rp15,80 miliar, sementara beban operasi lainnya turun menjadi Rp3,74 miliar dibandingkan Rp6,8 miliar tahun lalu.

    Rugi operasi meningkat tajam menjadi Rp82,4 miliar, dibandingkan dengan Rp4,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bunga mengalami penurunan menjadi Rp349,29 juta dari Rp453,1 juta, sementara beban bunga dan keuangan juga menurun menjadi Rp41,2 miliar dari Rp44,48 miliar. Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan meningkat menjadi Rp123,26 miliar, dibandingkan dengan Rp48,26 miliar pada tahun sebelumnya.

    Secara keseluruhan, total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp979,56 miliar, menurun dari Rp1,07 triliun pada akhir tahun lalu. Total liabilitas tercatat sebesar Rp1,18 triliun, turun dari Rp1,27 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Total aset PZZA juga tercatat menurun menjadi Rp2,16 triliun, dibandingkan dengan Rp2,34 triliun pada akhir tahun lalu.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79